𝅦 ׅ BUBAR

3.2K 140 6
                                    

Hai!

—0o0—

"Kenapa macet?" Tanya Kelvin bingung biasanya jalan ini tidak semacet sekarang

"Di depan terjadi kecelakaan pak" Ucap supir memberitahu keadaannya

"Tumben sekali" Ucap Kelvin

"Pertigaan depan berhenti aja pak, saya jalan aja udah lumayan deket ini" Lanjut Kelvin

"Baik pak" Balas supir nya itu lalu memberhentikan mobilnya di pertigaan jalan di depan

"Sudah sampai pak" Ucap supir tersebut membuat Kelvin mengangguk dan turun dari mobilnya serta sedikit berlari ke arah sekolah yang cukup elit

"Pakk ini udah pada bubar?" Tanya Kelvin pada sang satpam sekolah anaknya

"Eh Pak Kelvin ini teh udah bubar dari setengah jam yang lalu" Balas satpam itu

"Udah bubar dari setengah jam lalu?!" Tanya Kelvin kaget saat mendengar itu

"Iya pak coba aja bapak cek dulu ke dalam barang kali masih ada yang bapak cari" Saran satpam itu membuat Kelvin yang tadi lemas langsung mengangguk dan berlari ke arah dalam

"Loh Pak Kelvin?!" Ucap kaget wali kelas Al dan El saat melihat Kelvin yang merupakan salah satu donatur juga di sekolah ini

"Bu tadi Al dan El datang?" Tanya Kelvin

"Datang Pak bersama Ibu Celsi baru saja keluar dari gerbang selatan bersama Nyonya dari ibu Bagas" Balasnya membuat Kelvin berlari cepat menuju arah Selatan

"Celsi!" Panggil Kelvin saat melihat Celsi dari jauh yang ingin memasuki mobil Meli mamahnya dari Bagas

"Loh Pak Kelvin? Kok bisa disini?" Tanya Meli kaget

"Gausah di tanggapin Bu jalan aja kalo menyumbat gausah hiraukan dia" Balas Celsi

"Lagi ada masalah ya?" Tanya Merli hati hati membuat Celsi tersenyum canggung saja

"Mom ayo jalan ada apa emang?" Tanya El yang keluar lagi dari dalam mobil

"Loh ada daddy?" Tanya kaget El melihat ada daddy nya disini

"El pulang yu kerumah" Ucap Kelvin

"Pulang kemana? Kan aku juga pulang ke rumah ini dad" Balas El polos

"Pulang ke rumah daddy jangan ke rumah omah" Ucap Kelvin membuat El menatap mommynya yaitu Celsi

"Aku terserah mommy aja" Balas El membuat Celsi tersenyum paksa ga mungkin kan dia nolak

"Yaudah panggil Abang kamu gih" Ucap Celsi

"Bu saya ga jadi bareng yah makasih tumpangan nya loh jadi menghambat waktu ibu nih" Ucap Celsi tidak enak hati

"Hahaha gapapa Cel santai ajalah" Balas Meli membuat Celsi tersenyum lebar

"Yuk Mom" Ajak El yang sudah datang bersama Al

"Ayuk" Ajak Kelvin yang tadi menelpon bawahannya untuk membawakan kendaran untuk dia

"Masuk Al, Masuk El mommy kalian biar duduk di depan" Ucap Kelvin yang dengan nada tidak terbantahkan

"Kali ini gausah melawan Al" Tegur Kelvin tegas membuat Al yang ingin protes menjadi diam akhirnya

"Masuk Cel" Ucap Kelvin membuat Celsi pasrah saja

"Amor dimana?" Tanya Kelvin dengan nada datar

"Rumah mamah kamu" Balas Celsi membuat Kelvin mengangguk

"Mau bawa Amor dulu jadi kita kesana?" Tanya Kelvin membuat Celsi mengangguk cepat

"Iyah kesana dulu sekalian beresin perlengkapan yang ketinggalan disana" Balas Celsi tanpa memperhatikan arah Kelvin membuat sang empu merasa di acuhkan

"Tatap orangnya kalo kamu bicara Celsi!" Ucap Kelvin tegas

"Hei!" Panggil Kelvin sambil memutar tengkuk Celsi agar menghadap kepadanya

"Ck apaaaa" Ucap Celsi kesal

"Kenapa? Masi marah?" Tanya Kelvin membuat Celsi menggeleng untuk apa dia marah

"Dad jangan ganggu mommy nanti mommy gamood" Tegur El membuat Kelvin menengok kebelakang melihat Al dan El yang sibuk dengan handphone nya masing masing

"Emang iya kamu badmood?" Tanya Kelvin pada Celsi sambil mengelus rambut Celsi sayang membuat sang empu berdecak

"Enggak udah jalan aja Om" Balas Celsi acuh membuat Kelvin tersenyum senang

"Jemput Amor dulu ya" Ucap Kelvih membuat Celsi mengangguk

—0o0—

"Dah sampai turun gak?" Tanya Kelvin pada Celsi

"Ya turun lah kan mau bawa Amor" Ucap Celsi sewot

"Aduh gemesin banget kalo kesel" Rayu Kelvin membuat Celsi diam saja dan jalan dengan cuek

"Al? EL? Disini atau mau turun?" Tanya Kelvin membuat kedua anak laki-laki itu menengok bersamaan

"Turun aja lah laper juga" Ucap Al di angguki dan di ikuti oleh sang adiknya El

"Ayo El" Ajak Al

Melihat Kelvin hanya diam berdiri saja membuat Al gemas dan menyadarkan nya

"Dad ayolah masuk ngapain bengong doang di situ?" Tanya Al membuat Kelvin terlonjak kaget

"Kamu ngangetin banget" Ucap Kelvin sembari mengelus dada nya sabar

"Dih siapa yang ngangetin orang cuman manggil aja sama nanya mau masuk apa engga" Ucap Al sewot

"Yaudah iya salah, masuk ajalah ayo" Ucap Kelvin yang sebenernya sedikit takut lebih lagi jika bertemu dengan Ibu nya di dalam

Ceklek...

"Kok sepi?" Gumam Kelvin sembari bertanya dengan pelan namun tampaknya El mendengar gumaman nya

"Oma pergi sama Opa katanya ada kerjaan" Ucap El membuat Kelvin mengangguk tumben sekali Ibu nya itu

"Yaudah daddy ke kamar mandi dulu kalian minta aja makan sama bibi" Ucap Kelvin sambil melangkah menaiki tangga

"Ngapain naik tangga dad? kan bisa kamar mandi bawah?" Tanya Al membuat Kelvin gelagapan di buatnya

"Bang Al udah lah biarin aja daddy mau ngapain ayo aku udah laper tau" Ucap El membuat Al mengangguk dan berjalan ke arah meja makan membuat Kelvin tersenyum kemenangan

Kelvin berjalan ke arah kamar yang tadi dia lihat Celsi memasuki kamar itu

"Cel" Panggil Kelvin saat memasuki ruang kamar itu

Ceklek

Boom, Celsi keluar dengan hanya menggunakan handuk membuat sesuatu di bawah Kelvin menegang dengan sempurna

"OM! KENAPA GA KETUK DULU PAS MASUK!" Triak Celsi saat mendapati ada seseorang di kamarnya ini

"Saya gatau kalau kamu lagi mandi" Ucap Kelvin membela dirinya

"Yaudah sekarang keluar sana" Ucap Celsi sembari mengusir membuat Kelvin hanya diam dengan memandang lekukan-lekukan tubuh Celsi

"Om jangan mesum!" Periangat Celsi pada Kelvin membuat Kelvin diam saja tanpa sadar ada rasa gejolak di hatinya menginginkan Celsi dengan gerakan cepat Kelvin maju di depan Celsi dan menarik tengkuk gadis itu dan menahannya ke depan

Dengan gerakan tidak terduga oleh Celsi dan siapapun Kelvin mencium bibir Celsi ganas seakan-akan takut jika besok tidak akan menemukannya lagi membuat Celsi terpengarah

"Shhhh...sahhh kithh" Ucap Celsi di sertai nyeri

"Lephh asssh" Ucap Celsi sambil mencoba melepaskan ciuman yang Kelvin berikan nafasnya habis

LUKSEMBURGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang