Peringatan ⚠️
•Cerita berikut mengandung kekerasan di beberapa part.
•Tidak disarankan untuk usia 17 tahun kebawah!!!
•Mengandung unsur 17+
•Ngeyel? Tanggung sendiri dosannya!!•
•
•
•
•Happy reading 😊
•
•
•
•
•
•Pagi yang cerah menyapa seorang ibu yang kini berbadan dua. Dengan senyum merekah ibu itu bangkit dari tidurnya dan sesegera mungkin membersihkan kamar kemudian menuju ke kamar mandi.
"Hari ini mama sama papa Dateng, bisa-bisanya aku lupa" dengan terburu-buru ia menuju ke toilet untuk segera mandi.
Tak butuh waktu lama bagi Adistia untuk menyelesaikan mandinya. Dengan hati senang ia segera menyiapkan hidangan untuk mertuanya."Apa mas Deva sibuk banget ya sampe lupa gak ngabarin dari kemarin" monolognya sembari memasak makanan.
Rasa kesal jelas ada di dalam hati Adistia. Seharusnya suaminya itu mengabarinya.
"Astaghfirullah, gak boleh Adistia gak boleh! Mas Devwa Mungin sibuk sama urusannya, kamu gak boleh suudzon"
"Suudzon apa Sayang?"
"Astaghfirullah!!" Dengan spontan Adistia menoleh ke sampingnya. "Astaga mama, Adis kaget" Miranda terkekeh melihat menantunya mendumel seperti itu. Namun Adistia memang menantu yang baik, ia takkan menjelekkan siapapun didepan siapapun dan itu membuatnya merasa bangga mendapatkan menantu bak bidadari sepertinya.
Jangan salah, rumah milik Deva dan Adistia memang memiliki 4 kunci cadangan. Satu dibawa Adistia,satu dibawa Deva dan dua lainnya dibawa orang tua masing-masing dari mereka. Alasannya agar ketika mereka berkunjung ke rumah tanpa memberi kabar,tidak akan repot nantinya jika tak ada Dewa atau Adistia dirumah.
"Mulutnya ngedumel terus,kenapa?" Setelah bersalaman mereka kini menuju ke ruang makan dengan Miranda dan Adistia masing-masing membawa masakan Adistia tadi.
"Mas Deva belum kabarin aku mah" Miranda tersenyum mengangguk begitupula Beno Mahardika-papa Dewa.
"Mungkin sibuk nak" Adistia mengangguk mendengar ayah mertuanya.
"Oh iya,gimana cucu mama? Mama seneng banget kamu udah hamil. Gak nyangka ya pah, ngisinya cepet banget" Beno setuju dengan ucapan istrinya. Ia tak menyangka Deva akan memberikan keturunan secepat ini.
"Alhamdulillah baik ma pa, Adis juga kaget tau pas dibilang hamil. Gak nyangka cepet banget. Pas waktu itu Adis takut waktu tau positif,tapi Alhamdulillah mas Deva nasehatin Adis kalo bener Adis positif itu anugerah dari Allah" Miranda menangis haru mendengar ungkapan Adistia tentang putranya.
"Semoga Deva bisa bimbing kamu terus ya nak" Adistia mengangguk dan kedua orang itu berpelukan melepas tangis.
•••••••••
"Semua anggaran yang telah Anda tentukan untuk pembangunan gedung disebelah timur sudah terealisasi kan. Kita akan membutuhkan setidaknya 300 pekerja Mr.D" Andreas mengangguk mendengar semua pendapat karyawannya."Bagaimana masalah di luar kota?" Tanya Andreas dengan sengaja.
Jean memperhatikan apa yang akan dikatakan presiden direktur itu. Semoga saja takkan membuat seorang Andreas McNiel murka.
"Semua masalah hampir selesai tuan, manager yang anda tugaskan sudah mengurus hampir 60% permasalahan dan mungkin tiga atau satu Minggu kedepan, ia akan pulang." Jelas penjelasan barusan bukannya menambah mood Andreas tapi malah membuat nya ingin memecat direktur itu sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAS McNEIL
RomanceKisah dimana seorang wanita yang harus mempertahankan pernikahannya atau bahkan dipaksa menerima kehadiran seorang lelaki yang entah berantah dari mana,malah menghancurkan segala yang ada di hidupnya. Harta,benda,nyawa. Semua lelaki itu renggut dar...