Peringatan ⚠️
•Cerita berikut mengandung kekerasan di beberapa part.
•Tidak disarankan untuk usia 17 tahun kebawah!!!
•Mengandung unsur 17+
•Ngeyel? Tanggung sendiri dosannya!!•
•
•
•
•Happy reading 😊
•
•
•
•
•
•Malam pun tiba. Andreas bersama dengan Jean kini sudah tiba di mansion pribadi Andreas pukul delapan malam.
Lelaki itu berjalan dengan gagah melewati beberapa pelayan yang berbaris menyambutnya diikuti Jean di belakang nya.
Pandangan Andreas jatuh pada dua orang kepercayaannya yang berada di ujung barisan para pelayan itu,siapa lagi jika bukan June dan Resta.
"Dimana wanitaku?" Tanya nya saat sampai di depan kedua orang itu.
"Maaf Mr. Nyonya Stela berada di kamarnya sejak tadi pagi" jawab Resta dengan tunduk.
Jawaban itu membuat Andreas meliriknya sedikit dan Andreas hanya melihat kepala Resta sebab wanita itu kini menunduk dengan hormat padanya.
"Seharian" ulang Andreas yang diangguki Resta. Lelaki itu kemudian berjalan ke arah singel sofa yang ada di ruang tamu miliknya. Menyilangkan satu kaki di atas kaki yang lainnya menggambarkan bertapa berkuasanya lelaki itu.
"Bawa dia kemari!" Titahnya sembari menatap Hana dan Resta bergantian "jika ia tetap tidak mau, seret saja"
Resta mengangguk patuh sementara Hana kini menoleh khawatir pada wanita paruh baya yang menjadi kepala pelayan disini. Wanita paruh baya itu mengangguk pelan seakan menyuruh Hana untuk segera melaksanakan tugas dari tuan mereka sebelum Andreas berlaku kasar lagi pada wanita itu.
Hana berjalan di belakang Resta dan mereka pun menaiki tangga guna sampai di kamar utama mansion ini.
Sesampainya di kamar besar itu, Hana melihat Stela masih dalam posisi yang sama seperti saat ia meninggalkannya tadi sore setelah ia dan wanita paruh baya tadi memandikan Stela. Wanita itu duduk di bangku yang menghap langsung pada pemandangan luar yang asri di tumbuhi pepohonan.
"Nyonya, Mr.D memanggil anda" Resta mencoba untuk mengakrabkan diri dengan wanita keras kepala itu sudah berulang kali namun apa yang ia dapat? Wanita itu takkan menjawab apapun yang ia katakan kecuali yang berkata itu gadis di belakangnya ini dan kepala pelayan di mansion ini.
Resta bergerak menuntun Stela agar berdiri, namun wanita itu menatapnya penuh permusuhan. Mungkin masih marah akibat tadi ia menjelek-jelekkan Hana beserta kepala pelayan dihadapan Stela.
"Saya bantu" sahut Hana yang peka jika Stela sedikit risih dengan Resta.
Ketiganya menuruni anak tangga dengan perlahan, sebenarnya Stela tidak ingin kemanapun namun ia khawatir jika ia tak menuruti keinginan laki-laki iblis itu, maka janinnya yang jadi taruhannya.
Setelah menempuh hampir 5 menit berjalan dari kamar ke ruang tamu,akhirnya Stela didudukan di sofa yang berada di samping kiri Andreas.
Stela hanya diam memperhatikan semua pelayan berdiri berbaris disana. Ada apa memang?.
Tangan Andreas ter angkat mengisyaratkan semua yang ada di sana untuk pergi dan ini tinggal menyisakan Andreas dan Stela.
"Apa yang kau lakukan hari ini?" Tanya nya menatap wajah Stela yang kini menatap kosong ke arah dapur. Mata itu seperti meminta pertolongan pada siapapun yang ia lihat.
"Stela" dengan sedikit takut,Stela menatap wajah Andreas yang kini menatapnya.
"Tidak ada"
Andreas mengangguk sekali. Ia kemudian menyuruh Stela untuk datang padanya dengan lembut,namun memang dasarnya wanitanya ini keras kepala maka perintah Andreas tak langsung dituruti. "Aku bilang kemari!" Dengan sedikit meninggikan suaranya, Andreas dapat sedikit tersenyum tipis saat Stela berjalan ke arahnya dengan tubuh bergetar takut.
Dengan sekali tarikan, tubuh Stela kini berada di pangkuan Andreas dan dapat Andreas rasakan tubuh kecil itu bergerak tak nyaman di pangkuannya.
"Aku merindukanmu" bisik nya sembari mengendus leher Stela dengan nafsu.
"J-jangan"
Andreas menghentikan cumbuannya saat mendapat penolakan dari Stela. Tangan yang semula berada di pinggang Stela kini mencengkram pipi wanita itu,memaksanya menatap mata tajam Andreas.
"Apa kamu bilang?" Desis nya membuat air mata Stela lolos begitu saja.
"J-janin nya....a-akan berbahaya jika....j-jika kita melakukannya"
Andreas menyeringai mendengar ucapan wanita itu. Apa pedulinya? Lagipula janin itu bukan darah dagingnya.
"Apa peduliku?" Stela seakan kalah telak saat Andreas melanjutkan cumbuannya.
Tak berlangsung lama, sepertinya Dewi Fortuna kini berpihak padanya. Para pengawal disana tiba-tiba berbaris entah sebab apa. Dari tempatnya, Stela dapat melihat sesosok pria paruh baya yang memiliki wajah mirip dengan lelaki yang kini memangkunya,mungkin hanya berbeda sedikit karena adanya perbedaan umur antara keduanya.
Stela menoleh ke arah lelaki yang memangkunya disaat ia merasakan helaan napas dari lelaki itu.
"Sepertinya papa datang di waktu kurang tepat" kekeh pria paruh baya itu.
Stela terkejut mendengarnya, ternyata pria itu ayah dari lelaki yang memperkosanya. Dengan cepat Stela memberontak di pangkuan Andreas namun lelaki itu mengeratkan pelukannya.
"Diam" desisnya menatap tajam ke arah Stela. "Kenapa papa kesini?"
Lucifer hanya diam sembari memandang remeh kepada Stela. Helaan napas lagi-lagi terdengar dari mulut Andreas. Ia tau papanya ini ingin membicarakan sesuatu yang penting.
"Tunggulah disini. Aku akan ke ruang kerjaku sebentar" ucap Andreas mengalihkan perhatian nya pada Stela.
Dengan lembut ia menurunkan Stela dari pangkuannya dan mengintruksi papanya untuk pergi terlebih dahulu ke ruangannya.
"Kau selamat hari Ini,tapi jangan harap lain waktu milikmu itu aman" setelahnya Andreas pun meninggalkan Stela di ruang tamu dengan di temani Hana dan Resta.
Sepasang kaki gagah itu membawa Andreas ke lantai dua di ruangan paling pojok yang memang menjadi tempat kerjanya.
Baru saja ia membuka pintu, melihat papanya memandang piala-piala yang ada di lemari kaca yang ia dapatkan semasa sekolah dulu.
"Kapan?"
"Belum saat nya" hanya itu yang bisa Andreas ucapkan. Ia sebenarnya mau melenyapkan janin itu,tapi melihat kondisi Stela sekarang susah untuk melenyapkan janin itu. Psikis Stela dipertaruhkan disini.
Andreas tak masalah jika tak memiliki anak,ia hanya butuh Stela untuk ada di sampingnya tapi papanya sangat membutuhkan penerus McNEIL selanjutnya. Pria itu akan melakukan segala cara demi lahirnya cucu berdarah murni McNEIL.
"Ingat Andreas, jika kamu menunda-nunda papa akan memanggil Ares untuk melenyapkan janin itu" kini Lucifer memandang penuh permusuhan pada Andreas. "Bahkan papa bisa melenyapkan nya sendiri."
"Beri aku waktu. Aku sendiri yang akan melenyapkannya" Andreas tahu ini bukan masalah sepele namun jika ia menunda lagi dan lagi maka Ares bisa saja bukan hanya melenyapkan janin itu melainkan ia juga bisa melenyapkan Stela.
"Satu Minggu" setelahnya Lucifer langsung pergi dari sana dengan angkuhnya.
Jangan dipikir bahwa Lucifer itu baik pada Stela karena Andreas mencintainya. Ia baik pada Stela sebab wanita itu adalah keturunan dari keluarga yang terang untuk melahirkan keturunan McNEIL. Ia sadar kehidupan McNEIL sangat gelap maka dari itu,setidaknya cucunya memiliki ibu dari keluarga yang sudah dipastikan baik hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAS McNEIL
RomanceKisah dimana seorang wanita yang harus mempertahankan pernikahannya atau bahkan dipaksa menerima kehadiran seorang lelaki yang entah berantah dari mana,malah menghancurkan segala yang ada di hidupnya. Harta,benda,nyawa. Semua lelaki itu renggut dar...