END

698 64 2
                                    

Akhirnya jam 4 kedua mobil baru bisa membelah jalanan.

Mobil Jimin yang didepan. Dia yang sebagai penunjuk jalan.

"Gila sih, mereka mau berangkat aja harus main dulu. Sinting" komentar Jimin pas tadi sebelum berangkat dia sempat ngeliat leher Jungkook yang memiliki beberapa bercak kemerahan.

Chaeyoung yang duduk disebelahnya sambil ngebuka bungkus cemilannya, ngelirik Jimin sekilas.

"Kalo iri bilang aja" balas Chaeyoung.

"Hahhh ngga tuh"

Jimin kemudian ngelirik Chaeyoung, "Tapi kalo kamu mau nanti malem ya nggapapa"

"Dih"

Jimin terkekeh pelan.

Chaeyoung kemudian memilih mengambil tas gendong Jimin yang berada di kursi penumpang. Mengecek.

Dan kemudian mengambil sesuatu.

Obat Jimin. Dari psikiater-nya.

"Kenapa diambil?" tanya Jimin.

Chaeyoung memindahkan obat Jimin kedalam tasnya, "Kamu suka lupa. Ntar obatnya malah ilang pas kamu bongkar isi tas"

Jimin diam. Menurut saja.

Setelah semuanya tertata, Chaeyoung membenarkan posisi duduknya. Lebih tepatnya sedikit miring kearah Jimin. Menyandarkan kepalanya ke jendela mobil.

Chaeyoung tersenyum tipis.

Dia ngga nyangka bisa sampai dititik ini sama Jimin. Yang awalnya Chaeyoung menganggap hubungannya sama Jimin sekedar hubungan cinta monyet semata.

"Sayang, jangan gitu duduknya. Nanti kepalanya sakit" kata Jimin saat ngeliat cara duduk Chaeyoung.

"Kita nginepnya berapa hari disana?" tanya Chaeyoung balik dan mengacuhkan peringatan Jimin.

"Minggu sore pulang. Kan senin sekolah" balas Jimin.

Chaeyoung mengangguk.

.

.

.

Di mobil satunya.

Keadaan jauh berbeda.

Dengan terbukti sekarang penghuni mobil kedua ini tengah heboh saling mengangguk-anggukan kepalanya heboh.

"Bang Bang Bang!!!!" seru keduanya bersama.

Karoaoke bersama didalam mobil ternyata seasik itu.

Lisa yang awalnya ngantuk dan mau tidur tapi ngga dibolehin Jungkook. Katanya ntar Jungkook ikutan ngantuk kalau nyetir ngga ada teman.

Jadilah Lisa memilih menyetel musik dengan beat keras. Membangkitkan gairah.

"Hei! Hei! Put your hands up!"

"Yoooo singing with me yeahh!"

Suara Jungkook dan Lisa saling bersahutan. Keduanya bahkan mulai berkeringat.

Sampai,

"Ehh Jung, Jungg!!"

Jungkook noleh dengan cepat, "Apaan?"

Lisa mencengkeram lengan Jungkook, "Kebelet pipis"

Jungkook langsung mandang datar kearah Lisa.

"Tahan aja. Udah mau sampai nih"

"Tapi kebeletttt"

Jungkook berpikir keras. Jungkook harus menggunakan kesempatan ini untuk melakukan sesuatu agar tidak dirugikan karena sudah direpotkan oleh pacarnya.

Crazy in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang