21

38 1 0
                                    

Pukul tujuh lewat sepuluh menit semuanya telah berkumpul di cafe dekat rumah Nara. Sebenarnya mereka janji untuk bertemu sore, tapi karena hujan, jadi mereka baru bisa berkumpul sekarang.

Beberapa menit telah berlalu dan Nara, Vano, serta Genan masih saja sibuk dengan game di ponsel mereka seraya menunggu cemilan dan minuman tiba.

"Van, bantu Van!" tegas Nara. Ia terlihat serius dan kedua ibu jarinya bergerak cepat.

"Mundur, Ra," sahut Vano tak kalah serius dari Nara.

"Go," ucap Vano dan Genan bersamaan. Sedangkan Arkan, Retha, Lisa dan Venia hanya bisa memperhatikan mereka bertiga.

"Ya! Victory!" teriak Nara, Vano dan Genan bahagia. Ditambah lagi pesanan mereka tiba.

Ada beberapa macam cemilan yang mereka pesan mulai dari kentang goreng, pisang krispi, jamur krispi, dan ada juga roti bakar. Untuk minuman mereka memesan satu jenis minuman yaitu minuman favorit Nara, es cappucino dengan taburan oreo bubuk diatasnya.

"Cuaca gini enak banget makan yang panas-panas," ucap Nara lalu menyantap pisang krispi dengan toping keju yang melimpah.

"Nara kenapa nggak gabung UKM esport aja sih?" tanya Venia seraya menyantap cemilan.

"Tau nih, di ajak nggak mau dia. Katanya ribet, banyak kegiatan, sok sibuk lo," sahut Vano jujur. Sejak awal perkuliahan dia memang mengajak Nara untuk menjadi bagian dari UKM esport, tapi Nara selalu menolak.

"Eh, emang gue sibuk, kan, lo udah tau apa kesibukan gue," celetuk Nara tak mau kalah.

"Iya, sibuk ngehalu," balas Vano santai berhasil membuat Venia, Retha dan Lisa tertawa geli.

"Ih, Vano ngeselin banget sih!" Nara menatap Vano dengan tatapan andalannya. Ia sedikit memanyunkan mulutnya, itu artinya Nara sedang ngambek saat ini.

"Oh ya? Mau marah? Nggak bisa, kan?" Vano semakin membuat Nara ngambek. Ia senang sekali jika Nara telah mengeluarkan ekspresi yang menurutnya sangat lucu hingga ia ingin sekali mencubit pipi Nara.

"Nara bisa ngambek juga ternyata," ujar Lisa. Mungkin, ini adalah pertama kalinya ia melihat Nara seperti itu.

"Ngambeknya cuma sama gue." Nara menoleh lagi pada Vano. Ia menggeser kursinya agar sedikit menjauh dari sahabatnya yang cukup membuatnya kesal malam ini.

Vano mengambil ponsel dari saku jeans lalu membuka ruang chat.

Ting!

Nara meraih ponselnya. Ia membaca pesan dari Vano dan meliriknya sejenak sebelum membalas pesan itu.

Devano

|Lo lucu banget kalo lagi ngambek
|Pengen gue cubit pipinya
|Hihi

Iihhhh, lo belum pernah liat singa ngamuk ya?|
Mau gue tunjukin nggak?|

|Pernah
|Singa cantik ngamuk, tetep aja cantik

Ih, Vano ngeselin banget sih!!!!! |
Au ah!! |
Kesel gue|

Nara memasukan ponselnya ke dalam tas. Ia beranjak dari kursi dan berkata, "gue pulang duluan ya, bye."

Semuanya kaget termasuk Vano. Ia memandangi punggung Nara yang mulai menjauh lalu mengejarnya. Ketika yang lainnya hendak ikut mengejar, tiba-tiba Retha mendapatkan pesan dari Nara. Nara bilang jika ia hanya ingin ke toilet sebentar. Ia hanya mengerjai Vano dengan mengatakan akan pulang.

"Nara!" panggil Vano. Ia mempercepat langkahnya.

"Kenapa sih?" tanya Nara ketika Vano berhasil menyusulnya dan berdiri di hadapannya. "Mau ikut?"

ARKANARA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang