Lima

124 18 2
                                    

Setelah tugas kelompok mereka selesai, semuanya sepakat malam ini untuk movie marathon. Sialnya Lingga, Raga, juga Vigo memilih menonton film horor dibanding nonton film romantis. Tentunya, Anggi dan Laura menolak tapi mereka kalah suara. Tiga lawan dua tentunya kalah. Ketiga cowok itu bahkan bersorak menang.

"Fix, lo bertiga nyebelin," sungut Anggi. Cewek itu rasanya ingin mencakar wajah Raga yang mengejeknya.

Raga tersenyum dan berkata, "Bilang aja takut."

"Raganjing, lo mau gue bunuh?" tanya Anggi mengancam.

Bukannya takut, Raga malah tertawa melihat wajah Anggi yang memerah. Sudah sangat jelas bukan kalau Anggi takut menit film horor? Tadi saja cewek itu yang paling berkeras untuk menonton film romantis dibandingkan horor.

"Udah, diem, udah mulai nih," tegur Lingga mulai fokus pada layar TV di depan.

Namun, Raga sama sekali tak menonton, melainkan terus memandangi Anggi tanpa bosan. Sadar kalau dia terus dipandang Raga, Anggi pun berdecak kesal.

"Awas mata lo bintitan liatin gue mulu," ucap Anggi dengan mata yang masih fokus pada TV.

"Kepedean," balas Raga seraya tersenyum lebar. Walau begitu, cowok itu masih tetap melihat Anggi.

"Gue gak bakal suka sama lo, jadi jangan berharap."

"Dih, kepedean banget lo."

Raga tertawa dan sukses membuat Laura, Lingga dan Vigo kesal. Lingga pun menatap Raga sengit dan berkata, "Lo berdua kalau cuma ngobrol mending ke sana. Ganggu."

Kesal karena ditegur Lingga, Anggi menendang kaki Raga agar cowok itu berhenti melihatnya.

"Gue colok mata lo kalau masih liatin gue," ancam Anggi.

Pada akhirnya, Raga berhenti menatap Anggi, tapi masih tetap tersenyum. Sekitar setengah jam film berlalu, ketiga orang yang tadi fokus menonton sudah tidur tanpa menunggu film selesai, mungkin karena hari telah larut. Sedangkan Anggi dan Raga masih terjaga. Anggi melihat kanan kirinya, melihat Laura yang kini tidur terlentang di sofa, Lingga yang tidur di lantai dengan beralaskan karpet beludru, dan Vigo yang menjadikan meja sebagai bantalan.

Kenapa mereka semua tertidur? Belum lagi konflik film sudah masuk ke intinya, dan pastinya akan banyak hantu yang datang secara tiba-tiba mengangetkan penonton. Anggi menekuk lututnya untuk dipeluk, hal itu dia gunakan untuk menutup wajahnya jika hantu tiba-tiba datang.

"Gak, hantunya belum datang. Hantunya belum datang," gumam Anggi mencoba untuk berpikir negatif.

Mendengar gumaman Anggi yang ketakutan, Raga menoleh ke samping, melihat Anggi yang terlihat benar-benar ketakutan. Cowok itu mendekati Anggi, kemudian tangannya bergerak melingkari bahu Anggi dan menutup mata Anggi.

Raga lalu berbisik pelan nan lembut, "Tenang, ada gue. Jangan takut."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Plot Twist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang