VOTE SEBELUM MEMBACA!
"Ih kamu kok lucu sekali!"
Karena gemas dengan bayi yang ada di hadapannya akhirnya Laviola mencubit pipi Leonore yang menurutnya 'pelan', tetapi nyatanya Leonore menangis seketika dibuatnya. Xavier terlambat menahan tangan Laviola, dia melepaskan tangan Laviola dari pipi Leonore dengan pelan agar Laviola tidak marah padanya. Saking gemasnya sampai membuat Laviola tak bisa menahan diri.
"Sweetheart, tidak boleh seperti itu. Kasihan adik bayinya," nasihat Xavier, dia berusaha untuk berbicara penuh kelembutan karena sejak pagi perasaan Laviola lebih sensitif.
Pria dewasa itu menggendong Leonore dikarenakan tangisnya tidak kunjung berhenti meski telah diberikan usapan di punggungnya beberapa menit. Perasaan cemburu muncul pada hati Laviola di kala dirinya memperhatikan Xavier yang terlihat sangat menyayangi Leonore, tetapi dia tepis karena tidak pantas merasa cemburu pada bayi kecil itu. Akankah seperti itu rasanya jika dirinya memiliki seorang adik? Kasih sayang yang seharusnya semua terlimpah untuknya harus terbagi kepada orang lain, Laviola tidak ingin hal itu terjadi!
"Maafkan aku ya adik bayi. Habisnya kamu menggemaskan jadi aku tidak tahan untuk tidak mencubit pipimu," ungkap Laviola ketika Xavier sudah duduk kembali di sampingnya setelah berhasil menenangkan Leonore. Bayi kecil itu berada di pangkuan Xavier karena tentu saja Xavier tidak akan mengijinkan Laviola untuk memangkunya, takut terjadi hal buruk yang tidak diinginkan.
"Jangan diulangi lagi ya,"
Saat ini semua orang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Gracia dan Kyra sedang memasak di dapur untuk makan siang nanti dengan dibantu para pelayan. Sedangkan Antonio berada di ruangan lain sedang menghadiri rapat virtual dan Leonardo tidak tahu pergi ke mana karena dari pagi dirinya tidak memunculkan diri. Hanya Xavier yang dapat menemani Laviola, dia menyempatkan diri karena sedari pagi gadis itu dalam suasana yang buruk.
Sesuai dengan keinginannya semalam, Laviola menagih janji untuk bermain bersama Leonore siang ini setelah dirinya menghabiskan waktu bermain di pantai. Dan tentunya Xavier yang menemaninya, sesuai dengan apa yang gadis itu inginkan. Untuk bermain bersama Leonore pun dirinya yang diminta langsung untuk menemaninya. Padahal ada Gracia yang siap menemani anaknya itu, tetapi sepertinya hari ini Xavier akan lebih memiliki banyak waktu untuk Laviola.
"Kamu suka banget ya sama anak kecil?"
Xavier bertanya kepada Laviola, ini pertama kalinya dia melihat Laviola antusias bermain dengan anak kecil. Selama belasan tahun hanya ada Laviola di mansion dan dirinya tidak pernah mengajak Laviola untuk berinteraksi bersama anak kecil. Dan ketika melihat bagaimana gadis cantik itu bermain bersama Leonore seolah menemukan teman baru, dia dengan lihai mengajak Leonore berbicara yang dibalas oleh celotehan lucu Leonore.
"Iya Laviola suka sekali apalagi kalau masih bayi. Dia lucu ya Papi?"
"Kalau Papi dan Mami memiliki satu anak lagi, menurut kamu bagaimana? Sepertinya mansion akan menjadi ramai dan kamu jadi ada temannya juga,"
Xavier menunjukkan raut wajah seriusnya, dia ingin mengetahui respon Laviola ketika diberikan pertanyaan itu untuk kali ini. Dan Laviola yang mendengar pertanyaan itu langsung menatap ke arah Xavier dengan mata yang sudah berlinang air mata, dia menahannya untuk tidak menangis di hadapan Xavier. Suasana hatinya yang tadinya perlahan membaik, kini justru kembali memburuk.
"Ka–kalau hal itu bisa membuat Papi sama Mami bahagia kenapa tidak? Lagi pula itu hak kalian dan Laviola tidak punya kuasa untuk melarang atau apa pun itu" jawabnya dengan suara tercekat karena menahan tangis, dia tidak mampu menatap wajah Xavier sehingga Laviola memalingkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revealing the Hidden
Teen FictionINI CERITA PERTAMA SAYA JADI SILAHKAN BACA JANGAN MELIHAT VOTE YANG BARU SEDIKIT, SIAPA TAHU KALIAN SUKA! OH IYA SAYA MOHON TINGGALKAN JEJAK DI SETIAP PART-NYA YA! HAPPY READING! ...