6

10.4K 1K 26
                                        

VOTE SEBELUM MEMBACA!

Seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh tegap duduk di sofa menghadap ke sebuah ranjang di mana terdapat seorang gadis sedang tidur pulas di atasnya. Beberapa waktu memperhatikan dari jarak jauh tidak memberikan kepuasan dalam dirinya, dia beranjak menghampiri kemudian duduk tepat di samping gadis itu. Dari jarak sedekat ini, dia dapat melihat dengan jelas kecantikan gadis itu. Tak ingin melewatkan kesempatan, tangannya dia gunakan untuk membelai halus pipi gadis itu.

Laki-laki itu adalah Leonardo. Dia tidak dapat tidur dengan tenang semalaman pasalnya selalu terbangun selang beberapa menit untuk mengecek keadaan gadis yang berhasil membuatnya khawatir, Laviola. Ini pertama kalinya dia sekalut itu terhadap keadaan seseorang selain Mommynya. Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, sudah jelas bukan dari perilakunya bahwa Laviola memiliki arti penting dalam hidupnya?

Leonardo bersyukur keadaan Laviola pagi ini semakin membaik meskipun badannya masih sedikit hangat, tetapi ini sebuah lebih baik daripada tadi malam. Rasa khawatir yang melingkupi dirinya sejak malam karena demam tinggi Laviola kini perlahan memudar seiring kondisi Laviola yang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sehingga kini dirinya dapat bernapas dengan lega setelah melewatkan malam yang menegangkan.

Kehadirannya saat ini di samping Laviola untuk membangunkan gadis itu meskipun dirinya tak tega jika melakukannya, tetapi akan lebih buruk membiarkan Laviola tertidur lebih lama karena akan membuatnya melewati sarapan pagi dan jadwal minum obatnya. Ini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, jadi dia tidak mungkin membiarkan Laviola tertidur lebih lama lagi.

"Come on, wake up Baby."

Leonardo berbisik pelan dengan suara beratnya tepat di samping telinga Laviola, dia tak segan melakukan hal itu karena gadis itu tak mengetahuinya. Jika Laviola dalam keadaan sadar dia pasti akan tersipu malu mengenai bagaimana cara Leonardo dalam membangunkan dirinya. Dapat Leonardo lihat Laviola sepertinya tidak terganggu dengan apa yang dilakukannya, gadis cantik itu justru menggenggam tangannya yang digunakan untuk mengusap surainya kemudian dia memeluknya sembari tersenyum.

Perasaan asing kembali merasuki jiwa Leonardo, memberikan efek mendebarkan dengan perasaan bahagia yang tak dapat dia deskripsikan pada hatinya. Dia tak bodoh, Leonardo menyadari apa yang dirinya rasakan setiap perasaan seperti itu muncul ketika bersama Laviola. Dia juga tak dapat denial karena hal seperti ini bukanlah hal baru yang tidak dia . Perasaan mendebarkan seperti ini pernah dia rasakan beberapa tahun yang lalu sehingga sudah cukup paham dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Engh-"

Laviola melenguh ketika terusik saat Darren menarik tangannya yang sedari tadi gadis itu peluk. Perlahan Laviola membuka mata, dia memulihkan nyawanya beberapa detik sembari matanya menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menembus jendela. Dia baru tersadar terdapat kehadiran seseorang yang tidak pernah dia sangka akan ada sepagi ini di kamarnya. Apa mungkin laki-laki itu bermalam? Laviola benar-benar tak mengingat apa yang terjadi semalam.

"Good morning," sapa Leonardo yang sedari tadi berdiam diri memperhatikan Laviola.

"Morning," balas Laviola dengan suara khas bangun tidur, "Kak Leon dari kapan di kamar Laviola?" lanjut Laviola, dia bangun dari tidurnya karena tak nyaman jika Leonardo duduk, sedangkan dirinya masih berbaring. Melihat Laviola yang sedikit kesulitan, Leonardo membantunya dan tak lupa menyusun bantal agar Laviola dapat duduk sambil bersandar di bantal tersebut.

"Sejak semalam, aku bermalam untuk menjaga kamu."

Laviola menganggukkan kepalanya mendengar jawaban singkat Leonardo, tanpa ingin bertanya lebih jauh. "Boleh minta tolong bantu Laviola ke kamar mandi? Kepala Laviola masih cukup pusing," ujar Laviola pada Leonardo dengan sedikit sungkan, tetapi apa boleh buat dia tak dapat menahan buang air kecil.

Revealing the HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang