VOTE SEBELUM MEMBACA!
"Siapa yang membelikan kamu makanan seperti itu?"
Leonardo menatap tajam Laviola yang dengan santainya makan telur gulung sembari tersenyum manis ke arah camera. Terlihat dari mata Laviola yang berseri-seri menandakan bahwa saat ini dia sedang bahagia. Jika gadis itu tidak melanggar perkataannya mungkin dirinya akan turut bahagia. Namun, untuk keadaan kali ini senyum Laviola sama sekali tidak berarti baginya.
Leonardo dan Laviola sedang melakukan video call dengan perbedaan waktu kurang lebih lima jam. Di Jakarta yang merupakan tempat Laviola berada sudah pukul 14.00, sedangkan di Italia tempat yang Leonardo kunjungi saat ini baru menunjukkan pukul 09.00. Terbukti Leonardo baru saja mandi, terlihat dari layar bahwa tubuhnya masih bertelanjang dada dan tetesan air dari rambutnya.
Saat ini Laviola berada di tempat berkumpul teman-teman Leonardo yang waktu itu pernah dia kunjungi. Mereka tidak jadi pergi ke tongkrongan belakang sekolah karena mereka ada urusan di tempat ini. Laviola sebenarnya sedikit kecewa akan hal ini, tetapi dirinya tidak bisa memaksa mereka untuk tetap pergi ke sana. Dia cukup tahu diri.
Arion dan yang lainnya kini berada di ruang meeting sedang membicarakan sesuatu yang Laviola tidak ketahui itu apa. Berbeda dengan mereka, Laviola berada di ruang makan seorang diri. Meja makan yang yang ada di hadapannya membentang luas, cukup untuk puluhan orang. Dia di sini semenjak semuanya pergi ke ruang meeting karena tidak mungkin ikut ke dalam sana jika yang dibicarakannya tidak ada hubungan dengannya.
"Ini tadi Laviola beli sendiri diantar sama sahabat Kak Leon. Kenapa memangnya? Ini enak tau,"
Laviola berusaha mengabaikan tatapan tajam Leonardo, beruntungnya laki-laki itu tidak berada dalam jangkauannya karena jika itu terjadi dirinya tidak bisa berkutik. Dia mengetahui bahwa Leonardo akan marah ketika melihat dirinya makan makanan yang dibeli di pinggir jalan karena laki-laki itu pernah mewanti-wantinya waktu itu, tetapi Laviola tidak peduli dan tentunya tidak akan membuang makanan ini.
"Kenapa aku baru tahu ada makanan seenak ini!" batin Laviola berteriak bahagia, kepalanya secara tak sadar ikut bergoyang ke kanan kiri saking antusiasnya.
Saat perjalanan menuju tempat ini, melewati banyaknya pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan. Hal itu menarik perhatian Laviola yang tidak pernah jajan di tempat seperti itu karena tentu saja dia tidak akan diberikan izin. Dan sebenarnya bukan satu dua kali Laviola melewati tempat ini bersama Leonardo, bisa dikatakan cukup sering. Meskipun ada keinginan untuk membelinya, dia tidak pernah mengatakannya kepada Leonardo.
Kali ini Laviola menggunakan kesempatannya ketika Leonardo tidak ada disampingnya. Laviola meminta Arion untuk menghentikan laju motor di tempat tersebut, awalnya Arion juga melarang Laviola untuk jajan karena dia tahu kebersihan Laviola sangat terjaga dan pasti Leonardo akan memarahinya jika dikabulkan. Namun, melihat mata Laviola yang berkaca-kaca dia mengijinkan dengan terpaksa, membiarkan Laviola bahagia dengan mengabulkan keinginannya.
Sahabat Leonardo yang saat itu melihatnya di belakang, berdoa semoga Laviola tidak apa-apa karena jika terjadi hal buruk terhadap Laviola maka mereka juga akan terkena imbasnya.
"Jangan makan terlalu banyak sudah cukup satu saja! Jika ketahuan lagi nanti aku akan melaporkannya kepada Papi kamu. Kamu tahukan tegasnya Papi kamu?"
"Tapi ini Laviola udah beli banyak loh! Tuh lihat banyak banget kan? Laviola baru tahu ternyata semua makanan ini rasanya enak. Minimal kalau Laviola tidak menghabiskannya, Laviola cicipi satu-satu. Next time Laviola mau ajak Kak Leon buat beli ini semua biar Kak Leon tahu makanan ini seenak apa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Revealing the Hidden
Genç KurguINI CERITA PERTAMA SAYA JADI SILAHKAN BACA JANGAN MELIHAT VOTE YANG BARU SEDIKIT, SIAPA TAHU KALIAN SUKA! OH IYA SAYA MOHON TINGGALKAN JEJAK DI SETIAP PART-NYA YA! HAPPY READING! ...