3

11.7K 1.2K 88
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA!

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa satu bulan sudah Laviola menjalani masa senior high school di SMA Garuda dan sejauh ini semuanya berjalan dengan baik. Hubungan persahabatan antara Laviola, Aura dan Jessica pun semakin erat satu sama lainnya apalagi di saat kini mereka bertiga telah memahami karakter masing-masing. Meskipun begitu tantangan tak terduga pastinya selalu mengintai di waktu yang akan datang.

"Kalian pulang sekolah hari ini sibuk tidak? Aku mau ajak kalian ke rumah."

Setelah pertimbangan yang cukup lama akhirnya Laviola memutuskan mengajak Jessica dan Aura untuk berkunjung ke mansion Fernandez sesuai dengan persetujuan orang tuanya. Dia ingin menjalani pertemanan ini seperti kebanyakan remaja yaitu mengajak teman ke rumah atau bahkan menginap bersama. Dan untuk mendapatkan momen tersebut Laviola tidak dapat terus-menerus menutupi indentitasnya dari mereka berdua.

Mereka sekarang sedang duduk di atas rerumputan tepatnya di bawah pohon rindang dekat lapangan setelah tadi pergi makan di kantin terlebih dahulu.

"Kayanya gue kosong, nggak ada jadwal ekstrakurikuler juga hari ini. Gas gak sih, Ra? Soalnya gue pengen banget main ke rumah lo dari awal," jawab Jessica, dia begitu penasaran terhadap Laviola. Jessica ingin mengetahui lebih dalam siapa Laviola sebenarnya karena dari penampilan pun semua orang pasti tahu bahwa Laviola bukanlah orang biasa, apalagi dia merasa janggal ketika Laviola diantar dan dijemput oleh mobil yang berbeda setiap harinya.

"Kalo kamu gimana Aura, mau ikut tidak?" tanya Laviola.

"Bentar ya, ini aku lagi chat Bunda buat minta izin," jawab Aura, dia memiliki orang tua yang ketat atau biasa disebut dengan strict parents jadi sedikit susah meminta izin jika akan bermain apalagi pulang sekolah seperti ini.

"Oh iya, semoga Bunda kamu kasih izin."

Di tengah lapangan ada segerombolan siswa kelas 12 yang bermain bola basket, padahal cuaca hari ini terik sekali meskipun hari masih cukup pagi. Banyak para siswi yang menonton di pinggir lapangan, tidak mau melewatkan kesempatan seperti ini. Sepengetahuan Laviola biasanya mereka akan bermain basket di lapangan indoor sehingga tak banyak orang yang tahu.

"Kak Leon ganteng banget ya? Tapi kayaknya gue bakal berhenti kejar dia deh," ujar Jessica dengan pandangan mata yang tidak pernah berpaling dari Leonardo sedari tadi. Semenjak beberapa hari yang lalu dia sadar bahwa sekeras apapun usahanya tak akan mampu mendapatkan hati Leonardo karena sejak awalnya pun laki-laki itu telah menolaknya secara tegas. Belum lagi tamparan tentang mereka yang berbeda maka dari itu Jessica lebih memilih untuk sadar diri.

"Aku bersyukur atas keputusan yang kamu ambil. Bukannya aku tidak ingin kamu bahagia, tetapi melihat bagaimana Kak Leon memperlakukan kamu kata bahagia itu sepertinya mustahil bisa kamu dapatkan dan yang ada lama-kelamaan kamu pasti tersakiti. Ada baiknya untuk sekarang kamu fokus terlebih dahulu pada pendidikan apalagi kamu menargetkan untuk masuk universitas ternama kan?"

Aura memeluk tubuh Jessica begitu hangat, memberikan dukungan kepadanya setelah melihat mata Jessica yang berkaca-kaca. Awalnya memang nasihat Aura tak pernah dia dengarkan, tetapi semakin dinginnya sikap Leonardo padanya membuat Jessica sadar juga bahwa apa yang dikatakan oleh Aura bukan hanya sebatas bualan.

"Makasi lo selalu baik sama gue meskipun berkali-kali gue jahat sama lo."

Di saat mereka berpelukan, Laviola justru memperhatikan Leonardo yang sedang asik men-dribble bola dengan keringat bercucuran mengalir deras dari rambutnya. Hatinya semakin bimbang melihat bagaimana Jessica bersedih hati untuk melepas Leonardo yang telah dia perjuangkan beberapa minggu ini, sedangkan tanpa sepengetahuannya ternyata laki-laki itu justru sedang dekat dirinya. Apakah Laviola pun harus mengikhlaskannya atau tetap melanjutkannya?

Revealing the HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang