Chapter-19

12.4K 2.1K 132
                                    

Aku males up pagi karena sider banyak dipagi hari. Buat gak mood aja, kalau cuma baca tanpa ada niat ngehargai sedikit mending pergi aja, pergi yang benar-benar dalam artian pergi.

Iya aku ngusir, bodo amat mau dikatai apa, yang pasti aku gak butuh sider.

Aku butuhnya pembaca yang tau cara ngehargai, tau cara ngasih feedback, bukan pembaca yang taunya baca tapi vote aja gak mau.

200 vote dan 70 komen.

E N J O Y
...............

Sepulang sekolah Luina punya rencana mau pergi ke kebun binatang bersama teman-temannya, dan juga Luina mau meminta maaf atas sikapnya tadi pada Hansol.

Setelah dia kembali dari UKS, dia melihat mata sembab Hansol dan juga isakan yang terus terdengar selama jam pelajaran.

Begitu guru keluar, Luina langsung berdiri dan mendekati Hansol, Luina lupa kalau dari pagi Hansol tak memberinya Roti keju.

"Hansol," bahu Hansol menegang, dia menyeka air matanya lalu mengangkat wajah manisnya, bibirnya bergetar pelan.

Isakan semakin terdengar, dia kembali menangis saat melihat tatapan lembut yang Luina berikan.

Tatapan yang Hansol suka, tatapan yang menenangkannya. "Hiks Luina jahaaat hiks..tadi ngeliat Hansol tajam banget Hansol takuut hiks huaaaaa Eommaaaaaaaaaaaaa."

Gemas, itulah kata yang pantas Luina berikan saat melihat wajah menangis Hansol.

Perlahan dia memeluk kepala Hansol dan mengelus punggungnya, Hansol sendiri memeluk pinggang Luina dan menangis diperut gadis itu.

"Maaf yah, Lui gak maksud gitu.." bisik Luina.

"Hiks Eomma..hiks..huaaaa Eommaaaaaa.." tangis Hansol teredam diperut Luina.

Keduanya sibuk dengan dunia mereka tanpa menyadari tatapan dari teman sekelas dan tatapan Gavi.

Gavi mengernyit sinis, dia menggapai tangan Luina lalu mulai bergelayut.

"Kenapa Hansol nangis? Jangan nangis Sol, muka kamu jelek kalau nangis." cetus Gavi santai, dia mendusel diceruk leher Luina.

Hansol yang mendengar itu malah mengeraskan tangisannya, Luina berdecak kesal, dia mencubit pipi Gavi gemas.

"Jangan gitu Gaviiiiii." tegurnya gemas.

Gavi mengerjab pelan, dia menatap Luina dalam seakan kaget pada perlakuan Luina tadi, dia tentu saja kaget karena tak pernah ada siapapun yang berani menyentuh pipi chubby nya.

Dan lagipun, Gavi senang dengan sentuhan Luina, rona agak kemerahan terlihat menjalar dari pipi ke telinga nya.

Kok gue gugup ya. Batin Gavi.

Gavi berdehem guna menetralisir kegugupannya, dia melepaskan pelukan dilengan Luina lalu mulai ber akting lagi.

"Ihh iya maaf, tapi suruh Hansol diem ih, katanya mau pergi." rengeknya.

Hansol yang dengar itu sontak mendongak, menatap Luina dengan bibir bergetar pelan.

"Mau kemana? Hansol gak diajak? Luina gak ngajak Hansol? Eung? Hiks..huaaaaaa Hansol gak diajak huaaaaaa."

Luina's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang