Hari ini Guina bisa kembali ke rumah miliknya setelah hampir setengah tahun koma di rumah sakit.
Kost-kost annya masih ada, bahkan penghuni nya terus bertambah tanpa bisa dicegah, dan Gavin berkata jika dia akan tinggal di kost an Guina.
Katanya dia mau menjaga Guina dan menebus rasa bersalahnya.
"Sudah semua kan?" Guina mengangguk, dia menggapai tangan Gavin yang terulur padanya, lalu turun dari kasur rumah sakit.
Gavin menenteng tas berisi pakaian Guina, pegangan Gavin ditangannya begitu erat dan lembut.
"Baiklah, ayo pulang."
"Hm."
Guina tak sabar melihat para penghuni baru kost annya, pasti cogan-cogan yang menarik dimatanya.
Lumayan, bisa cuci mata lagi setelah setengah tahun mendekam di rumah sakit mulu.
"Kita pulang naik apa?"
"Mobil ku sudah menunggu didepan."
"Oh iya, lo sekarang kerja jadi apa?"
"Kontraktor bangunan."
"Woaah, banyak uang dong."
Kekehan pelan Gavin berikan, dia mencubit pipi Guina lembut.
"Tentu saja banyak." jawabnya halus.
Guina berbinar, pria berdompet tebal memang yang terbaik.
Guina merasa sedikit lebih baik saat ini, dia mengayunkan pelan tangannya dengan ceria, senyum cerah terpatri diwajahnya.
Gavin senang kalau Guina senang, tapi dia tak senang dengan pria yang ada di kost an Guina, penghuni lama ada sebagian yang keluar tapi kemudian para penghuni baru masuk.
Penghuni baru itu, ada banyak, mereka sangat mengjengkelkan karena hampir tiap malam sejak Guina sadar, mereka selalu datang.
Gavin hanya mau Guina untuk dirinya saja, dia tak mau berbagi sama sekali.
Gavin egois, dan itu memang kenyataannya.
....
Mobil RR milik Gavin berhenti tepat didepan rumah tingkat 2 milik Guina, dia bisa melihat sekitar 20 pria menunggu Guina di halaman rumah.
Helaan napas Gavin berikan, haruskah dia bersaing dengan 20 lainnya? Rasanya sangat sulit dan berat.
"Ayo keluar." Guina mengangguk semangat, dia turun dengan hati berbahagia.
Melihat penghuni kost lama maupun yang baru. "Haiiiii semuaaaaaa~" sapa Guina ceria.
Ke 20 pria tadi diam, tapi tak lama mereka berlari kearah Guina lalu memeluknya erat.
Mereka bahagia akhir nya Guina kembali, ini membahagiakan.
"Aduh anak-anak ayam gue."
"Ish! Mbak Guin akhirnya bangun, ya ampun mbak kami kira gak bakal bangun loh, btw di dalam rumah mbak ada tamu loh."
Guina mengangguk, dia berpamitan pada mereka lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
Entah kenapa degup jantungnya semakin kuat.
Cklek.
"Eh?" Guina mengerjab pelan saat melihat beberapa orang pria berdiri menunggu disana.
Wajah mereka asing, ada juga wajah familiar disana.
"Guin, akhirnya kamu bangun." itu Rean, untuk apa dia ada disini?
"Mbak Guin..akhirnya mbak bangun hiks.." itu Reila, untuk apa juga dia disini hah?
Guina tak membalas, dia menatap kearah 2 orang pria yang berdiri didepannya.
Yang satu agak ke Korea an sementara yang satu seperti orang Jepang.
"Kalian siapa?" tanya Guina heran.
Keduanya diam, tanpa berkata yang berwajah seperti orang korea memberikannya sebungkus roti keju untuk Guina.
Ditambah senyum manis yang indah diwajah imutnya "Roti keju, buat Guin~" ujarnya riang.
Jantung Guina berdegup kencang, apalagi saat yang satu lagi mengelus rambut Guina.
Ini, kebiasaan yang selalu Hans serta Denta lakukan padanya, dan lagi Genta dan Hansol juga selalu lakukan pada Luina.
Air mata mengalir tanpa bisa ditahan.
"Hansol? Ini lo? Atau Hans? Tapi muka nya beda.."
"Dan lo? Denta atau Genta? Gue gak bisa bedain karena lo berdua sama.."
Mereka terkekeh "Aku Hans, tapi aku tersesat dan malah diberi nama Hansol, sekarang panggil saja aku Hansol." ujarnya lembut.
"Gue Denta, sama kaya Hans, gue tersesat dan malah diberi nama Genta, jadi panggil aja gue Genta."
Guina menangis bahagia, dia tak percaya sahabatnya masih hidup, sahabat di dunia ini maupun di dunia novel.
Dengan senang dia melompat masuk ke pelukan keduanya dan menangis bahagia.
"Gue seneeeeeeeng."
"Aku juga seneeeeeeeng!"
"Hm, gue juga."
Guina tertawa bahagia, dia bahagia dan sangat bahagia.
Guina bahagia sampai tak menyadari sesuatu.
"Jadi, disini kita bukan abang Luina? Dan kenapa kita bisa sampai ke dunia ini?"
"Ah diam lah Xel, gue juga gak tau."
"Ck, diam! Tugas kita sekarang hanyalah menemukan Guina lalu melindunginya dari pria-pria jahat itu."
Yah, kali ini mereka akan melindungi apa yang berharga bagi mereka.
Dilain sisi dan dilain tempat.
"Uwooow, Guina dimana yaaa, pengen ketemu deh."
"Diam, kali ini kita harus mendapatkannya dan jangan melukainya, banyak pria yang melindunginya, dengan wajah kita yang baru di dunia ini maka kita bisa mendapatkannya."
Ke 6 pria asing itu mengangguk, di dunia ini mereka bukan sekedar teman imajinasi, melainkan memiliki tubuh sendiri.
"Dunia novel itu sialan, aku tak suka, disana aku jadi jahat sampai Guin benci aku ish!"
"Diam Ilio, diam."
"Ck, baiklah, Mike."
Kali ini, bukan di dunia novel lagi.
Kini kehidupan Guina akan semakin rumit dengan semua pria yang mengejarnya dari dunia yang berbeda.
Selesai.
Ada sequel sih, cuma gatau kapan¯\_(ツ)_/¯
KAMU SEDANG MEMBACA
Luina's Harem [End]
Teen Fiction"Impian gue untuk memiliki kost penuh cogan akhirnya terwujud!" Guina Landoko adalah seorang mahasiswi semester 6 yang merupakan maniak cogan, diusianya yang ke 21 tahun Guina berhasil membangun sebuah kost an khusus cowok miliknya sendiri. Guina ju...