Chapter-21

11.8K 2.1K 127
                                    

Ck, sehari cuma bisa up 3 kali doang, ya habisnya sidernya makin gatau diri sih, coba aja kalau mereka ikut vote, sehari bisa sampai 5 atau 7 kali.

Dimas Adeline aja bisa 16X sehari up karena pembacanya brutal.

Dah ah, sider pergi sana.

200 vote dan 70 komen.

E N J O Y
.................

Sarapan kali ini terasa hangat, Luina berbincang seperti biasa dengan teman se kost nya, dan anak baru yang bernama Laelo dan Rapael juga sudah datang.

Luina agak jaga jarak dengan kedua lelaki itu, Laelo memang wajahnya familiar tapi Luina agak lupa wajahnya mirip siapa.

Ini kekurangan Luina maupun Guina, keduanya sama-sama memiliki ingatan jangka pendek, jadi dia sering melupakan beberapa hal.

Laelo memiliki wajah yang manis, lalu Rapael memiliki wajah yang terlihat teduh dan lembut.

Namun tatapan matanya aneh, Luina sulit mendeskripsikannya, yang pasti dia tak nyaman.

"Luina," Luina duduk ditengah antara Dimitri dan Mick, dia menoleh kearah Dimitri dan mengangkat sebelah alisnya.

Seulas senyum tipis Dimitri berikan, dia mengulurkan tangannya ke wajah Luina lalu mengelus sudut bibir Luina.

"Makanlah dengan rapi sayang, ada bekas sausnya." tegur Dimitri lembut.

Tatapan mata para penghuni kost menajam, kecuali tatapan Rapael yang masih teduh namun terlihat licik.

Cibi yang ada dikiri Dimitri sontak menjambak rambut cowok itu kuat.

"Gak usah modus lah anjing!" amuknya.

Desis lirih Dimi berikan, dia menepis tangan Cibi dan membalas jambakannya, alhasil jambak-jambakan terjadi diantara keduanya.

Luina mah santai, dia melanjutkan sarapannya sampai suatu suara mengejutkan mereka semua.

TOK TOK TOK!

"LUINAAAAA CINTAKUUUUU~"

"Luina, Hansol bawa roti keju~"

"Lui, buka."

Itu Avka, Hansol dan Genta, dia memang janjian mau berangkat bareng mereka bertiga, naik mobilnya si Avka.

Mobil pengantar susu sih sebenarnya, seru kayanya naik mobil itu, mereka belum pernah nyoba naik mobil pengantar susu.

Luina menyelesaikan sarapannya lalu menarik tas yang dia gantung disandaran kursi.

"Gue berangkat duluan ya, piket hari ini jangan lupa ya Aal, Afri dan Nelo."

"Hmm."

"Siap cantik~"

"Oke Lui."

Luina mengelus rambut mereka semua kecuali Laelo dan Rapael, setelah mengelus dia berlari kearah pintu rumah dengan cepat.

Luina's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang