Chapter-22

11.2K 2.1K 131
                                    

🗣:Kak Ryn ngusirin sider mulu, ntar gak ada yang baca mampus.

Lah? Bodo amat njir, yang aku usir itu sider, kalau anda merasa terusir ya berarti anda sider, harusnya anda intropeksi diri kenapa author cerita malah ngusir sider.

Ya karena sider itu gatau diri, anjing capek banget bahas ini mulu.

200 vote dan 70 komen.

E N J O Y
..................

Hansol mendapat 7 jahitan diperutnya, pisau yang Gavi tusukan hampir mengenai lambung Hansol, dan jika itu terjadi maka Hansol bisa saja mati.

Di ruangan Hansol yang VVIP, sudah berkumpul Mick dan kawan-kawan, tidak ada Luina sebab dia sudah pulang jam 5 sore tadi.

Ini sudah jam 8 malam.

"Jadi Gavi berhasil dijauhi Luina, benar?" tanya Cibi.

Genta mengangguk, Hansol lagi tidur karena menangis tak ada Luina, Genta yang kesal menyuruh suster untuk menyuntikannya obat tidur agar Hansol diam.

Mereka harus membahas rencana selanjutnya, jadi harus penuh kehati-hatian.

"Ya, dan kayanya Gavi bakalan bunuh Leila malam ini." celetuk Avka yang lagi sibuk main pou, biasanya dia main bareng Hansol tapi Hansol nya lagi sakit.

"Bagus, itu kan tujuannya memang." cetus Nelo.

Untuk Laelo dan Rapael, mereka masih mengawasi keduanya untuk saat ini, karena mereka belum terlihat bergerak.

"Lalu setelah Gavi membunuh Leila, apa selanjutnya?" tanya Aal.

Mick tersenyum, namun hanya sudut kiri bibirnya saja yang naik.

"Dia juga akan menghabisi Laelo." ujar Mick.

"Loh? Kenapa bisa lari ke Laelo?"

"Ya karena Laelo saudara Leila, Gavi akan membunuh semua yang berhubungan dengan Leila."

"Tapi, gue ragu soal Laelo, dia pasti tak akan mati semudah itu, kayanya Laelo gak bakal mati deh." ungkap Gean.

Mereka diam, ya apapun itu yang pasti Leila harus mati duluan, sebab dia yang paling gila diantara yang tergila.

"Kita hanya perlu memastikan Luina aman, jangan sampai setetes darah jatuh darinya karena orang lain." imbuh Dimitri dengan suara dinginnya.

Apapun, apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan Luina, apapun akan dia lakukan agar Luina aman serta ceria.

Apapun itu, bahkan jika Dimitri harus memberikan jantungnya sekalipun, Dimitri akan melakukannya.

Disisi lain, di Mansion besar keluarga Leila.

Gavi yang masih mengenakan seragam sekolah acak-acakan, wajah pucat dengan air mata yang mengalir dipipi chubby nya.

Gavi menggeram penuh amarah, ditangan kanan sudah ada pisau daging sementara pisau kiri adalah pistol kesayangannya.

"Lo alasan Luina jadi jauhin gue, Leilanjing!" desis Gavi.

Luina's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang