"Seperti apa sosok yang amat di puji dan di banggakan itu?".
.
.
.
.
Berita kepulangan sang pangeran setelah sebulan lamanya pergi menguak dengan gesit keseluruh penjuru kerajaan Silva. Seluruh rakyat Silva amat antusias mengetahui itu.Belum selesai keantusiasan rakyat, para penyampai pesan dari istana kembali menyampaikan berita bahagia, sebuah pertunjukan berkuda dan memanah yang akan di adakan di sirkuit balap kuda yang berada di benteng panglima Jean esok pagi setelah matahari terbit. Di pertunjukkan kali ini pangeran Zeldris akan ikut turut berpartisipasi bersama ke tiga kerabat dekatnya yang merupakan anak dari saudara raja Arthur.
Sekali lagi rakyat Silva dibuat semakin antusias, seluruh rakyat amat menantikan pertunjukan langsung oleh putra mahkota, kesempatan tak akan datang dua kali, bagi rakyat Silva mereka wajib untuk datang, setidaknya sekali seumur hidup mereka harus bisa menyaksikan kehebatan sang pangeran kebanggaan Silva saat berkuda dan memanah di saat yang bersamaan. Pertunjukan ini setiap tahun selalu di adakan, namun setelah pangeran berumur 15 tahun, ia sudah tak pernah ikut lagi untuk melakukan pertunjukan, ia selalu menyibukkan diri dengan belajar dan latihan. Bagi Zeldris, seorang putra mahkota bukanlah tugas yang mudah untuk diemban, baginya putra mahkota haruslah cerdas dan juga kuat, bagaimana mungkin seorang pangeran yang di puja puja malah menjadi beban bagi rakyatnya sendiri? Zeldris tak mau seperti itu.
Para gadis dari semua kalangan yang ada di kerajaan Silva terlihat jauh lebih antusias, bagi mereka ini adalah kesempatan emas untuk mencuri curi pandang kepada putra mahkota dan kerabat kerajaan yang tak kalah tampan dan mempesona, walau mereka amat paham bahwa tak akan pernah ada salah satupun dari mereka yang akan berdampingan dengan para bangsawan kelas atas kecuali para putri bangsawan juga.
.
.
.Pagi ini dibenteng panglima Jean amat ramai, keantusiasan rakyat Silva sangat terlihat.
Tak lama suara seruan dan tepuk tangan terdengar, terlihat seekor kuda hitam yang ditunggangi oleh lelaki perkasa memasuki sirkuit, ia adalah panglima Jean, sosok panglima muda yang selalu berada di dekat pangeran Zeldris.
Jean memberikan sebuah tanda bahwa sang raja, putra mahkota dan para kerabat kerajaan akan segera datang, sehingga para rakyat di beri aba-aba untuk memberikan penghormatan.
Ketika semua telah siap, saatnya untuk pangeran dan beberapa kerabat memasuki wilayah pertunjukan.
Satu persatu para kerabat kerajaan yang berpartisipasi di perlombaan kali ini diperkenalkan saat memasuki sirkuit bersama kuda yang akan mereka ditunggangi, suara antusias rakyat tak henti-hentinya terdengar memasuki telinga. Hingga sampailah pada peserta terakhir dan paling dinanti untuk memasuki sirkuit.
Sebuah kuda putih yang dilapisi dengan pelana dan alas pelana terbaik di seluruh penjuru Silva, tak lupa pula dilengkapi dengan tali kekang yang terbuat dari kulit, dan kekang kuda yang sangat iconic bertengger dikepala sang kuda, sebut saja dengan Lizaz si putih perkasa milik sang putra mahkota, pangeran Zeldris Silva telah memasuki sirkuit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
RomanceHyunjin X Yeji Local short story Ketika sang pangeran Zeldris yang di cintai oleh rakyatnya kerajaan Silva bertemu calon pendampingnya kelak putri Charlotte yang tak disukai kehadirannya oleh rakyat kerajaan Unsworth, apakah yang akan dilakukan ole...