Ketika sang pangeran Zeldris yang di cintai oleh rakyatnya kerajaan Silva bertemu calon pendampingnya kelak putri Charlotte yang tak disukai kehadirannya oleh rakyat kerajaan Unsworth, apakah yang akan dilakukan oleh Zeldris agar Charlotte bisa dite...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa Charlotte sadari ia sudah terbaring tak sadarkan diri sejak pagi tadi, langit sudah menggelap, matahari sudah terbenam sejak tadi, Charlotte melewatkan pesta perjamuan kerajaan
Samar samar di ingatan Charlotte, ia ingat ia melihat sosok Zeldris bersama Asher dan juga Eri, apa ia lagi-lagi hanya berhalusinasi, kenapa akhir-akhir ini ia sangat rajin berhalusinasi, apakah ia sangat merindukan sosok Zeldris
"Ahhh" Kepala Charlotte seakan ingin meledak
"Lilian?" panggil Charlotte
"Iya nyonya, ada apa?"
"Dimana Pangeran?"
"Pangeran masih bersama Yang Mulia"
"Kenapa aku bisa disini?"
"Nyonya tadi pingsan di lorong, kata tabib, nyonya hanya terkejut dan kelelahan, sehingga harus istirahat"
Charlotte hanya mengangguk
"Ini obatnya diminum nyonya"
"Antar aku kembali ke istana bulan"
"Maaf nyonya, tapi Yang Mulia berpesan bahwa nyonya tidak boleh kemana-mana, nyonya harus istirahat"
"Ya sudah, antar aku menghadap Yang Mulia Raja dan Ratu"
"Yang Mulia Raja masih bersama para menteri dan bangsawan di perjamuan, sedangkan yang mulia Ratu sedang bersama para nyonya bangsawan"
"Masih berlanjut?"
"Benar nyonya"
"Sebenarnya perjamuan apa sih? Ya sudah, tolong bawakan saya makanan, setelah itu panggilkan Pangeran kesini, sudah waktunya dia istirahat"
"Baik nyonya"
Selang beberapa menit kemudian Lilian kembali
"Maaf nyonya, Pangeran tidak mau kembali bersama saya, Pangeran sedang asik bermain bersama Yang Mulia"
"Kalau gitu panggil Asher sekalian" Charlotte mulai kesal
"Tapi Pangeran sedang tidak bersama Yang Mulia Asher"
"Lalu dengan siapa anakku? sejak tadi kamu hanya bilang Yang Mulia Yang Mulia, Yang Mulia siapa?" Charlotte semakin kesal, sakit dikepalanya sudah semakin terasa
"Ah sudahlah Lilian, maaf suara ku meninggi, kepalaku sakit, tinggalkan aku sendiri, terserah Eri mau gimana"
Lilian pun segera keluar dari kamar tersebut
"Ada apa Lilian? kenapa aku dengar suara kakak teriak?" tanya Erland yang sejak tadi menunggu di luar kamar
"Pangeran Eri tidak mau kembali, jadi Putri Mahkota kesal"
"Haha harusnya kamu beritahu saja bahwa Eri bermain bersama ayahnya"
"Yang Mulia sudah berpesan bahwa saya tidak boleh memberitahu Putri Mahkota"