Need a break

184 23 11
                                    

"Wajah indahmu tak boleh ditutupi oleh rambutmu"

-Zeldris Silva

.
.
.
.

Suara suara gesekan antara pedang dan pedang, suara anak panah yang melesat mengenai face target masih terdengar hingga dini hari di markas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara suara gesekan antara pedang dan pedang, suara anak panah yang melesat mengenai face target masih terdengar hingga dini hari di markas

Ditengah tengah lapangan terlihat Zeldris sedang berduel dengan beberapa prajurit untuk melatih keterampilan pedang nya

"Selanjutnya" ucap Zeldris

Prajurit silih berganti berhadapan dengan Zeldris

"Yang mulia" ucap Jean

Zeldris tak menggubris

"Yang mulia putra mahkota" panggilnya sekali lagi

Dan sekali lagi Zeldris tak menggubris

"Selanjutnya" prajurit kembali berganti

"ZELDRIS"

Seketika ayunan pedang Zeldris terhenti di udara

"Ada apa Jean? Kau mengganggu konsentrasiku"

"Hari semakin gelap dan dingin, sebaiknya yang mulia beristirahat"

Zeldris melihat para prajurit yang sudah kelelahan karena sejak sore berlatih tanpa henti, tidak ada yang berani menegur putra mahkota

"Huh, baiklah" Zeldris menyerahkan pedangnya pada Jean dan berlalu menuju ruangan diskusi

"Berikan handukku!"

"Mau mandi disini?" Tanya Asher sambil memberikan handuk

Zeldris hanya mengangguk

"Kak, kak Zeldris harus segera kembali" ucap Erland yang berdiri di pintu

Zeldris mengangkat kedua alisnya bertanya

"Apakah yang mulia putra mahkota sudah lupa bahwa tadi pagi telah mengadakan acara yang begitu sakral?"

Zeldris terdiam, benar dia lupa bahwa hari ini tepatnya pagi tadi ia telah menikah dengan putri dari kerajaan sebelah

"WOWW, KAK ZELDRIS BENERAN LUPA??" heboh Erland

"Kau menyakiti telingaku Er" tegur Zeldris sambil mengusap telinganya

"Bagaimana bisa kak Zeldris lupa, kasihan sekali putri Charlotte yang cantik jelita terlupakan"

"Aku tidak melupakannya Er, aku hanya terlalu fokus latihan"

"Tch, alibi"

Zeldris menatap tajam ke arah Erland

"Iya iya percaya, buruan sana, jangan buat putri mahkota menunggu terlalu lama, aku yakin putri sudah tertidur"

Trust Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang