(1. a)

4.1K 497 19
                                    

"Aku tak lagi mencintaimu," katanya dengan suara yang begitu tenang.

Wanita cantik yang tengah mencuci piring itu meletakkan gelas yang masih berbusa, dia merasa tertegun dan memastikan bahwa pendengaran yang baik-baik saja.

"Dayu ...."

Wanita yang dipanggil Dayu itu menoleh, mencuci tangannya yang berbusa dan berusaha untuk tersenyum walaupun hatinya merasa sakit. Tak ada angin tak ada hujan, suaminya mengatakan hal yang tak terduga.

"Aku ingin kau duduk di sini sebentar, kita butuh bicara, tinggalkan piring dan gelas kotor itu!"

Dayu masih mempertahankan senyumnya, dia tahu suaminya akhir-akhir ini mulai berubah, tapi dia tidak menyangka ucapan yang sangat menyakitkan itu keluar dari mulut suaminya pagi ini.

"Mas, hari ini aku tidak ulang tahun, Mas, maaf aku ulang tahun seminggu lagi," kata Dayu sambil tersenyum dengan begitu aneh. Dia masih berharap, suaminya tengah mengerjainya.

"Dayu, tolong dengarkan aku!"

Dayu menghela nafasnya, menegakkan punggungnya kemudian menatap pria yang sudah mendampinginya selama 5 tahun itu dengan perasaan yang sangat tidak bisa diungkapkan.

"Kita akhiri saja semuanya, Dayu, pernikahan kita ... Aku tidak lagi merasakan cinta, aku tidak lagi merasakan perasaan yang sama seperti di awal-awal kita menikah, jadi ... ayo kita berpisah saja! Jika kita tetap melanjutkan pernikahan ini, akan menyakiti hati kita berdua kau paham, kan, Dayu?"

"Menyakiti hati kita berdua?" tanya Dayu dan mata berkaca-kaca. "Apa sebenarnya yang terjadi, Mas? Apa maksud dengan semua ucapanmu pada pagi ini? Tadi malam kita masih baik-baik saja, kita masih pergi makan malam berdua dan meninggalkan anak-anak di rumah," jawab Dayu dengan sangat cepat. Dia diliputi kebingungan dan rasa tak percaya.

Pria itu menghela nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, dia berusaha untuk tetap tegas dan tak luluh dengan air mata Dayu.

"Selama beberapa bulan ini, aku memikirkan bahwa, pernikahan kita tak lagi memiliki perasaan yang bisa membuat kita bertahan di dalamnya. Aku berharap supaya kau bisa memahami apa yang aku rasakan."

Dayu menatap suaminya itu dengan mata yang sudah basah, bibirnya bergetar menahan tangis tapi dia berusaha untuk tetap kuat agar tak roboh dari tempat duduknya.

"Dayu ...."

"Apa salahku, Mas? apa yang salah dalam pernikahan kita? rasanya aku tidak melakukan sesuatu yang salah dan tak termaafkan, aku melakukan tugasmu sebagai istri, melayanimu siang dan malam sepenuh hati, mengurus anak-anak tanpa kenal lelah, mengerjakan pekerjaan rumah sampai selesai, memasak masakan kesukaanmu seperti apa yang kamu inginkan. Lalu kenapa tiba-tiba kau mengatakan kau sudah tidak mencintaiku lagi dan meminta kita untuk berpisah?"

"Dayu, aku mohon, tenanglah!" pria itu memegang bahu Dayu, di saat itulah tangis Dayu meledak, dia terisak-isak dengan baru yang terguncang. Seumur hidupnya, inilah perasaan luka yang tidak bisa dikiaskan dengan apa pun, pria di depannya yang mengatakan sangat mencintainya dulu ternyata mencampakkannya bagaikan sampah tanpa alasan yang jelas.

"Aku mohon, Dayu! jika kau memang masih memiliki perasaan cinta kepadaku, maka lepaskanlah aku dari jeratan pernikahan ini!"

Dayu bangkit mengusap air matanya kasar lalu kembali ke wastafel, mencuci piring dan gelas yang masih tersisa.

"Mungkin Mas tertekan oleh pekerjaan, aku rasa, sebaiknya pergilah ke kantor, supaya bisa memikirkan kembali apa yang Mas katakan, karena sekali aku mengabulkan permintaan bercerai, maka selamanya aku tak akan menoleh kebelakang lagi dan takkan memberi maaf sedikit pun, walaupun kau merangkak dengan air darah."

Jangan lupa Vote agar update cepat. Lope

Gleo

Ditulis, 6 Juni 2022

Merengkuh Peluh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang