Bab 32

127 3 0
                                    

Hallo semuanya!

Author balik lagi nih!, aku kok sedih ya, soalnya cerita aku minim banget peminatnya

Apa ada yang kurang kah?, ayo teman-teman ada yang mau ngasih request gitu? perihal cerita aku yang ini, jujur aku bingung sebenarnya antara mau lanjut apa engga. 

Udah 2 tahun belum kelar-kelar huhu.

Mengsedih emang.

tapi engga papa, karena aku dah janji mau kelarin kemaren jadi aku bakal kelarin ckckckck.

walaupun aku sangat gabut dan mager.

Beginilah nasib bagi penulis pemula kayak aku wkwkwk, 

Tapi kalian masih setia nungguin cerita ini kan?

But, aku minta maaf ga bisa up dari kemaren, dikarenakan tugas mimin yang sangat menumpuk, di tambah lagi sekarang kan aku dah mau semester akhir nih, jadi perlu konsentrasi yang amat-amat sangat, bhuaaah capek deh kalo mau di ceritain hihihi

Do'ain Author dong!, 

biar kuliahnya cepet kelar, muhmed nih otak Author mikir terus huhuhu

So daripada banyak basa basi, mending author lanjut ya!

Dah penasaran kan sama kelanjutannya nasib Dhea gimana.

*

*

*

At school

Rocky!

Rocky!

Rocky!

Terdengarlah suara jeritan Dhea memenuhi lorong koridor sekolah, ia memanggil Rocky dengan suara yang keras, tetapi sang empu enggan untuk menghentikan langkah lebarnya, sekedar menengok pun ia enggan. 

"Lagi bentrok ya mereka"

"Mampus Lo!"

"Hahaha bentar lagi bakal di tinggal Tuh"

"Dasar jalang"

"Yuk mewek lagi neng, dasar sok kecentilan"

"Kasian ya dia"

"Wkwkwk rasain!"

"Hahaha di cuekin ya"

"Makanya jangan sok kecakepan jadi orang"

Banyak bisik-bisikkan yang ia dengar, mulai dari yang positif maupun yang negatif, ia pun langsung berlari ke arah wc, dan bertabrakan dengan Dimas, 

"Dhea lo engga papa"

Tanpa sepatah kata, Dhea pun bangun dari duduknya, dan langsung menunduk sambil melangkahkan kakinya untuk melanjutkan ke tempat yang ingin ia tuju, untuk mengeluarkan cairan bening yang sudah ia tahan sedari tadi.

Di depan kaca, ia melihat pantulan dirinya yang terlihat pucat, dan kantong mata yang mulai menghitam, entah sudah berapa kali ia terlihat menyedihkan seperti ini.

Lalu, ia membasuh wajahnya di depan wastafel, agar wajahnya terlihat segar kembali, dan bersikap tenang, tanpa ia sadari, sedari tadi ada yang memperhatikannya dari jauh. tak lama orang tersebut pergi dari sana, ia hanya memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

* * *

Ting!

082XXXXXXX

Rock, pulang sekolah papa tunggu di cafe Valerie!

Tanpa penolakan!

Cih! mau apa lagi dia! dasar tua bangka!

"kenapa Bro!"

"Engga ada apa-apa!"

"Yakin Lo?"

ia hanya mengacuhkan jempolnya, pertanda bahwa ia baik-baik saja

"Hmmm oke"

"Kayaknya ntar gue ga bisa ikut kalian ke basecamp, soalnya gue ada urusan mendadak"

"Soal itu?"

"Ya gitu deh"

"Oke Bro!, elo hati-hati ya!"

Tanpa pikir panjang, ia pun mengambil motornya dan menancapkan gasnya untuk bertemu Ayahnya sesuai tempat yang sudah di janjikan.

Sesampainya di sana, ia melihat sang Ayah sedang bercengkrama bersama seorang gadis yang terlihat seperti seumuran dengannya, ia pun masuk dan langsung duduk bersebelahan dengan gadis tersebut.

"Jadi?"

"Roky!, bisa ga kamu ngucapin salam sama papa dan calon istri kamu?"

"Ha?, calon istri?, oh iya gue inget dia cewe yang buat persahabatan gue sama Andrew jadi hancur kan?, cih"

"Jaga ucapan kamu ya Rocky!"

"Fakta kan?"

"Rocky!"

"Hehehe udah engga papa om, mungkin Rocky lagi capek"

Rocky hanya meliriknya sekilas, lalu ia mengambil benda pipih yang ada di kantong celananya dan memainkan sebuah game.

"Jadi gini, tanggal pernikahan kalian udah ditentukan 2 minggu lagi'

"Apaa?, ga salah elo?"

"Roky!, berapa kali papa bilang jaga ucapan kamu!"

"Blablabla gak peduli"

"Nurut, atau harus ada korban?"

Seketika tubuhnya menegang sambil mengepalkan kedua tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Possesiv Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang