Chapter 4 | Kabar Baik!

8 4 1
                                    

Kini raut wajah Maryam nampak cemas. Ia takut sesuatu yang buruk telah menimpanya.
"Selamat... Anda akan segera menjadi seorang, ibu!" Ucap gadis bername tag Razia, yang merupakan dokter spesialis kandungan.

Deg
"Maksudnya? Saya hamil, dok?" Tanya Maryam ragu.

Dokter Razia pun mengangguk. "Ya. Sekali lagi, saya ucapkan selamat. Usia kandungan anda sudah menginjak 2 minggu." Jelasnya.

Kalian tahu apa yang sedang Maryam rasakan saat ini?
Ya. Ia sangat bahagia. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Hatinya terenyuh setelah mendengar kabar bahwa malaikat kecil telah tumbuh di rahimnya.
Senyum dan binar tak pernah luntur disurainya. Ia masih tak menyangka akan menjadi seorang ibu secepat ini.
Maryam pun diberi vitamin. Dokter juga menyarankan supaya dia menjaga kesehatannya, jangan mudah lelah dan stress. Karna itu bisa membahayakan sang janin.
.
.
.
POV DAFFA
Saat ini panas tengah beradu dengan siang. Matahari dan sinarnya sibuk menyilaukan cakrawala. Terlihat seorang pria mengendarai mobil bernuansa hitam klasik yang berlalu lalang meramaikan ibu kota.
Mata pria itu mengercap. Netranya menangkap objek tak asing. Ia pun menghentikan mobilnya di pinggiran dan bergegas keluar.

POV MARYAM
Maryam tak henti-hentinya menatap benda segiempat itu. Pasalnya ini sudah setengah jam dari perkiraan, tapi driver online yang ia pesan belum juga tiba. Ingin rasanya dia mengklik ikon cancel, sayang hatinya tak sekejam itu.

"Maryam..." Seseorang memanggilnya.
Ia lantas menoleh ke belakang.

"Daffa?" Tanyanya.

Iya, dia adalah Khazim Khairullah Nurdaffa Insan, sering dipanggil Daffa. Dia salah satu murid yang pernah mengaji dengan Abi Umar sekaligus teman masa kecil Maryam.

"Assalamu'alaikum" Ucap Daffa.

"Wa'alaikumussalam" Jawab Maryam singkat padat jelas.

"Hmm.. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya?" Ujar Daffa cengengesan.

Maryam menunduk lalu menjawab "Alhamdulillah saya baik, semoga kamu juga begitu." Balasnya.

"Oh iya Maryam kenapa kamu berada disini? Kamu dari rumah sakit?" Tanya Daffa sedikit khawatir.

Sebuah mobil berhenti tepat didepan keduanya.
"Kalau begitu saya permisi. Assalamu'alaikum" Ucap Maryam buru-buru sembari masuk ke mobil pesanannya.

Daffa menatap kepergian keduanya dengan raut kecewa.
.
.
.
.
Diperjalanan pulang Maryam berfikir bahwa ia tidak akan memberitahu siapapun tentang kehamilan nya. Dia menunggu waktu yang tepat untuk semua ini.
.
.
.
Tak lama kemudian Maryam pun tiba dirumah. Dia menghabiskan waktunya untuk beristirahat karena ia merasa sangat lelah. Tak terasa ia pun terlelap.
.
.
.
POV ALI.
Ia tak fokus dengan pekerjaan hari ini, karena wajah sang istri membayanginya.

"Apa Maryam baik-baik saja? Dia sering pusing dan mual akhir-akhir ini." Gumamnya.

Ali pun berusaha untuk mengalihkan pikirannya dan kembali melanjutkan pekerjaan.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 WIB. Ali pun bergegas, bersiap-siap untuk pulang. Ketika ingin beranjak, ia dikejutkan dengan kehadiran Aisya yang membuatnya menjadi jengkel.

"Bisakah kau tidak muncul dihadapan ku lagi? Nona Nur Aisya Shafia Nada!!" Ucap Ali dengan nada mengejek seraya menyatukan kedua tangannya.

Aisha tersenyum kecut.
"Wow... Tuan Ali yang terhormat!! Jangan terlalu percaya diri. Aku juga muak melihat mu." Jawabnya sinis.

CINTA YANG SESUNGGUHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang