Chapter 7 | Ikhlas!

4 1 0
                                    

Sebulan sudah sejak kepergian buah hati mereka, Maryam dan Ali pun berusaha untuk mengiklaskan semua yang telah terjadi, supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

istirja' atau tarji ini mengandung makna seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah 155 - 156, yakni; "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali."

Back to the topic!!!

Sinar mentari yang masuk dari pantulan jendela membuat Maryam mengernyit.

"Euggh.." Ia mengeliyat, merentangkan kedua tangannya, mencari kenyamanan disana.

Lantas menatap seluruh ruangan tetapi tak mendapati suaminya.

Selang berapa lama, dia pun berjalan ke arah kamar mandi. Selang beberapa menit akhirnya ia pun selesai dengan ritual mandinya itu, pada saat membuka knop pintu, betapa terkejutnya ia melihat suaminya tersenyum menatap kearahnya. Apakah sedari tadi abang sudah berada disini? Pikirnya dalam hati sembari melirik ke arah pintu kamar mandi.

"Assalamu'alaikum Maryamku, wah sepertinya hari ini sudah merasa baikan." Ucap Ali tertawa kecil.

Maryam merasa tersipu. "Wa'alaikumussalam Abang, alhamdulilah Maryam merasa sangat baik hari ini." Jawabnya.

"Ayo cepat bersiap-siap, kita akan sarapan diluar saja. Hari ini tidak ada satu pun kegiatan yang harus Maryam lakukan." Menarik tangan sang istri lembut.

"Baiklah abang, terimakasih." Jawabnya tersipu malu.

Maryam pun bersiap-siap begitu juga dengan Ali.
"Abang!!" Panggil sang empu.

"Emm, iya sayang, ada apa?." Ali menatap Istri lekat.

"Apakah Abang mencintai Maryam?"

Ali menghampiri Istrinya sembari membantu memasang Niqop untuk dipakai Maryam.

"Tidak akan ada wanita yang Abang cintai selain Maryam, satu saja Abang tidak mampu saking rewelnya apalagi dua hehe." Ali mencubit pipi chubby istrinya, gemes.

"Ihh Abang, Maryam bertanya dengan serius." Maryam mengerucutkan bibirnya yang terkesan imut menurut Ali.

"Abang nunggu di depan ya? Mau panaskan mobil dulu..." Ucapnya sambil mencari kunci mobil.

"Iya abang, Maryam sebentar lagi turun." Maryam kembali memeriksa hijabnya.

.
.
.

Derap langkah yang menuruni anak tangga membuat Ali yang tengah melipat lengan kemejanya menoleh.

Cantik. Satu kata itulah yang mampu menjelaskan raut wajah Ali saat ini. Maryam melangkah malu- malu, bulu mata serta alis yang natural senada dengan Niqob yang terpasang manis menutupi sebagian wajah menambah kesan anggun pada dirinya.

Netra hitam pekat Ali menatap penuh arti wanita bergamis hitam itu.

Ali benar-benar terpaku.

Maryam tersenyum malu, melihat sang suami begitu lekat menatap kearahnya. Perlahan ia mendekati Ali yang tak kalah tampan dengan setelan casual bewarna senada.

Mata berbinar jelas terpancar, Maryam benar-benar tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.

"Abang..." Seru Maryam membuyarkan lamunan suaminya.

Ali yang belum sadar sepenuhnya, tak begitu jelas mendengar panggilan sang istri.

"Abang.." Serunya lagi.

CINTA YANG SESUNGGUHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang