Happy reading. Semoga suka, jangan lupa vote dulu ya sebelum baca.-
-
-Nidya turun dari mobil mamanya. Hari ini ia di antar oleh Jesica. Biasanta Nidya sering berangkat bareng Winny naik angkot. Namun hari ini Winny bilang katanya tidak bisa berangkat bareng Nidya. Karena Nidya tidak bisa naik angkot tanpa temen, makanya minta Jesica yang mengantarnya. Katanya kalau Nidya naik angkot tanpa temen takut garing, kan kalau ada temennya bisa sambil ngobrol.
Baru saja Nidya memasuki gerbang sekolah, betapa terkejutnya Nidya ketika melihat Winny dengan seorang cowok.
"WINNYYYY" teriak Nidya. Winny menoleh. Melihat jika Nidya yang memanggilnya, Winny menyengir kuda.
"Kamu duluan aja. Nanti aku sama Nidya, " titah Winny pada cowok yang ada di hadapan nya
"Yaudah. Aku duluan." Cowok itu pergi meninggalkan Winny. Winny mendekati Nidya. Perasaan Winny sudah tidak enak saat melihat tatapan Nidya yang mengintimidasi.
"hehe. Pagi Nidya sayang." Winny memeluk Nidya namun Nidya melepaskan pelukannya.
"Jelasin!" ketus Nidya.
"Jelasin apa?" tanya Winny pura-pura tidak mengerti maksud Nidya.
"Gak usah pura-pura deh. Jelasin sekarang! Atau gue ngambek sama lo!"
''Iya-iya. Gak usah ngegas gitu dong, " Ujar Winny. "Gue sama Jidan jadian, " jelas Winny. Nidya melotot.
"APA? KENAPAN LO GAK BILANG KALAU LO JADIAN SAMA JIDAN HAH?! LO SEBENARNYA ANGGEP GUA APA SIH?!" teriak Nidya. Winny langsung mendekap mulutnya Nidya.
"Berisik dong Dya! Gak usah teriak-teriak gitu," omel Winny.
"Abisnya gue kesel sama lo!" Sebenernya Nidya kesal bukan karena Winny jadian sama Jidan. Justru Nidya ikut senang karena Winny bisa jadian sama cowok yang dia taksir selama ini. Tapi yang bikin Nidya kesal, Winny tidak cerita apapun kepada Nidya tentang kedekatannya dengan Jidan bahkan sampai jadian.
"Maaf Dya. Gue baru juga jadian kemarin kok. Tapi kita udah deket dari minggu lalu. Gue gak cerita sama lo karena gue malu, soalnya kan gue jadian sama most wanted sekolah," jelas Winny.
"Tapi kan gue sahabat lo dari orok Win. Masa lo masih malu buat cerita?" Dapat Winny lihat wajah kecewa dari Nidya, tapi ini salah Winny juga. Harusnya kalau dia menganggap Nidya sahabatnya, Winny menceritakan semuanya.
"Sorry Dya. Rencana gue mau ngasih tau lo hari ini tapi lo udah tau duluan. Gue bener-bener minta maaf banget sama lo."
Nidya hanya mengangguk dan diam saja sehingga membuat Winny berpikir bahwa Nidya marah.
"Lo gak marah kan dya gue jadian sama Jidan?" tanya Winny.
"Gue? Marah ke lo? Apaan sih nggak kok. Gue tuh cuman sebel aja. Lo nggak cerita kalau udah deket sama Jidan." Nidya memeluk Winny dari samping. "Gue ikut seneng Win, akhirnya lo bisa jadian sama cowok yang lo suka," ujar Nidya. Winny sangat senang mendengarnya.
"Makasih ya dya." Winny membalas pelukannya. "Oh iya nanti istirahat Jidan ngajakin ke kantin bareng. Dia juga nyuruh gue buat ajak lo sama Nia. Bukan cuma itu dya..." Winny sengaja menggantung perkataanya, ia ingin Nidya sendiri yang menebaknya. Nidya mengerti maksudnya.
"Jangan bilang Ken juga?" tanya Nidya dan diangguki oleh Winny.
"Huaaa... gue seneng banget," seru Nidya.
"Ada untungnya juga kan gue jadian sama Jida?"
"Haha jujur iya. Tapi gue beneran gak nyangka kalau lo bisa jadian sama Jidan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perantara cinta
Teen FictionGimana rasanya di deketin cowok tapi cuma di jadiin perantara doang? Terus gimana rasanya cowok yang kita suka ternyata malah suka sama sahabat kita sendiri? Kebayang kan gimana sakitnya? Nah hal itu lagi di rasain sama nidya. Nidya, gadis sederhana...