11. Kalung Sania

118 19 4
                                    

Hai, hai. Semoga suka ya, maaf kalau banyak typo yang bertebaran. Happy readding semuanya♥

-
-
-

Karena tadi sekolah pulang lebih awal, tiga gadis remaja ini memutuskan untuk main dulu di sebuah mall. Kini mereka sedang berada di toko aksesoris.

"Ini kalung yang gue pengen banget dari dulu," ujar Sania.

"Yaudah beli," ujar Nidya.

"Mahal anjir. 200 ribu. Sayang duit."

"Iya mahal, jangan San, sayang uang. Mending beli sesuatu yang lebih bermanfaat."

"Bacot lo Dya. Bisa lo ngomong gitu ke orang. Lo sendiri beli PC seharga 200 ribu bahkan lebih. Lo pikir PC bermanfaat?" tanya Winny.

"Iyalah, karena dengan melihatnya aja udah bikin gue seneng," jawab Nidya. Winny menatap Nidya malas.

"Serah lo dah."

Sania hanya bisa terkekeh melihatnya. Nidya memang kpopers garis keras.

"Liat Win. Lucu gak?" Nidya memakai sebuah bando beruang.

"Lucu. Beli yuk?"

"Boleh. Lo mau gak San?" tanya Nidya.

"Boleh-boleh. Nanti kita foto ya pake bando nya."

"Oke. Berarti beli tiga ya?" tanya Nidya dan di angguki oleh Sania dan Winny.

"Udah kan? Udah aja yuk bayar. Takut kalap gue, pada bagus-bagus anjir."

"Iya sama gue juga Win. Udah kita bayar aja." Nidya membawa 3 bando beruang itu ke kasir. Mereka bertiga berjalan menuju kasir

"Mbak, mau bayar." Nidya menyerah kan bandonya kepada Mbak kasir.

"Ini aja?" tanya Mbak kasirnya.

"Iya Mbak."

Nidya merasa aneh, ia terus meraba saku roknya karena merasa ada yang kurang, seketika ia sadar jika Hape nya tidak ada. "Anjir. Hape gue mana?" tanya Nidya.

"Hah masa? Coba lo cek di dalem tas. Mungkin lupa ke masukin."

Nidya menuruti apa yang di suruh Sania, ia mengecek tasnya. Hape nya tidak ada di dalam tas, Nidya jelas panik. "Gak ada. Perasaan tadi gue pegangin terus deh."

"Jangan-jangan Hape lo ketinggalan di tempat tadi. Coba lo cek disana," ujar Winny.

"Iya juga. Yaudah gue kesana dulu." Nidya berlari ketempat tadi.

Sampai di tempat tadi, Nidya bernapas lega karena Hape nya ada. Namun Nidya terkejut ketika melihat Ken.

"Ken?"

"Eh Nidya. Ada disini juga?"

"Hehe... Iya." Nidya benar-benar gugup. Ada sesuatu yang menarik perhatian Nidya, sesuatu yang di pegang Ken.

'Itukan kalung yang Sania pengen. Ken beli itu buat siapa? Mamanya?' - batin Nidya.

"NIDYAAAA, KETEMU GAK?" Winny berteriak di dekat kasir.

Perantara cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang