Hai... Haiiii semoga suka. Jangan lupa vote dulu sebelum baca. Happy reading🤗
-
-
-
Nidya baru saja selesai mandi. Ia berjalan mendekat ke arag meja belajarnya dan membuka laptop. Malam minggu, seperti biasa Nidya akan melakukan rutinitas nya setiap malam minggu. Yaitu dengan maraton drakor. Kenapa Nidya tidak memilih untuk pergi main keluar saja? Bukan karena Nidya jomblo jadi ia tidak malmingan. Nidya bisa saja pergi main keluar, tapi Nidya tipe orang mageran. Ia akan keluar rumah jika ada urusan, jika tidak ada maka Nidya tidak akan meninggalkan kamarnya. Yang membuat Nidya semakin tidak ingin pergi, pasti nanti banyak orang yang jalan bersama pacarnya dan ia kurang suka dengan itu. Soalnya bikin dia iri :( kecuali kalau sama orang spesial, mungkin dia mau.
Mata Nidya terus pokus ke arah laptop. Mencari drama korea mana yang akan ia tonton malam ini. Tiba-tiba saja pintj kamar terbuka, terlihat seorang gadis kecil berlari mendekati Nidya.
"Hana? Ada apa?" tanya Nidya ketika meliha Hana-Adik kecilnya.
"Kaaak. kata mama makan yuk," ajak Hana. Suara hana terdengar begitu menggemaskan.
"Hana duluan aja ya, nanti kakak nyusul."
"Mama nungguin dali tadi loh. Makan sekalang aja yuk, Hana udah lapel juga." Hana mengerucutkan bibir mungilnya.
Nidya terkekeh. Karena merasa gemas Nidya menangkup kedua pipi Hana. "Hana udah laper?" tanya Nidya dan di angguki oleh Hana.
"Yaudah kita makan sekarang."
Ekspresi Hana sangat menggemaskan. Ia tersenyum lebar. "Yuk." Hana menarik tangan Nidya.
"Pelan-pelan Hana. Nanti jatoh," ujar Nidya. Hana menarik tangan Nidya dan jalan dengan terburu-buru. Sepertinya Hana sudah tidak bisa menahan rasa laparnya lagi.
Di meja makan. Jesica dan kedua anaknya sedang menikmati makan malam. Mereka begitu pokus dengan makanannya masing-masing, apalagi Hana makan dengan sangat lahap.
"Hana pelan-pelan ya makannya. Gak akan ada yang minta kok." Jesica menasehati putri bungsunya karena makan seperti orang yang ketakutan ada yang meminta makanannya."Iya mama." Kali ini Hana makan lebih santai. Ia juga baru sadar jika makan seperti orang yang kesetanan.
"Tadi Hana belajar apa aja di sekolah?" tanya Jesica.
"Tadi Hana belajal baca."
"Terus Hana bisa gak?" Kali ini giliran Nidya yang bertanya.
"Bisa dong. Pas ibu gulu suluh baca ke depan. Hana maju peltama, telus sama ibunya di kasih bintang." Hana menceritakannya dengan excited, membuat Jesica dan Nidya bangga kepada Hana.
"Wiihh Hana keren. Kalau Hana dapet bintang lagi nanti kak Nidya kasih Hana hadiah," ujar Nidya.
"Benelan?"
"Beneran. Tapi Hana barus dapet bintang dulu, kayak tadi. Gimana? Setuju?"
"Setuju!" Bagi Hana itu bukan tantangan sulit, ia yakin jika dirinya mampu mendapatkan bintang lagi di sekolahnya nanti. Dan mendapatkan hadiah dari Nidya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perantara cinta
Teen FictionGimana rasanya di deketin cowok tapi cuma di jadiin perantara doang? Terus gimana rasanya cowok yang kita suka ternyata malah suka sama sahabat kita sendiri? Kebayang kan gimana sakitnya? Nah hal itu lagi di rasain sama nidya. Nidya, gadis sederhana...