8. Kertas Ganteng

94 16 0
                                    

Hai, hai. Semoga suka ya, happy readding semuanya♥

-
-
-

Nidya terus berjalan menelusuri kooridor dengan tatapan yang tak berpaling dari gambar yang di pegangnya. Ia tak hentinya memuji orang yang ada di gambar tersebut.

"Setelah sebulan akhirnyaaaa huaaaa."

"Bisa-bisanya lo secakep ini? Gemes banget gusti huhuhu. mamaaaaa mau nikah aja gue sama ceye plis. Uuuu my honey lup-lup. Kok bisa sih yeol secakep ini?"

Di belakang ada Ken yang pensaran dengan tingkah Nidya. "Nidya kenapa itu?" tanyanya. Ken melangkah lebih cepat untuk mengejar Nidya.

"Kok bisa ada orang secakep ini plis meleyot gue di tatap ayang."

"Dya." Tanpa segaja Ken menyenggol Nidya cukup kencang.

Refleks Nidya menjatuhkan Pcnya. Matanya membulat ketika Pcnya masuk kedalam ember yang berisi air. Nidya mengambilnya.

"Kertas ganteng gue." Ia menatap nanar Pcnya yang basah, gambarnya pun jadi rusak. Dadanya terasa begitu sesak sekarang, rasanya ingin berteriak sekencang mungkin.

"S-sorry Dya. Gue beneran gak sengaja. Nanti gue ganti deh. Lo beli dimana? Harganya berapaan? Goceng? 10 ribu? Atau 15 ribu?" tanya Ken.

Nidya tersenyum melas ke arah Ken. "Kalau lo nemu yang official harga segitu. Kasih tau gue ya Ken. Gue pengen beli," ujar Nidya.

Ia membuang Pcnya yang rusak. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Ken.

"Kok pergi? Dia marah sama gue?" tanya Ken. Ia mengambil gambar yang Nidya buang. Setelah di ambil Ken langsung berlari.













"Lena. Lo kpopers kan?" tanya Ken kepada salah satu teman kelasnya.

"Iya kenapa?"

"Kalau mau beli gambar ini dimana sih? Yang official tapi."

"Coba liat." Lena mengambil Pcnya dari Ken. Mata Lena melotot. "Anjir. Ini salah satu Pc limited edition. Pcnya terbatas, keknya lumayan susah buat dapetinnya. Harganya juga bisa sampe 500ribuan."

Ken menelan ludahnya kasar, ia pikir harganya paling mahal sekitar 15 ribu. Pantas saja Nidya tadi seperti marah.

"Kok lo bisa punya Pc ini sih?" tanya Lena.

"Ini bukan punya gue."

"Terus punya siapa?"

"Lena bantuin gue plis."

"Bantuin apa?"

"Tolong cariin gambar yang sama persis kayak gini. Harus official juga. Beli dua aja. Buat lo satu," ujar Ken.

Lena menutup mulutnya. "Seriusan lo? Lo gak lagi bercanda kan Ken?" tanya Lena memastikan.

"Seriusan Lena. Kalau bisa dalam waktu 2 minggu ini harus udah ada."

"Nanti gue usahain."

"Maksih Lena."

"Gue juga makasih ya."

"Iya." Ken berjalan menuju tempat duduknya.

"Kenapa Ken?" tanya Jidan.

"Gue abis ngelakuin kesalahan," jawabnya.

"Kesalahan apa?" tanya Jidan lagin.

Ken menarik napas. "Jangan ngajak gue ngomong dulu ya? Lagi lemes ini," pinta Ken.

Perantara cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang