Terimakasih banyak yang udah mau Mampir
Tapi jangan lupa buat Votte dan ramein sama Komentar kalian semua ya〰️➿〰️➿〰️
➰➿Zunea & Rajendra➿➰
〰️➿〰️Rajendra meringis ketakutan, bukan takut lagi tapi ngeri. Pake banget lagi, bagaimana tidak? Satu orang sahabatnya sejak tadi duduk disamping sambil memakan keripik singkong dan tengah memandangnya dengan senyuman yang,,, "anjing Yan lo mau mesum ya sama gue?"
Byur,,, Stefin refleks menyemburkan jus mangga yang baru saja ia teguk ke arah Meka, gawat! Bencana.
"Anjing!" Umpat Meka, Stefin mengangkat tangan membentuk (✌🏻) "sorry Mek! Omongan si Jejen tuh" tuduh Stefin.
Rajendra melotot "dih! Kok gue!, gue mau jadi korban pelecehan si Ayan anjir".
Plak,,, Rayan menggeplak pipi Rajendra "najis kalau gue sampe cabulin lo! Gue demen cewek anjir" belanya.
"Ya terus kenapa lo liatin gue segitunya hah!" Seru Rajendra, "Stefin anjing! Bersihin baju gue" seru Meka yang masih tak terima.
"Ya ampun Mek! Anjing dibawa-bawa" kata Sucipto, "temen lo tuh anjing" seru Meka lagi.
Stefin mendelik "babi ngepet lo Mek" balas Stefin yang lansung mengambil tissue, "nih bersihin sendiri! Gue gak gay kaya si Rayan."
"Anjing gue masih waras ya! Gue masih suka sama cewek!" Kesal Rayan, "lo sih Jen!" Katanya sambil mendorong bahu Rajendra.
"Lah,,, kok gue! Lo lah! Salah sendiri" ucap Rajendra sambil berseru di akhir kata.
"Gue tuh lagi menikmati pemandangan wajah lo yang kayak monyet anjrit, sedep banget deh liat penderitaan orang lain" tutur Rayan.
"Bangsat" kata Rajendra, Raymon terkekeh "bener sih kalau dilihat-lihat! Kenapa sih Jen?" Tanya cowok itu.
"Lo tanya kenapa? Si Jejen kan abis di tembak sama si Neni" ucap Stefin "Neni siapa?" Hanafi bertanya-tanya.
Stefin menunjuk salah satu gadis yang tengah berjalan kearah mereka dengan pandangan dan dagunya "noh! Panjang umur."
"Bangsat!" Umpat Rajendra lagi, "makannya kalau muka itu jelekin kek Jen!" Celetuk Rayan.
Rajendra mendengus "bantuin gue napa!, kemarin berisik banget dia ngechat sama telepon pas gue lagi enak-enak kelonan sama si Jue."
"Astagfirulloh! Delapan belas plus-plus! Mek tutup kuping Mek" seru Sucipto sambil menutup telinga sahabatnya yang terlampau jutek itu.
"Ish apaan sih lo!" Tepis Meka.
"Bantuin" kata Rajendra sambil menarik lengan seragam milik Rayan, Rayan berdecak "enggak ya! Itu tanggungan lo" katanya.
"Anjing banget jadi temen" ucapnya sambil menatap tajam Rayan, beralih pada Meka.
"Mek! Kalau lo gak mau bantuin gue! Gue sebarin nomor Wa lo!" Ancam Rajendra, Meka mendelik.
"Rajendra" belum selesai mengancam semua sahabatnya, suara yang keluar dari mulut gadis itu membuat Rajendra merasa badmood seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERA
Novela JuvenilZERA, nama panggilan yang cocok bagi Zunea Purinda Isla dan Rajendra Saka Albasta. Kisah dua anak remaja yang sama-sama memiliki sifat keras kepala hingga akhirnya perjodohan menyatukan mereka dalam sebuah ikatan Banyak yang bilang mereka akan berj...