𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟓

35 4 0
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

🌙🌙🌙

Karena tidak kuat menahan haus, aku berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Seketika mulutku terbuka lebar ketika melihat bahan-bahan makanan maupun minuman sudah habis. Hanya tersisa botol-botol beriskan air mineral.

"Ah," desahku. Aku menutup pintu kulkas lalu melihat jam dinding. Masih pukul setengah delapan malam. Langsung saja aku masuk ke kamar untuk mengambil sweater dan dompet.

Aku menutup pintu apartment. Begitu keluar, dahiku langsung mengerut heran. Kenapa ada banyak barang di depan apartment kak Finda?

"Permisi," ucapku pada laki-laki yang tengah memindahkan barang.

"Iya, Kak?"

"Ada apa, ya, Pak?" tanyaku penasaran sambil melihat tumpukan kardus.

Bapak tersebut tersenyum, "Oh, ini barang-barang penghuni baru, Kak."

Astaga, aku lupa jika kak Finda sudah tidak lagi tinggal di sini. Aku tersenyum canggung lalu mengangguk paham. "Oh, terima kasih, Pak. Permisi," pamitku.

"Iya, Kak. Sama-sama."

Yang tadinya langkah kakiku terasa ringan, sekarang terasa berat. Aku masih tidak menyangka kalau kak Finda sudah pergi dari sini. Huh, tiba-tiba saja aku jadi merindukannya. Kira-kira sedang apa ya dia sekarang?

Terlalu asik tenggelam dalam pikiran membuatku tidak sadar jika sekarang aku sudah berada di depan supermarket. Memang jarak apartment dan supermarket sangatlah dekat. Hanya perlu menyebrangi jalan raya dan berjalan ke kanan sekitar dua menit.

Aku mengambil trolley dan mendorongnya pelan. Yang pertama aku cari adalah mie instan dan bumbu dapur. Kemudian aku mengambil satu kotak telur, daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.

"Tinggal snack."

Aku berpindah posisi ke rak jajanan. Aku memilih camilan yang menurutku enak dan menarik untuk dicoba. Setelah aku rasa cukup, aku meninggalkan rak tersebut dan menuju ke arah kulkas untuk membeli minuman.

Aku mengambil tiga kotak susu besar, minuman bersoda, yogurt, jus jeruk, dan teh botolan. Tanganku mengambil salah satu minuman yang menurutku unik.

"Enak gak, ya?"

"Enak," sahut seseorang dari belakang.

DEG

Jantungku mendadak berdetak lebih cepat. Aku paling tidak suka ada jika seseorang yang tiba-tiba menyahuti ucapanku. Rasanya horor sekali.

Aku melirik sinis sang pelaku dan betapa kagetnya diriku ketika melihat Alfa berdiri sambil tersenyum. Sepertinya dia tidak merasa bersalah karena sudah mengagetkanku.

"Hai," sapanya.

Aku berdecak lalu memasukkan minuman tadi ke dalam trolley. Tanganku mendorong keranjang dan beranjak pergi dari sana.

𝐋𝐔𝐍𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang