VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasihㅡ Selamat Membaca ㅡ
🌙🌙🌙
Aku menghempaskan tubuhku di salah kursi perpustakaan sekolah. Helaan nafas kecil keluar beberapa kali dari mulutku. Kejadian pagi tadi benar-benar memalukan, bahkan hanya mengingatnya saja aku enggan.
"Ck," decakku seraya membuka sketchbook yang sengaja aku bawa ke sini. Aku mengambil pensil yang terselip di dalamnya dan mulai membuat garisan halus berulang kali.
"Pengen hilang dari bumi," gumamku sambil terus menggambar. Bisa kalian tebak aku akan menggambar apa? Iya, tak lain dan tak bukan adalah bulan sabit.
Aku memejamkan mataku kala ingatan tadi muncul di pikiran. Aku meringis kecil, "Shh, malu banget."
Oke, kali ini aku akan berusaha untuk melupakannya. Anggap saja bahwa kejadian tadi tidak pernah terjadi di dalam hidupku. Aku kembali membuka mataku lalu mengangguk yakin.
"Fokus, Air. Lupain yang tadi."
Memang kadang rencana tak semulus kenyataannya. Aku hanya bisa melupakan kejadian tadi selama lima menit saja, dan sekarang aku kembali mengingatnya. Namun sebisa mungkin aku mengabaikannya dan terus fokus pada gambaranku.
Padahal niatku menggambar di perpustakaan adalah untuk melupakan kejadian tadi. Bukannya hilang, justru di sini aku semakin kepikiran. Menyebalkan.
Berkali-kali aku menggelengkan kepalaku saat fokusku mulai terganggu. Tak habis akal, aku mengeluarkan ponsel dari saku dan melihat keadaan sekitar perpustakaan. Sepi.
Diam-diam aku memutar lagu favoritku dengan suara yang pelan. Aku takut jika guru penjaga perpustakaan memergokiku karena sudah melanggar peraturan. Maka dari itu, aku mengecilkan volume lagu. Setidaknya hanya telingaku saja yang bisa mendengarnya.
Semangatku seakan naik saat lagu telah terputar. Tanpa sadar aku menyunggingkan senyuman tipis. Aku suka dengan situasi seperti. Menggambar sedirian di perpustakaan dan ditemani oleh alunan musik tanpa adanya gangguan. Tenang sekali rasanya.
Lama berkutat dengan gambaran, aku meregangkan tubuhku sejenak lalu melirik jam. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Aku menyelipkan rambutku ke belakang telinga dan seketika mataku melebar saat melihat hasil gambaranku.
"Loh? Kok gambar dia, sih?"
Bukannya gambar bulan sabit yang didapatkan, aku malah menggambar sketsa wajah Alfa saat dia tengah tersenyum. Mulutku menganga begitu menyadari kebodohanku. Kenapa bisa aku menggambar wajahnya? Padahal aku tidak mengantuk, tapi seolah-seolah kesadaranku hilang saat menggambar itu.
DUK
Aku menempatkan dahiku ke atas sketchbook agak keras sampai menimbulkan bunyi. "Aku kenapa, sih?" tanyaku heran pada diri sendiri.
Aku mengangkat kepala dan menegapkan kembali tubuhku. Tanganku menonjok gambar Alfa pelan. "Gara-gara kamu," ucapku bermonolog.
Aku bersiap akan merobek kertas itu, namun pergerakanku terhenti saat bel masuk tiba-tiba berbunyi. Aku mengurungkan niatku dan melirik gambar tersebut dengan sinis. Seakan-akan aku bertatapan langsung dengan wajah Alfa.
"Tunggu nanti. Bakal aku bakar."
🌙🌙🌙
Apakah kalian tau apa yang membuat sore ini terasa menyenangkan bagiku? Tidak bertemu dengan Alfa. Ya, saat pulang sekolah tadi aku sangat senang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Jujur saja, sebenarnya tadi aku sempat khawatir jika bertemu dengannya. Lebih tepatnya aku malu bertemu Alfa karena kejadian pagi tadi.
Aku menghembuskan nafas panjang seraya memejamkan mataku sejenak. Jalan kaki sendirian di sore hari membuat perasaanku jadi tenang. Mataku terbuka kembali lalu melihat keadaan sekeliling jalan raya. Cukup ramai, padahal tadi sempat turun hujan. Sepertinya kali ini hujan berpihak kepadaku. Buktinya saat bel pulang berbunyi, saat itu juga hujan berhenti.
Sepatuku mulai sedikit kotor karena terkena cipratan bekas air hujan. Tak apa, yang penting aku tidak kehujanan dan tidak terjebak hujan seperti yang sudah-sudah.
Kini aku sudah sampai di depan gedung apartment. Aku segera masuk ke dalam. Rasanya sudah tidak sabar untuk segera mandi dan bersantai sambil minum teh hangat.
TING
Lift berhenti di lantai lima belas di mana unit apartment-ku berada. Aku melangkahkan kakiku menuju koridor yang sepi. Saat akan menekan password, aku sempat menoleh ke belakang untuk melihat pintu apartment Alfa.
"Tumben," gumamku heran. Sedetik kemudian aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat. "Ih, ngapain aku cari dia? Gak penting banget."
Aku langsung menekan password dan masuk ke dalam begitu pintu berbunyi. Keningku mengernyit saat melihat sepatu heels berada di rak sepatu.
"Mama?"
Aku melepas sepatu dan kaos kaki lalu berjalan pelan untuk memastikan apakah dugaanku benar atau tidak. Semakin aku mendekati dapur, semakin tercium aroma masakan. Aku juga mendengar suara orang memotong sesuatu di atas talenan.
"Mama?" panggilku saat menemukan keberadaan mamaku di dapur. Beliau berbalik badan lalu menghampiriku yang diam di tempat. "Sudah pulang sekolah, ya?" tanyanya sambil merengkuh tubuhku.
Aku mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya mama melonggarkan pelukan seraya menatapku. "Gimana sekolahnya? Lancar?"
"Hm."
"Makan dulu, yuk. Mama udah bikinin kamu sup ayam. Cocok dimakan dingin-dingin kayak sekarang," ucapnya. Aku menggeleng sebagai penolakan. "Aku gak laper."
"Tapi udah Mama masakin buat kamu, Air. Masa gak dimakan?"
"Buat Mama aja," tolakku seraya berjalan meninggalkannya.
"Kamu kenapa sekarang jadi kayak gini, Air?" tanya Mama.
Langkahku spontan berhenti. Tanpa berbalik badan aku menjawab pertanyaannya. "Tanya sama diri Mama sendiri. Kalo perlu tanya sama Papa sekalian," jawabku.
"Kamu ngomong apa, sih? Kenapa bawa-bawa Papa kamu?"
"Karena kalian yang udah bikin aku kayak gini," sahutku cepat. "Mending Mama pulang aja. Aku mau tidur."
"Mama udah luangin waktu buat kamu, loh, Air. Bahkan Mama rela nunda pekerjaan biar bisa ketemu sama kamu," timpalnya.
Aku tertawa sumbang lalu menghadap mama. "Gak ada yang nyuruh Mama buat lakuin itu, kan?"
"Airla, kamㅡ"
"Aku ngantuk. Mama pergi aja," ucapku menyela pembicaraannya. Katakanlah aku tidak sopan, tapi aku memang tidak bisa berlama-lama dengan mama.
BLAM
Aku menutup pintu kamarku agak keras agar mama tau betapa kesalnya aku kepadanya. Tak mau semakin memikirkan masalahku dengan mama, aku menghempaskan tubuhku ke kasur.
"Ck," decakku. Perlahan aku memejamkan mataku agar amarahku hilang. Aku tidak menduga bahwa setelahnya aku akan tertidur pulas.
🌙🌙🌙
Segini aja dulu. Maaf baru bisa update sekarang huhu
See you besok. Bye-bye!
ㅡ SKY
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐔𝐍𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃 )
Conto[ 𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 ] ❝𝐓𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐤𝐮𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐢?❞ ❝𝐇𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐮𝐤𝐚 𝐛𝐮𝐦𝐢.❞ 𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭...