𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟓

23 4 0
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

🌙🌙🌙

Aku mengerjapkan mataku perlahan ketika mendengar bel berbunyi. Aku mendudukkan diri dan melirik jam yang ada di nakas. Padahal ini hari libur dan juga masih pagi, tetapi sudah ada yang bertamu ke sini.

Aku mendadak terdiam, "Siapa?" tanyaku parno.

Tidak pernah ada tamu sepagi ini di sini kecuali kedua orang tuaku. Aku juga tidak menelpon petugas untuk ke sini.

TING

Kepalaku memutar ke arah pintu kamar. Perlahan aku bangkit dan berjalan mengendap-endap. Alisku bertaut ketika melihat layar monitor mendadak gelap. Tidak mungkin jika rusak karena semalam masih berfungsi dengan baik.

Dikarenakan hal itu, aku tidak bisa melihat siapa yang berkunjung ke sini. Aku berkacak pinggang dan menghembuskan nafas kasar. Sembari berpikir, aku mengetukkan kakiku dan menyapukan pandanganku ke sekeliling ruangan.

TING

Aku berjengit kaget dan buru-buru meraih payung sebagai senjataku. Langkah kakiku sangat pelan lalu aku memberanikan diri untuk pintu apartment.

KLIK

Mataku mengintip melalui celah kecil yang aku buat. Namun tidak ada siapa-siapa di sana, alias kosong. Apakah ini perbuatan dari orang usil?

"Luna," panggil Alfa sambil menyembulkan kepalanya ke arah pintu.

"AH!"

BLAM

Aku refleks membanting pintu dengan keras. Jantungku serasa jatuh ke kaki karena perbuatan Alfa barusan. Sambil menetralkan jantung aku membuka pintu kembali.

"Kamu tuh, ya!" semburku padanya.

Dia menyengir, "Maaf, Lun. Aku gak ada niat buat kagetin kamu."

"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanyaku galak.

"Kamu lupa, ya?"

"Lupa apㅡ" Ucapanku terhenti dan sesaat aku teringat apa alasan Alfa datang ke sini. Aku menggaruk pucuk hidungku, "Sekarang?"

Dia tersenyum simpul, "Iya, Luna."

Aku mengangguk mengerti lalu kembali masuk ke dalam. Tarikan tanganku pada pintu tiba-tiba berhenti disusul seruan Alfa.

"Tunggu, Lun."

Kepalaku menoleh, "Hm?"

"Jangan cantik-cantik, ya?"

"Maksud kamu?" beoku bingung.

"Ya ... pokoknya itu," jawabnya sambil menggaruk tengkuk.

Dia lantas mendorong tubuhku pelan dan menutup pintu. "Aku tunggu di sini," ucapnya sebelum pintu benar-benar tertutup.

KLIK

Aku melipat kedua tanganku di depan dada seraya mengernyit ke arah pintu. "Aneh," gumamku.

🌙🌙🌙

Kini aku menatap pantulan diriku di cermin. Celana jeans hitam, inner warna beige dan dibalut dengan sweater kotak-kotak berwarna hitam dan abu-abu. Aku merapikan rambut dan menyelipkannya ke belakang telinga. Terakhir, aku memakai liptint agar tidak terlihat pucat.

𝐋𝐔𝐍𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang