Jeno dan Jaemin beranjak pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah setelah dirasa urusan mereka telah selesai. Jaemin yang berjalan mendahului Jeno membuka paksa pintu dan keluar, sedangkan Jeno yang ada dibelakang Jaemin menutup kembali pintu dengan agak keras membuat suara dentuman pintu dapat terdengar lumayan kencang.
Saat si kembar telah keluar dari ruangan kepala sekolah, mereka disuguhkan oleh pemandangan dari para korban yang berdiri didepan ruang kepala sekolah. Seperti sedang menunggu giliran untuk masuk. Para korban tak berani bergeming apalagi menatap saat tahu yang keluar dari ruang kepala sekolah adalah Jeno dan Jaemin.
Jeno dan Jaemin, mereka menatap tajam korban korbannya lalu pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun. Hal itu membuat para hati korban sedikit lega, mereka takut jika mereka akan dipukuli saat ini juga tapi ternyata si kembar hanya mangcuhkan mereka, lalu para korban memasuko ruang kepala sekolah.
Jeno dan Jaemin yang malah memilih untuk membolos kini berada gudang penyimpanan peralatan olahraga, tempat mereka merudung korban korbanya. "Apa kau tak mempunyai ide untuk mencuri surat perjanjian itu dan menghancurkannya?" Tanya Jaemin untuk kembaranya.
"Lupakanlah, ibu kalau sudah menyimpan barang, jangankan kita mungkin detektif atau intelejen yang berpengalamanpun tak akan bisa menemukannya" jawan Jeno.
Si kembar bersamaan menghela nafas, Jaemin yang duduk ditumpukan matras dan Jeno yang duduk dilantai. Mereka sama sama tak habis pikir dengan isi perjanjian itu. Jika mereka melanggar, maka mereka akan pergi yang artinya mereka tak akan bisa terus bersama sang kakak.
"Aku tak akan pernah mau berpisah dengan kak Jaehyun"ucap Jeno. " kau pikir aku bisa? Aku juga tak bisa, membayangkannya saja membuatku gila." Imbuh Jaemin.
"Aku jadi merindukan kak Jaehyun" rengek Jaemin yang diangguki Jeno. "Aku tak sabar untuk bertemu dengannya dan langsung menyerang tubuh kak Jaehyun"
"Ah~ bagaimana rasanya jika kebanggaanku masuk kedalam lubang kak Jaehyun?"
"Bayangkan kebanggaan kita secara bersamaan masuk kedalam lubangnya"
"Jangan lupakan bibir yang menggoda itu, ingin segera kusantap"
"Tubuhnya yang indah dan menggoda"
"Sial! Membayangkannya saja membuatku tegang"
"Yah aku juga."
Jeno dan Jaemin saat ini sedang melempar pendapat mereka dan membayangkan kenikmatan yang ingin mereka rasakan dengan kakak kandung mereka. Jeno dan Jaemin yang sudah tegang terpaksa harus menenangkan kebanggaan mereka saat ini juga.
Mereka sama sama melepas sabuk, kancing celana dan menurunkan resleting mereka, lalu menurunkan sedikit celana beserta dalaman mereka, menampilkan kebanggaan mereka yang sudah berdiri tegak.
Kebanggan mereka yang besar, panjang dan juga berurat itu dengan termpil mereka mengelus lalu mengocoknya. Semakin mereka memebayangkan imajinasi mereka akan Jaehyun, semakin cepat juga mereka mengocoknya.
"Akh~ Sialan! Jaehyunnnhhh... " desah Jeno
"Kak Jaehyunnhhh~" desah juga Jaemin.
Berselang beberapa menit akhirnya mereka mencapai puncaknya bersamaan. Cairan putih yang keluar sangat banyak itu mengotori lantai gudang penyimpanan.
Jeno dan Jaemin telah menyelesaikan kegiatan mereka, membuat mereka bernafas lega. "Aku ingin segera pulang dan bertemu kak Jaehyun" ucap Jaemin.
Jaemin dan Jeno bersamaan menghela nafas mereka, meratapi nasib mereka "sudahlah, mari kita bereskan ini dan kembali kekelas."
"Aku tak mau dipanggik keruangan ibu lagi hanya karena membolos" Jeno mengajak kembarannya untuk membereskan ulah mereka, setelah itu mereka kembali kekelas.
Sesampainya dikelas, sikembar disambut oleh sahabat mereka berdua "hey kalian! Habis dari mana kalian?!" Tanya Renjun yag dengan meninggikan suaranya membuat perhatian seisi kelas tertuju pada si kembar.
Renjun adik dari Doyoung, yang mendapat amanah dari teman kakaknya untuk menjaga kedua adik kembarnya. Jeno dan Jaemin mengacuhkan Renjun, mereka langsung menuju ke tempat bangku mereka.
"Hey kalian! "
"Diamlah Kim Renjun, kami sedang tak ingin diajak berbicara!" Seru Jeno. Bukanya takut, Renjun malah duduk didepan mereka memasang senyuman termanisnya "apa kalian marah karena kejadian dilapangan tadi?" Renjun mulai menggoda si kembar.
Jeno dan Jaemin tentu merasa harga diri mereka menurun setelah kejadian dilapangan tadi. Bahkan saat mereka kembali ke gudang, banyak mata yang memperhatikan mereka. Entah tatapan merendahkan mereka, atau tatapan takut pada mereka, Jeno dan Jaemin tidak peduli sama sekali. Mereka tetap melangkah maju dengan angkuhnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Dengar ya Kim, kami tidak ingin membahas itu lagi! Jadi berhentilah bicara dan pergi ketempatmu!" Kini giliran Jaemin yang membuka suara. Renjun mengindikkan bahunya lalu bangkit dari tempatnya "aku sudah memperingatkan kalian berulang kali, salah kalian tak mendengarkan" ucapnya lalu menjulurkan lidah dan kembali ketempat asalnya.
Si kembar yang angkuh itu, menatap sinis Renjun yang sudah kembali di bangkunya. "Sialan" desis mereka bersamaan. Bersamaan dengan itu, guru mapel hari ini masuk kedalam kelas yang tandanya pembelajaran akan segera dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Фанфик"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"