"Pagiiii Kak Syaaaa!!!!" teriakan yang mengalun di depan rumah Danu itu memecah dingin pagi ini, bahkan embun saja belum mengering di balik daun.
Tapi, Juan and de geng sudah berada di depan rumah Danuarta yang langsung disambut senyum hangat oleh Arsya.
"Mau berangkat bareng ya?"
"Iya Kak, Danu udah siap?" tanya Naya tidak sabaran.
"Masih di atas, masuk dulu yuk, nggak baik ngobrol di depan pintu."
Lantas setelah dipersilahkan masuk ke dalam rumah Danu, keduanya cukup tersentak karena Candra yang dengan santai duduk di sofa dengan teh anget buatan Arsya.
Bau manis teh itu beradu dengan senyum tengil milik Candra.
"Ngapain lo?" tanya Renda.
"Katanya mau berangkat bareng, ya udah gue duluan ke rumah Danu. Namanya juga tetangga." Sahut Candra.
"Tapi, lo nggak diajak." Ujar Juan. Yang punya mobil mau berangkat bareng pagi ini ke sekolah.
"Njir tega bener lo, Jun. Nggak kasihan apa sama gue. Tadi ditinggal sama tuh curut." Melas Candra, menerawang dengan muka sok dramatis pada kejadian tadi pagi saat awal masih gelap Abi berangkat bersama Raja.
Entah mau kemana pagi-pagi buta. Masalahnya motor di rumah Candra tuh cuman satu, nah itu motor kan dipakai buat ke sekolah bareng Abi.
Ya mau gimana lagi tidak ada jalan pintas lain selain nebeng sama Juan.
"Rumah lo sekarang sama sekolah kan udah deket nih." Celetuk Naya sesudah mendudukkan bokongnya pada sofa diikuti Juan dan Renda.
"Terus?" si demit penasaran.
Lama Naya berpikir sampai sahutannya mengudarakan tawa setiap orang yang ada di sana termasuk Arsya.
"Ya jalan kaki lah."
"Assu tenan koe, Nay." Sungut Candra sembari memasang muka semasam mungkin.
Ngambek dia ges.
"Dih ngambek, nggak cocok lo Can ngambek." Sindir Renda.
Nah kan mulai lagi perdebatan antara demit nyasar dan Pakde tenda eh Renda maksudnya.
"Damn it!!" umpat Candra.
"Dih sok linggis lo." Celetuk Juan.
"Inggris!!!" teriak Renda, Naya, serta Candra serempak.
"Heh ini kok malah pada ribut, jadi nggak berangkat? Itu Danu udah siap." Ujar Arsya sambil menengadahkan dagu pada Danu yang baru turun dari lantai atas.
"Wah udah rame aja, lama ya?" tanya Danu.
"Nggak kok Dan, baru sampe." Nah giliran sama Danu nada bicara Naya jadi lembuttt banget.
Membuat biang julid Candra memasang muka kayak emak-emak lagi nyinyirin tetangga yang beli barang baru.
"Ya sudah sana berangkat, udah jam berapa ini." Ucap Arsya, mulai tidak enak dengan atmosfer saat bundanya baru pulang dari butik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST NIGHT
Fanfiction"Orang bilang cinta pertama anak perempuan itu Ayahnya berarti anak laki-laki cinta pertamanya Ibu dong? Terus, kenapa Bunda nggak mau dijadiin cinta pertama Kasa, Kak?" -SUDAH SELESAI- ~Mulai, 23/07/22 ~Akhir, 08/08/22 ©LAST NIGHT | 2022