12. Bertemu Kembali Dengan Luka

316 26 0
                                    


Pelajaran terakhir itu jadi penentu kesabaran tiap umat di sekolah.

Sabar menahan kantuk atau tidak. Apalagi pelajaran paling membosankan berlangsung yaitu PPkn di Kelas Unggulan 1.

Namanya murid pintar tapi kalau kegiatan sepenuhnya diisi belajar dan belajar ya gumoh juga kali.

Lain halnya kalau memang hobinya belajar. Nanti kalau ditanya, 'kamu kok suka sih belajar?', 'nggak capek ya itung-itung?', atau 'kok bisa sih rumus segitu rumitnya bisa langsung dapat jawaban?'.

Pasti jawabannya klasik nan umum, 'belajar seru tau'. Alah menye-menye banget.

Padahal jawaban yang sebenarnya tuh gini.

BELAJAR SERU BAGI YANG PINTAR DAN MAU BELAJAR.

TAPI KALAU SUDAH BODOH TIDAK ADA NIAT UNTUK BELAJAR PULA YA SUSAH.

Ya, mohon maaf kamu nggak bakal jadi apa-apa di masa depan nanti.

Ok, kembali lagi pada Juan and de geng. Pelajaran PPkn yang diawali dengan penjelasan panjang kali lebar dan bonus terakhir soal satu nomor.

Iya, satu nomor tapi jawabannya berlembar-lembar, mampu menyaingi matematika itu.

Candra yang sibuk celingak-celinguk itu tak luput dari pandangan guru PPkn di atas.

"Kenapa Candra?"

"Cari barang, Pak." Jawabnya, melanjutkan kembali pendar mata yang menerawang setiap sudut kelas. Mana tau ada barangnya nyempil di antara pantat-pantat bohai itu kan.

"Cari apa?" tanya Pak Joko selaku guru pelajaran PPkn di kelas 2.

"Foto Pak."

"Foto siapa?" sekarang giliran Renda yang bertanya.

"Ada deh, kepo aja lu!"

"Dih, sok rahasia-rahasiaan, waktu kecil juga mandi bareng." Perkataan itu lantas membuat setiap kepala yang ada di sana menoleh ke arah Renda lalu menatap tidak menyangka ke arah Candra.

Candra yang mendengar perkataan itu lantas dengan cepat mengambil buku tebal PPkn.

Pakkk

Karena sibuk tertawa, Renda sampai tak menyadari buku keramat tersebut mendarat dengan gemulai di kepalanya.

"Sakit goblok!!"

"Ya lagian lo rahasia masa lalu dibongkar. Aib ege!!" tak kalah nyaring suara Candra mengalun.

"Alah namanya juga masa kanak-kanak, gue juga udah lupa bentuk titit lo gimana."

Plakkk

.

Akhir dari hari ini yang ditunggu akhirnya terbalaskan, bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring.

Mengisi setiap koridor yang sunyi dengan riuh suara anak-anak yang mendapat keadilan. Setelah guru mereka keluar lebih dulu, barulah anak-anak murid yang lain keluar.

LAST NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang