15. Bunda Peduli?

436 27 2
                                    


Pelajaran Ibu Risma bahkan sudah hampir berakhir tapi tidak ada tanda-tanda kemunculan dari Danu.

"Na, kok lama?" monolog Naya.

Pertanyaan Ibu Risma lantas mengalun bersama detak yang lebih cepat dari biasanya milik Juan.

"Danu kok lama sekali ya. Juan tolong kamu susul siapa tau ada sesuatu yang terjadi."

Juan yang mulai beranjak itu lantas disusul oleh Candra di belakang.

Langkah keduanya yang menyusuri koridor kelas lain menyusuri toilet yang ada di sudut semakin berpacu dengan rasa panik.

Saat melewati Kelas Unggulan 2 obsidian legam Juan tidak sengaja bertabrakan dengan netra legam yang tersenyum.

"Aneh." Ucapnya.

"Kenapa?" tanya Candra penasaran.

"Ehm udahlah nggak penting."

Langkah keduanya lalu terhenti di depan toilet laki-laki. Melangkahkan tungkai masuk serta mengecek bilik per bilik yang ternyata tidak dikunci.

Hingga tersisa satu bilik yang tidak bisa dibuka oleh Candra.

"Jun." Panggilnya.

Juan lalu melangkah mendekat ke arah bilik yang terkunci. Nyaring jam tangan yang masih mampu terdengar dari luar mengalihkan semua fokus Juan.

Brakk

Brakk

Pintu yang berusaha didobrak oleh keduanya tapi tetap tidak bisa.

"DAN LO DI DALEM? JAWAB GUE DAN!" teriakan demi teriakan dilayangkan.

"J-juan.... tolong."

Satu suara lirih akhirnya menjadi jawaban Juan. Berusaha mendobrak pintu sekuat mungkin yang juga dibantu Candra.

Brakk

Sampai pintu terbuka Juan serta Candra dibuat melongo dengan tubuh Danu yang sudah basah kuyup merosot di lantai kamar mandi.

"DAN!!"

"PANGGIL AMBULAN CAN!!"

Teriakan Juan yang tidak bisa diganggu gugat itu langsung disanggupi oleh Candra.

"Dan... nggak papa, gue di sini." Ujar Juan mendekap tubuh Danu yang sudah gemetar dengan nafas tersengal.

Entah kenapa bagi Juan melihat Danu yang seperti ini selalu jadi belati yang berubah arah lalu menikam tepat di bagian jantungnya.

Menyakitkan.

"Uhukk... uhukk...." batuk yang terdengar menyakitkan itu membuat tangan kekar milik Juan mengurut bagian dada yang naik turun dengan cepat.

Tempat di mana detak masih diharapkan tetap ada.

"J-jun..." panggilan dari Danu itu mengalihkan atensi Juan yang menahan setengah mati isakannya.

LAST NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang