19. Masa Yang Menipis

546 23 1
                                    


Waktu yang ditunggu akan terasa lama serta waktu yang dibiarkan berlalu begitu saja akan terasa sangat cepat.


Sama saat ujian kenaikan kelas yang sudah memasuki hari terakhir, di mana hari terakhir ini hanya satu ujian tertulis yang dilaksanakan dan sisanya adalah ujian praktek.

Entah praktek olahraga, prakarya serta praktikum kimia.

Suasana ruangan per kelas yang begitu sunyi serta meja yang ditata rapi hanya untuk diduduki satu orang itu tak ubahnya seperti kuburan lama.

Benar-benar tidak ada suara yang keluar.

Semua murid yang sibuk mengerjakan lembar ujian mereka sebelum masuk ke ujian praktek.

Bagian laci meja yang dibalik menghadap ke depan agar tidak ada secelah pun untuk menyimpan contekan. Para pengawas yang juga berkeliling untuk mengawasi para murid.

Juan and de geng seperti ujian-ujian kemarin, akan menjadi musuh dari segala musuh kalau sudah menyangkut tentang nilai.

Danu yang duduk paling belakang seorang diri terus menghela nafas gusar. Bukan karena ujian tertulis terakhir ini susah. Bahkan ini jauh lebih mudah karena mata pelajaran Seni Budaya.

Melainkan memikirkan praktek olahraganya nanti, apa mampu dengan kondisinya sekarang ia bisa ikut.

Olahraga harian saja ia selalu absen, pernah nekat ikut malah berakhir di ruang kesehatan.

"Kenapa Danu?" tanya salah satu pengawas yang lewat tepat di depan Danu, membuat anak murid yang lain ikut berbalik menatap Danu.

"Nggak papa kok, Pak."

"Terus kenapa dadanya dipegang, sakit lagi?"

"Nggak kok, emang sering gini." Jawab Danu.

"Oh, kalau sakit bilang ya."

"Iya Pak."

Setelah pengawas tersebut berbalik membelakangi Danu, Juan menoleh dengan raut wajah yang meminta penjelasan. Seakan bertanya lewat tatapan mata, 'lo nggak papa?'.

Yang hanya dibalas acungan jempol oleh Danu.

Bermenit-menit ujian berlangsung akhirnya terselesaikan juga. Juan sebagai ketua kelas beranjak untuk mengumpulkan lembar jawabannya serta milik teman-temannya yang sudah selesai.

"Udah selesai, Dan?"

"Dari tadi Juan."

"Pinter." Ujar Juan, dengan senyum bulan sabit miliknya ia ambil lembar ujian milik Danu.

Lalu memberikannya pada pengawas yang kali ini bertugas mengawasi berlangsungnya ujian Kelas Unggulan 1.

"Baik kalau begitu, saya permisi dulu. Bersiap untuk ujian praktek kalian."

"Siap Pakk!!!" ucap para murid serempak.

Selepas pengawas tersebut keluar dari kelas barulah atmosfer berubah menjadi lebih lega untuk bersuara.

LAST NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang