Chapter 70 - My Ocean

2.8K 160 17
                                    

Why did I sign up for this? WKKWKWKWK
padahal waktu bikin kerangka awal cerita ngiranya gak bakal sesakit ini, ternyata sedih ugak😭👍🏻

Yuk, dikit lagi selesai.. Aku pasti bisa, kgn pengen nulis yang seneng-seneng lagi (dan joyok) WKWKWKWK

———

Pemakaman Vier berjalan dengan penuh airmata, Sean sampai harus dibantu El untuk duduk di bangku yang letaknya jauh dari keramaian. Pasalnya ketika peti mulai ditimbun tanah, gadis itu lemas hingga berlutut di tanah. Karena takut mengundang kerumunan media yang sudah dipagari oleh tim protokol pengamanan dari management Vier dan Sean, gadis itu harus dibawa ke jarak yang lebih aman.

El membawa botol air mineral dan berlutut di hadapan Sean. "Pulang aja ya habis ini, Sean? Muka lo udah pucet banget, gue takut lo
kolaps".

Sean menggeleng hebat. "Gue gak apa-apa".

"Minum dulu, takut lo dehidrasi". Ucap El sembari menyodorkan air mineral.

Gadis itu menurut dan menenggak hampir setengah isi botol, matanya tak henti menatap sampai makam itu tertutup rapi dengan tanah. Rombongan keluarga Vier bergantian bersimpuh di pusara lelaki itu, menaburi dengan kelopak bunga. Sean menyaksikan bagaimana satu persatu dari mereka pergi, meninggalkan makam yang sepi.

Sang bunda pun pada akhirnya bangkit, dengan bersusah payah dan berjalan berlalu. Ia menghampiri Sean yang sejak tadi menatap kosong dari tempatnya. "Nanti kerumah Bunda ya, sayang.. Nginep, biar kamu istirahat. Kamu kelihatan kecapean banget".

Sean mengangguk, memaksakan senyum yang sulit tercetak. "Iya, bunda.. Nanti Sean kesana".

Pada akhirnya sang bunda pergi setelah lebih dulu mengecup puncak kepala Sean, rasanya persis seperti Vier yang melakukannya dulu. Gadis itu kemudian meminta El membantunya berjalan ke pusara Vier, bersimpuh diatas tumitnya.

Ia menaburkan bunga dengan warna putih, membuat makam itu terlihat cantik. "Tidur yang tenang ya, sayang. Sekarang udah gak perlu ngerasain sakit lagi. Aku janji bakal kesini terus, ngunjungin kamu. Jangan lupa buat dateng ke mimpiku, ya? Kasih tau aku kabarmu, kayak dulu waktu kita beda benua. Aku janji akan dengerin ceritamu, gak akan aku cuekin lagi".

Sean kemudian menempelkan kepalanya di nisan yang terpasang disana. "Aku sayang kamu, Vier. I'll trade everything to have you here again. Maafin aku untuk semuanya".

———

Konferensi pers yang sudah berjalan selama lima belas menit itu tiba-tiba saja sunyi, penyebabnya ternyata adalah kehadiran seorang Oceana disana, memasuki ruangan konpers perlahan, dengan wajah khas habis menangis.

Gadis itu duduk di salah satu sudut, menyaksikan bagaimana blitz kamera tak henti mengarah padanya. Pandangannya sudah kosong. Acara itu tidak lain menjelaskan rentetan kronologi kematian seorang Olivier sekaligus dengan pemberitahuan bahwa artis tersebut sudah tidak akan lagi melanjutkan semua kontraknya.

Satu hal yang mengejutkan bagi Sean adalah: Sebagai persembahan terakhir dari Vier, ternyata lelaki itu sudah menyiapkan satu buah album yang berisikan 11 lagu. Album itu diberi judul 'My Ocean' yang isinya merupakan lagu-lagu cinta karya tangan Vier sendiri yang tak sempat ia publikasikan semasa hidupnya.

Sesuai dengan pesan terakhir Vier, lelaki itu hanya mengizinkan 1 buah kepingan cd asli untuk albumnya diproduksi. Sisanya ia hanya mengizinkan lagu-lagunya didengarkan secara digital saja. Dan sudah bisa ditebak, kepingan cd itu adalah hadiah untuk Sean.

Betapa sesaknya dada Sean saat menerima hadiah itu, dibungkus rapi dengan kertas berwarna biru. Vier memang sudah pergi, tapi di hari ulangtahun Sean, ia masih menerima ucapan, bahkan hadiah darinya.

ARRIVAL DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang