Chapter 56 - Showing You Off to The World

3.2K 184 22
                                    

Ada part 🔞 ya harap maklum ada yang abis LDR 🥲🙏🏻

———

Sean menggerakkan tubuh sintalnya dengan tergesa diatas Ales, bunyi kecipak dari suara air di bathtub bercampur dengan suara penyatuan mereka mengisi seluruh bagian ruang kamar mandi tempat mereka melepas rindu dengan kegiatan bercinta.

Diawali dengan Sean yang tengah berendam di dalam ruang kubik sendirian dengan didampingi Ales yang sengaja menungguinya dengan duduk di closet, niat awal lelaki itu padahal hanya ingin menanyakan perihal menu makan mereka siang ini. Tapi, gadisnya punya niat lain saat melihat tubuh berbalut celana pendek itu mendekat padanya.

Jadilah, Sean melangsungkan aksi kecil yang langsung membangkitkan gairah sang lelaki, membawa bagian inti Ales kedalam hisapan secara tiba-tiba setelah menyentuhnya terlebih dahulu. Sean bahkan perlu berlutut di dalam bathup demi bisa menggapai Ales.

Ales bersumpah, demi tuhan yang manapun di dunia ini. Sean bagai setan cantik yang berwujud malaikat, selalu memikatnya dengan gairah.

"I'm closebaby". Ucap Ales, memperingatkan. Sean langsung menarik dirinya dari sana.

Kegiatan mengulum yang terputus secara tiba-tiba itu membuat Ales melenguh, bertemu tatap dengan gadis yang menatapnya dengan netra sayu. "Jangan keluar dulu, fuck me first, Les. Keluarin didalem aja nanti".

Kotor sekali mulut Sean, dengan enteng meminta diberi kenikmatan begitu.

Tapi, bukan Ales namanya kalau tidak menyerah pada godaan seorang Sean. Hingga tanpa butuh pikir panjang, ia menuruti keingininan Sean dengan lebih dulu memberi titah. "Ride me. Kamu yang mau".

Bukan juga Sean namanya, kalau tidak serta merta menuruti titah seorang Ales. Gadis itu bergerak dengan sensual, membiarkan milik Ales tertanam makin dalam di lubangnya.

"Saya heran sama kamu, your sex drive deserves an award, Oceana". Ucap Ales ditengah percintaan mereka.

Sean tersenyum sebelum menunduk, mendekatkan bibirnya dengan telinga Ales. "My partners always say the same thing".

Sean tahu rencananya menyulut emosi Ales berhasil saat merasakan tangan lelaki itu melingkar dan mengerat di lehernya. "Shut your mouth up, saya gak mau denger".

Gadis itu menahan seringainya. Lelaki posesifnya itu memang mudah sekali di provokasi.

Sean sudah pernah bilang kan? Sensasi kesulitan mengais nafas ditengah kegiatan bercinta menjadi candu untuknya, dan belakangan ini Ales jarang melakukannya.

Jadi, memercik api sedikit tidak apa, toh nyatanya berhasil.

———

Vier menatapi deretan potret itu di ponselnya, memerangi keinginannya yang terus-terusan ingin mengakhiri hidupnya sejak berhari-hari lalu. Wajah itu selalu menahannya tetap di dunia, senyumnya mengingatkan akan betapa bahagianya ia hidup selama ini.

Senyum Vier akhirnya terulas, setelah berhari-hari terbenam. Satu foto yang diambil saat Vier dan Sean tengah bersantai di sofa apartment Sean. Ia ingat hari itu mungkin adalah fase paling indah dalam hidupnya. Sean yang hari itu merasa sedang tidak sehat, meminta Vier untuk menemaninya.

Vier sampai membatalkan 2 jadwalnya sekaligus, membiarkan hari itu menjadi harinya dan Sean. Berlaku sebagai seorang kekasih yang dapat dijadikan sandaran kala yang satunya tengah tidak sedang baik-baik saja.

Vier ingat ia sempat memasak untuk Sean, menggantikan baju sang gadis, bahkan sampai terjaga semalaman karena demam Sean yang tak kunjung turun.

Vier terus memberinya semangat sepanjang malam, mengecup pelipis Sean tanpa henti. "Sembuh yuk, sayang.. Jangan sakit lagi".

ARRIVAL DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang