Chapter 7 - A mistake

7.6K 290 4
                                    

Bagian ini masih 🔞 yaa!
Kalo mau skip gpp soalnya chapter ini 🤤 banget

———

Sean merasakan hangat disekitar tubuhnya, jemarinya bergerak menandakan kesadaran tubuhnya sedang berangsur perlahan aktif. Matanya mengerjap berulang kali, menghalau kantuk yang masih menyelimuti. Matanya menangkap tangan lain dibawah tangannya, jemari yang panjang dan lentik itu melingkupi jemari mungilnya. Sean bergumam, ia bahkan tidak ingat bermalam dengan Vier. Pelukan lengan di perutnya masih kokoh mengunci pergerakannya.

Tunggu.

Kesadaran Sean akhirnya pulih. Lengan itu bersih, tidak dipenuhi tattoo seperti lengan Vier. Sean merangsek untuk duduk di kasur dan menemukan sosok tampan itu tengah memejamkan mata, tertidur nyenyak disebelahnya. Ales saat ini masih berada di alam mimpinya, tertidur tenang dan tanpa balutan busana disamping Sean.

Bulu kuduk Sean meremang. Mengapa Ales tak berbusana?

Kemudian matanya melirik perlahan kearah tubuhnya sendiri. Sean disergap rasa panik, tubuhnya juga sama polosnya dengan Ales. Gadis itu menjambak rambutnya frustasi. Ia akhirnya mengingat semuanya, kejadian spontan yang terjadi semalam. Otak Sean memutar kembali tiap adegan yang terjadi semalam.

Sean terkejut bukan main saat menemukan seorang lelaki berdiri didepan kamar hotelnya, sosok tinggi bertubuh tegap dengan rambut yang disisir rapi itu terlihat familier. Matanya memicing saat meneliti wajah tampan itu, maklum, pengaruh wine yang hampir setengah botol mulai mengganggu sistem indra pengelihatan Sean.

"Ngapain kamu di kamar saya?". Sean mendengar suara lelaki itu, suaranya berat dan dalam.

"Kamar lo? Ini kamar gue, gila. Lo yang ngapain gedor kamar gue malem-malem gini?". Bentak Sean balik, gadis itu bahkan sempat bertolak pinggang.

Sean melihat mata sang lawan bicara berulang kali mengerjap sebelum pada akhirnya menutup, tubuh tinggi itu pun jatuh ke lantai, luruh tepat di hadapannya. Sean tersentak dan mundur selangkah, namun lelaki itu jatuh hingga ke dekat kakinya. Gadis itu sempat mencoba mendorong tubuh tak berdaya Ales dengan kakinya, namun nihil. Lelaki itu tak sedikitpun bergerak.

Tak sengaja seseorang melintas tepat didepan kamarnya, dan menatapnya heran. Sean bagai tertangkap basah sehabis membunuh seseorang rasanya. Pada akhirnya gadis itu berlutut dan menarik tubuh Ales hingga masuk ke dalam kamar. Ia juga menutup pintu kamar agar tak ada seorangpun yang melihat dan berpikir aneh-aneh.

Ditengah kesadarannya yang minim, Sean berulang kali mencoba membangunkan Ales yang masih tergeletak di lantai, dimulai dengan menepuk pundaknya, menjambak rambutnya sampai memukul punggungnya. Usahanya pada akhirnya berhasil, lelaki itu bergerak dan menatap heran kearah Sean.

"Bangun. Jangan tidur disini. Pilot sinting, nyusahin banget". Omel Sean.

Sean kemudian berupaya membopong tubuh Ales yang masih setengah sadar itu hingga ke kasur dan membiarkannya tertidur disana. Syukurlah lelaki itu masih sanggup berjalan ditengah fase black-outnya tadi. Sean sendiri sejujurnya tidak dalam kondisi prima, rasa lelah dan campuran alkohol di dalam darahnya membuat kantuk menyerang tanpa ampun sejak tadi. Gadis itu melepas handuk kepalanya dan langsung ikut berbaring disana, tidak terlalu memperdulikan fakta bahwa ia tidur berdampingan dengan seorang Ales di ranjangnya.

———

Sean merasakan hangat dan basah di bagian tengkuknya, gelenyar aneh membuatnya terbangun dari tidur singkatnya. Nafas berat menyapa permukaan kulit pundaknya, membuatnya tak sengaja mengeluarkan lenguhan kecil. Sebuah tangan melingkar di pinggang Sean dan menarik ikatan bathrobe yang ia kenakan. Simpul itu lepas dan sebuah tangan besar yang hangat bertemu sapa dengan kulit perutnya, mengelus lembut di bagian perut bawah Sean hingga ke atas.

ARRIVAL DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang