Chapter 19 - Craving for you

6.8K 251 19
                                    

Chapter ini 🔞 lagi-lagi 😂
Lama lama jadi 50 shades of grey ni cerita🥲
Tapi emang ini lagi fase gonjang-ganjing untuk ngebentuk hubungan mereka, so bear with me.. belum saatnya kita konflik2

Spoiler dikit, konfliknya masih jauh tapi BERAT BANGET, probably yang terberat dari semua ceritaku karena idenya udah ada.
moga ku kuat nulisnya hehe

Anyway, bagian ini kalo yang joyoknya mau diskip boleh, tapi ada percakapan penting di ending yang sedikit menjelaskan kemana arah hubungan mereka nanti, jadi bagian akhirnya jangan ikutan di skip ya!

ciao!

———

Ales terdorong hingga menabrak ujung kasur, gadis yang nafsunya tengah terbakar itu bahkan sedikit mendorong pundak Ales agar terduduk di kasur dan memandanginya sebelum memutuskan untuk naik ke pangkuan sang lelaki. Nafas Sean berat dan terengah, seperti dirinya tengah terbakar gelora yang menggebu-gebu.

Ales menatap mata sayu itu sebelum ciuman mereka kembali terjalin, dengan Sean yang resmi ada di pangkuannya, nafsunya mulai tersulut hingga bagian selatannya mulai mengeras. Tubuh Sean begitu hangat di dalam dekapannya, apalagi disaat sang cantik mulai menggerakan tubuhnya dan menciptakan friksi agar bagian inti mereka saling bergesekan.

"Oceana, what are you doing?". Desah Ales lemah, dahi mereka saling bertemu.

Sean tidak menjawab, gadis itu malah semakin mempercepat gerakannya diatas tubuh Ales, membuat sang lelaki menggeram tertahan. Bibirnya terus mengejar milik Ales, seakan ciuman mereka adalah oksigen baginya.

Tidak, Ales harus memastikan isi kepala Sean. Lengannya menahan tubuh mungil itu dari pergerakan, membuat Sean melepas ciuman mereka dan memberikan tatapan protes.

"Bilang dulu sama saya kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba mau ngelakuin ini lagi sama saya?". Ujar Ales bertanya.

Sean menggigit bibirnya, sebuah gestur yang membuat kepala Ales makin pening. "I just want to do it, I'm... suddenly I'm... Craving for you".

"Yeah? But why? What makes you think of me?". Tanya Ales lagi sembari menyusuri leher Sean dengan lidahnya.

Sean melenguh, merasakan lembab yang makin tak tertahan di area intimnya. "Let's just say I'm in the mood".

Jemari Ales bergerak menuju akar rambut Sean dan menjambaknya hingga gadis itu memekik dan mendongak. "Kamu pikir kamu bisa seenaknya dateng ke saya pas kamu lagi horny? Huh? Kemana Oceana yang pride-nya setinggi langit?".

Rengekan Sean makin tak tertahan saat Ales menyesap area lehernya, mungkin meninggalkan bekas disana. "Murahan. Bilang aja kamu nikmatin permainan saya yang kemarin kan? And now you're addicted to it? Dasar jalang".

Makian Ales sepertinya memang punya serbuk magis, pasalnya gairah Sean makin meletup-letup ketika mendengar hinaan itu disuarakan dengan nada rendah Ales. "Les...".

Sisi dominan Ales langsung menguasai saat namanya disebut, rintihan itu entah mengapa bagai saklar baginya, yang mampu menyalakan sisi gelap di dalam diri Ales seketika.

"Were you thinking about me fucking you? Huh? Were you imagining me fucking you in your bedroom?". Bisik Ales di telinga Sean, membuat bulu kuduk sang gadis berdiri.

Sean menjawabnya dengan rintihan, lagi-lagi berupaya menggerakkan pinggulnya agar bisa merasakan kembali sensasi yang tadi hampir membuatnya gila.

ARRIVAL DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang