Dibalik Pria Bertopeng

128 28 10
                                    

Saat tidur, Karina mengalami mimpi buruk. Kejadian tadi siang terulang kembali di dalam mimpinya, sampai akhirnya ia terbangun dari tidurnya dan menyadari itu hanyalah mimpi belaka.

Ia melihat jam yang menunjukan pukul 21.25, Karina merasa bingung, ia merasa sudah lama ia tertidur, namun ternyata ia baru terlelap 20 menit.

Karina mencoba bangun lalu duduk di pinggir kasur, kepalanya kembali terasa pusing, ia perlahan berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Ia mencuci muka dan kembali menatap dirinya di cermin, Karina mengingat kembali kenangannya bersama Joong eun alias Yeji.

Ia mengingat dimana ia pertama kali bertemu dengan Yeji, bertugas bersamanya, berjalan bersamanya, saat Yeji sering menyemangati Karina saat terpuruk, selalu memberikan nasihat saat Karina kebingungan, semua itu ia ingat kembali. Dan mengingatnya membuat hatinya sangat sakit, orang yang selalu ia anggap saudara, ternyata musuh yang sesungguhnya.

Air mata Karina jatuh, namun bukan air mata kesedihan. Air mata kekecewaan, kemarahan, menyatu yang membuat Karina merasa frustasi.
Karina yang frustasi, mengacak-acak kasar rambutnya, menatap dalam bayangan di cermin, lalu memukul keras cermin sampai pecah dan akhirnya tangan Karina berdarah.

Ia memukul-mukul tepi wastafel, bersandar di tembok dan duduk memeluk lututnya sambil menangis sesegukan.
Tak lama kemudian, Yeonjun datang lalu menghampiri Karina yang sedang menangis memeluk lututnya.

"Karina? Kamu kenapa?" Yeonjun memeluk istrinya yang sedang menangis.

Yeonjun melihat tangan Karina yang berdarah dan menyeringai melihatnya.

"Ya ampun Karina... ini tangan kamu kenapa?" Yeonjun memangku Karina dan membawanya kembali ke atas kasur.

Karina duduk bersandar disana sedangkan Yeonjun pergi mengambil kotak obat.

Yeonjun memeriksa tangan Karina apakah ada pecahan beling kecil di tangannya, lalu secara teliti ia mencabutnya satu persatu.

Karina hanya diam, menunduk, menatap dengan tatapan kosong.

Setelah selesai, Yeonjun memberikan antiseptik lalu membalutinya menggunakan perban.

Secara perlahan Karina melihat apa yang Yeonjun lakukan, ia menatap sendu pada Yeonjun.

"Terima kasih," ucapnya dengan nada pelan seperti orang yang sangat kelelahan.

Yeonjun tersenyum pada Karina, ia mencium tangan Karina yang ia baluti dengan perban tadi.
Ia menyimpan kotak obatnya di nakas dan duduk di samping Karina sambil merangkulnya juga mengusap kepala Karina yang bersandar di bahunya.

......

Disisi lain, Giselle masih berdebat kecil bersama Taehyun di halaman depan rumah Taehyun.

"Kenapa kamu tidak mau bermalam disini?" tanya Taehyun dengan muka datar.

"Untuk apa? saya juga punya rumah."

"Apa kau tidak akan kabur?"

"Untuk apa saya kabur...... saya masih punya harga diri, kalau punya hutang ya saya pasti bayar." Giselle berusaha meyakinkan Taehyun.

"Kau yakin?"

Giselle menghela nafas panjang.

"Dengarkan saya wahai Kang Taehyun... saya tidak mau menginap lagi di rumah anda....... besok saya bayar hutang-hutang saya... anda tidak usah takut kalau saya kabur.. tidak usah... karena saya besok akan pergi kerja dan ANDA JUGA ADA DISANA!! .... Kan?" Giselle mengusap kasar wajahnya.

"Ohh oke, terserah kalo mau pulang silahkan," Taehyun berjalan pergi menuju ke dalam rumah nya.

Giselle kesal dengan sikap Taehyun yang sangat aneh baginya. Ia menendang keras ban mobil milik Taehyun, lalu berjalan menuju gerbang.

Intelijen VS Mafia || YEONJUN & KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang