Hukuman Mati (END)

316 34 2
                                    

Ponsel Karina berdering dan saat dilihat ternyata itu adalah Giselle, lalu ia mengangkat panggilan dari Giselle.

"Hallo, Giselle?"

"Hallo, sunbaenim! Kau dimana? Kau tahu, sekarang adalah waktunya Choi Yeonjun melaksanakan hukuman mati!"

Mata Karina melebar mendengarnya.

"Apa? Giselle! Tolong aku! Aku terkunci di kamarku!"

"Apa? Baiklah, aku akan segera kesana!"

"Tunggu! Aku tidak sedang berada di rumah suamiku, aku akan mengirim lokasinya!" Karina menutup panggilannya dan mengirim lokasinya pada Giselle.

Setelah Giselle menerima lokasi yang dikirim Karina, ia bergegas pergi kesana untuk menjemput Karina. Sesampainya disana, Giselle mencari ruangan yang menyekap Karina dan saat ia melewati sebuah pintu, Giselle mendengar suara Karina yang meminta tolong. Lantas Giselle mengecek apa Karina ada disana atau tidak, "Karina-nim?"

"Giselle! Tolong aku, Giselle!"

"I.. iyya.. sunbaenim! Aku akan mencoba membuka pintu ini."

Giselle mencari sesuatu yang bisa menghancurkan engsel pintu itu, sampai akhirnya ia menemukan kapak dan langsung membawanya. Giselle mencoba menghancurkan engsel pintu itu menggunakan kapak tadi dan mendobrak pintu kamar Karina. Setelah berhasil ia membuka pintu itu, Karina langsung menarik tangan Giselle pergi ke tempat pelaksanaan hukuman mati.

Yeonjun kini telah ditempatkan ditiang untuk pelaksanaan hukuman matinya, disana, ternyata Taehyung dan anggota Bloodymask lainnya telah bersiap untuk menolong Yeonjun.
Saat regu penembak bersiap untuk menembak, dan Taehyung yang siap menyerang mereka semua, tiba-tiba suara teriakan mengalihkan perhatian mereka, yang ternyata itu adalah Karina.

"HENTIKAN! AKU MOHON HENTIKAN!"

"Karina? Bagaimana bisa kau?" Ayahnya terkejut melihat kedatangan Karina secara tiba-tiba.

Karina berlari kearah Yeonjun namun, ia sempat ditahan oleh beberapa anggota kepolisian. Karina tidak menyerah, ia berusaha untuk bisa menghampiri Yeonjun, sampai ia harus bertarung melawan polisi itu. Setelah Karina berhasil mengalahkan mereka, ia berlari kearah Yeonjun dan memeluknya.

"KARINA! Apa yang kau lakukan?" teriak sang ayah.

"Aku bilang hentikan!!" tangan Karina bergetar saat ia membuka kain yang menutup kepala Yeonjun dan memeluknya lagi.

"Dasar bodoh! Kenapa kau melakukannya?" tanya Yeonjun dengan tatapan sendu.

"Kau kira, kau bisa pergi begitu saja? Kau harus bertanggung jawab!"

"Hmpt! Apa maksudmu, Karina?"

"Kau harus bertanggung jawab atas bayi yang ada di perutku.." ucapnya yang masih memeluk Yeonjun, "Aku hamil.." Karina berbisik di telinga Yeonjun.

Tersenyum bahagia mendengarnya, "Benarkah?"

Dengan air mata yang bergelinang Karina menatap Yeonjun dan mengangguk padanya. Yeonjun menghembuskan nafas panjang, dan saling menempelkan kening mereka.

"Karina! Menjauh dari sana! Kau menghalangi pelaksanaan hukuman mati!" ayah Karina berteriak.

Karina melepaskan pelukannya dan menatap tajam ayahnya.

"Karina! Apa kau sedang melindungi tersangka?" teriak ayahnya.

"Kalau iya, Kenapa?" teriak Karina pada ayahnya.

"Karina! Tidakkah kau sadar jika itu merupakan tindak kejahatan?"

"Aku tidak peduli!"

Semua orang riuh membicarakan Karina.

Karina terdiam sejenak, dan kembali memeluk Yeonjun dengan pandangan yang masih mengarah pada ayahnya.

"Karina! Kau harus dihukum akibat perbuatanmu ini!"

"Silahkan saja!" sahut Karina tanpa rasa takut.

Jaksa Eksekutor berbicara sebentar dengan ayahnya Karina, dan mereka menyepakati sesuatu.
Jaksa Eksekutor berbicara pada Karina menggunakan microphone.
"Karina! Karena anda telah menggagalkan pelaksanaan hukuman mati dan melindungi seorang tersangka, maka saya nyatakan anda sebagai seorang pengkhianat! Dan anda pantas mendapatkan hukuman mati!"

Karina yang masih memeluk Yeonjun hanya terdiam mendengar apa yang diucapkan Jaksa Eksekutor.

Dan suara tembakan pun terdengar.

Intelijen VS Mafia || YEONJUN & KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang