Permintaan

195 31 5
                                    

***

"Sayang maafin ibu yaa, kalau ibu itu egois.... ibu yang rencanain acara pernikahan kamu di percepat."

Mendengar ibunya berkata demikian, Karina hanya bisa pasrah.

"Iya bu, gakpapa... Karina paham."

"Ibu percaya kalau Yeonjun itu bisa melindungi kamu nanti dan bisa menjadi suami yang baik buat kamu, Karina."

"Iya ibu, Karina percaya."

Karina hanya bisa pasrah karena ibunya mengidap kanker stadium 3 dan itu sudah mulai menyebar keseluruh tubuhnya, dan mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Karina memeluk ibunya dan menangis melihat keadaan ibunya yang sakit parah.

***

Karina merawat ibunya di rumah sakit dan tertidur di sana.
Saat Karina membuka matanya, ia melihat ibunya yang tertidur pulas efek dari obat bius yang di berikan Dokter.

Mata Karina berlinang air mata, ia tidak sanggup kehilangan ibunya dalam waktu dekat.
Ia mengingat-ingat saat ia kecil selalu bermain kejar-kejaran dengan ibunya, bermain petak umpet, dan lainnya.

Dan sekarang ibunya terbaring di rumah sakit.

"Tuhan, tolong sembuhkan ibuku, ia adalah malaikat ku, tolong jangan ambil dia," lirih Karina yang meneteskan air mata.

Karina menangis tanpa suara di pinggir ranjang ibunya yang sedang tertidur.

Di saat ia menangis dengan menggenggam tangan ibunya, seseorang memegang bahu Karina yang sontak membuatnya terkejut dan langsung melihat ke arah belakang, dan ternyata itu adalah Yeonjun.

Karina terkejut dengan kedatangan Yeonjun di rumah sakit.

"Kau? Kenapa bisa ada di sini? Bukannya kamu di luar negeri?" tanya Karina sambil mengusap air matanya.

Karina memalingkan mukanya sambil mengusap air matanya, karena ia tidak mau menunjukan kesedihannya kepada Yeonjun.

"Mmmhh.. aku memundurkan proyek yang aku buat, karena... ibumu yang meminta, dia ingin pernikahan kita di laksanakan lusa," jawab Yeonjun.

"Lusa?"

"Iya benar, kita lebih baik bicara di luar saja."

Yeonjun mengajak Karina keluar dari ruangan dan memerintahkan beberapa bodyguard nya berjaga.

Di taman dekat rumah sakit, Yeonjun mengajak Karina duduk di bangku dan mulai bicara serius.

"Dokter bilang, kanker di tubuh ibumu sudah menyebar, dan mungkin hanya bisa bertahan selama 2 minggu."

Karina merasa sesak nafas saat Yeonjun berkata demikian.

"Aku tahu, ini berat untukmu, tapi ibu yang meminta pernikahan ini dipercepat. Ini adalah permintaan terakhir ibumu," Yeonjun menjelaskan secara perlahan, lalu ia berjongkok di depan Karina.

"Karina, aku harap kamu bisa terima aku apa adanya, maukah kamu jadi istriku?"

Karina tak bisa menahan air matanya, ketika Yeonjun mengatakan jika ibunya tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Yeonjun mengusap air mata Karina dan memeluk lembut Karina, ia mengusap rambutnya yang panjang dan berusaha menenangkannya.

"Tapi aku tidak bisa berpisah dengan ibuku... hiks.. hikss.." Karina menangis sesegukan.

Intelijen VS Mafia || YEONJUN & KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang