nightmare 1

1.6K 106 16
                                    

Percakapan yang non Baku berarti masih di dunia nyata. Kalau sudah masuk ke Baku semua berarti sudah masuk ke latar dunia lain.





Pagi ini di ramai kan para siswa Siswi yang keluyuran, di karenakan jamkos masal hingga siang, banyak yang memilih nongkrong di kantin, main ke kelas sebelah, atau ke perpustakaan. Seperti ke delapan pemuda yang sudah sangat akrab, bahkan memiliki nama bagi gang nya Yaitu; ateez.

Di sini lah mereka berada; perpustakaan.

"Gi lo dapet buku yang bagus?" Tanya wooyoung yang dari tadi tidak menemukan buku yang menarik minat nya.

"Belum woo" wooyoung mengerucut Kan bibir nya, inilah mengapa dia malas ke perpustakaan apalagi di saat jamkos seperti ini, lebih baik nongkrong di kantin sambil nyemilin gorengan sambil godain ibu kantin kan.

Wooyoung menengok pada dua tertua di dalam grup nya; hongjoong dan seonghwa, mereka tengah khidmad membaca buku masing-masing dengan yunho yang tiduran di paha seonghwa. Yah mereka lesehan di lantai.

"Huh bosan" rengek wooyoung sambil mebghentakan kaki nya.

"Samperin San ajah sana woo, daripada ngrengek mulu gitu ganggu orang lagi baca" ah mulut si kang itu selalu saja begitu, untung sahabat. Wooyoung mendengus Sebelum beranjak pergi dari hadapan kang yeosang yang sedang mengerjakan tugas di temani si maknae jongho.

Huh kenapa tiba-tiba saja para member sangat rajin begini, biasa nya saja seperti berandalan sekolah.

Netra wooyoung menemukan seonggok daging bernama San, anak itu tengah membaca buku sambil berdiri segera lah wooyoung hampiri.

"Hai San, lagi Baca apa?" Tanya wooyoung sumringah, namun yang di Tanya tak kunjung menjawab, ia hanya diam lalu menutup buku nya.

Wooyoung mengerut heran, tak seperti biasa nya San begini, apalagi jika bersama nya San pasti akan langsung mengusak rambut nya; kebiasaan San ketika di dekat wooyoung dan hanya pada wooyoung.

"San ga papa?" Tanya wooyoung memastikan, mana tau kalau cowo itu sedang tidak enak badan atau apa.

Namun sekali lagi bukan jawaban yang wooyoung dapatkan, malah lemparan buku yang san berikan. Wooyoung rasa nya ingin mengumpat tapi tak jadi ketika San berlalu pergi begitu saja seakan tak berdosa.

"Dia kenapa si?! Huh anjing sakit" rengek wooyoung sambil mengelus dada nya yang tadi menjadi tempat mendarat nya buku tebal bersampul usang itu.

"Buku ape ni? Kok kek menarik gitu ya" wooyoung membuka buku itu, font tebal bertuliskan "nightmare" langsung terpampang jelas di atas kertas yang terlihat sudah menguning itu.

Wooyoung heran kenapa di perpustakaan buku seperti ini masih ada, secara kertas dan sampul buku sudah kelihatan usang dan kuno.

Tanpa pikir panjang wooyoung mulai membaca bait demi bait dari lembar ke dua yang ia balik, ia pun duduk di lantai.

Buku ini menceritakan kisah horor yang menarik, bahkan wooyoung rasa nya sangat antusias membaca nya, melupakan kejenuhan dan kekesalan barusan.

Tetapi sejauh membaca kenapa Mata nya terasa sangat berat layaknya di beri perekat, sesekali wooyoung menggelengkan kepala nya namun masih sama saja.

"Permisi, hari sudah sore perpustakaan akan kami tutup" wooyoung terkesiap kala suara penjaga perpus mengintrupsi, benar saja lembayung senja telah timbul di langit. Selama itukah wooyoung membaca?

"Ah baiklah, Aku ingin meminjam buku ini ka" ijin wooyoung pada si penjaga perpus yang memang masih muda.

"Ambil saja" kata nya acuh Sebelum pergi berlalu begitu saja, huh kenapa begitu? Apa tidak ada kartu pinjam nya?

Wooyoung mengedikan bahu acuh, lebih memilih keluar daripada memikirkan para orang-orang aneh hari ini.

"Yang lain kemana ya, kenapa aku di tinggal"

"Sekolahan jadi sepi sekali jika sudah sore begini" suara wooyoung menggema di lorong yang ia lalui, begitu sepi hingga derap langkah juga degub jantung nya sendiri bisa terdengar jelas sekali.

Wooyoung merutuki teman-temannya yang meninggal kan ia sendiri, kenapa mereka tega sekali?!

"Wooyoung!" Suara melengking itu mengejutkan sang empu nama, ternyata itu seonghwa.

" seonghwa hyung! kemana saja? Kenapa aku di tinggal di perpus sendirian?! Tega sekali" Seonghwa menumpukan kedua tangannya pada pundak sempit wooyoung sambil sesekali mengatur nafas nya yang tak beraturan.

"Kau harus ikut aku sekarang" seonghwa yang sudah sedikit tenang kembali berlarian sambil menggandeng tangan wooyoung yang diam tenggelam dalam pertanyaan di otak nya.

Seonghwa membawa wooyoung ke rooftop, di atas atap luas ini udara berhembus kencang hingga surai hitam legam kedua nya tersibak terterpa angin.

"hyung untuk apa kita ke sini?" Di rooftop tidak ada orang selain mereka, dan ini sudah sore ayolah nanti keburu gerbang di tutup penjaga.

"Shutt jangan banyak bicara hihi" seonghwa meletakan jari telunjuk nya di bibir wooyoung agar anak itu diam. Namun wooyoung justru heran, ekspresi seonghwa tidak seperti biasa nya yang keliatan kalem dan hangat, kali ini raut wajah nya kenapa seperti tengah bahagia tapi ada yang janggal.

"H-hyung?" Wooyoung mundur perlahan kala wajah seonghwa benar-benar membuat nya waspada, smirik itu? Tatapan itu? Dan benda mengkilat di tangan nya?

Seonghwa tertawa keras melihat wooyoung ketakutan, bukan tawa jahil tapi tawa ala pisikopat yang membuat pengang seketika.

"Kau harus mati wooyoung! Mati! Mati!" Seonghwa berlari ke arah wooyoung dengan tangan mengangkat tingi-tingi pisau di genggaman, wooyoung pun segera berlari menjauh.

Ketakutan terasa mencekik nya, rasa nya keterkejutan itu sungguh membuat nya lemas tapi wooyoung tidak mau mati konyol di tangan seonghwa.

Wooyoung terus berlari walau sesekali tersandung tali sepatu sendiri, diri nya tak habis pikir kenapa seonghwa mau membunuh nya begitu. dendam apa yang dia punya pada ku, apa karena dulu aku sering minta traktiran nya?

Ah bodoh sekali alasan begitu.

Wooyoung berbelok ke arah koridor kiri, pada pintu kayu ke empat yang ia lewati seseorang menarik nya masuk.

Bibir wooyoung di bekap agar tak bersuara, dan entah beruntung atau tidak orang itu adalah San, pemuda yang tadi pagi berperilaku aneh pada nya, mau meminta penjelasan tapi rasanya keadaan tidak memungkinkan.











A/n; kemaren lagi scroll² notes hp dan nemu draf cerita ini dan aku pun mutusin buat lanjut nulis...

Draf dari February baru dapet ide lagi di agustus Gilak ngelag nya lama bat otak ku.

Nightmare. woosan x ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang