Nightmare 6

679 60 40
                                    

Ke empat pemuda itu kini tengah berbaring namun tidak dengan yeosang, pemuda itu masih asik membaca buku dengan bantuan cahaya lilin yang semakin pendek termakan api.

"Hyung, beristirahat lah sebentar, Mata mu bisa sakit jika terus-terusan membaca" ujar jongho yang membuat yeosang mendengus lalu melepas kaca Mata yang sedari tadi bertengger di hidung nya.

Yeosang menutup buku bersampul hitam itu setelah menandai halaman yang terakhir ia Baca lalu merebahkan tubuh nya yang terasa pegal dengan paha jongho sebagai bantal.

"Malam ini tidak akan seperti biasa nya, walaupun kita tidur semalaman sekalipun, pagi tak akan datang"

Jongho merubah posisi menjadi duduk, menatap wajah tampan yeosang yang tengah menutup Mata.

"Lalu kapan ini akan berakhir hyung?" Mata yeosang kembali terbuka hingga pandangan mereka bersirobok tanpa ada yang mau memutuskannya.

"Di buku tertulis satu malam setara dengan dua hari di dunia normal, arti nya kita harus bertahan sekitar 26 jam lagi Dan kita hanya punya 25 jam untuk mencapai gerbang"

Tangan jongho terulur untuk membelai pipi pemuda kang.

"Kita pasti bisa keluar dengan selamat" yeosang tersenyum Sebelum mengambil tangan jongho, di kecupnya tangan berisi itu.

"Aku menyayangi mu"

Sementara itu San yang sedari tadi tak bisa terlelap hanya menyimak obrolan berbau romansa dari kedua temannya.

Dengusan keluar dari hidung San, tangannya terangkat untuk menggapai pipi wooyoung, membelai nya lembut Sebelum mendaratkan kecupan di pipi gembil itu.

"Tetaplah bertahan woo, demi Kita semua" setelah berucap demikian San mendekatkan diri pada wooyoung, mendekap tubuh yang lebih kecil dari nya pelan, mendaratkan satu kecupan di kening sang pemuda Sebelum menutup Mata untuk beristirahat sejenak.

Tak terasa telah dua jam berlalu, jongho membangunkan semua temannya, termasuk wooyoung yang kini terlihat lebih baik dari Sebelum nya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya hongjoong pertama kali setelah membuka Mata dan di hadiahi geplakan sayang dari wooyoung.

"Aduh kau ini, si usil sudah kembali huh?" Wooyoung mendengus, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hyung jam tidak bisa berfungsi di sini" yeosang menyahut, pemuda itu tengah mengemasi barang-barang penting milik nya.

"Menyebalkan sekali, Aku ingin pulang huhu rindu bunda" San mengusap kepala wooyoung. "Sabar ya sayang, kita pasti bisa pulang"

"Sayang-sayang kepala kau peyang!" Gerutu wooyoung yang mengundang tawa yang lain.

"Hyung ini katana mu, aku sudah membersihkannya dan melumuri nya dengan air suci"

"Wah terima kasih jongho"

Jongho mengangguk lucu membuat yeosang yang sedari tadi mengamati menarik sudut bibir nya.

"Kalian sudah siap? Kita akan memulai pertempuran kita lagi" yeosang berdiri, menggendong tas ransel nya lalu membenarkan letak kacamata yang melorot di hidung nya.

"Baiklah aku sudah siap" jongho menyahut, ia ikut berdiri di susul hongjoong Dan San namun wooyoung?

"Apa masih tak bisa di gerakan?" Yeosang berjongkok di depan wooyoung, pemuda yang lebih muda dari nya itu mengangguk sambil mengerucutkan bibir nya.

"Maaf merepotkan" cicit wooyoung.

Yeosang mengusak rambut wooyoung, ia mengeluarkan buku milik nya, mencari halaman yang ia Baca semalam dan membacakan doa sembari memegang kaki wooyoung yang cidera.

Nightmare. woosan x ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang