Nightmare 3

842 83 2
                                    

San menyandarkan tubuh nya pada dinding, nafas nya tak beraturan, begitu juga dengan hongjoong dan wooyoung.

Perlahan San merosot hingga terduduk di lantai bersama kedua temannya.

Saat ini mereka ada di ruang kelas untuk berlindung dan beristirahat sejenak, karena hanya ruang kelas seperti ini lah yang terlihat aman. Tidak di luar.

"Wooyoung?" Hongjoong memanggil wooyoung lembut, posisi anak itu di tengah mereka.

"Kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?"

Wooyoung hanya diam sambil memeluk lututnya.

"Hey..." San mengusap pelan surai wooyoung agar anak itu bergeming.

"A-aku baik, h-hanya sedikit...." wooyoung menunjukan luka menganga di kaki nya yang sepanjang jengkal. Rembesan darah masih mengalir buat San dan hongjoong meringis melihat nya.

"Biar aku obati" hongjoong mengeluarkan perban dan obat merah dari dalam kantung seragam nya, untung lah dia sempat mengambil beberapa obat dan perban saat di uks tadi.

"Hyung..." panggil wooyoung lirih yang di jawab deheman oleh hongjoong.

"Kenapa sekolah kita jadi begini?"

Hongjoong terdiam, ia kembali duduk di samping wooyoung setelah mengikat perban itu dengan benar.

"Entah lah, aku tidak ingat apa pun selain aku berada di uks sendirian dan keadaan sudah begini"

"Bagaimana dengan yang lain? Apa mereka di rumah?" Kini giliran San yang bertanya.

Hongjoong mendengus keras. "Aku tidak tau"

Ketiga nya diam untuk beberapa saat, memikirkan nasib mereka kedepannya. Sampai seruan hongjoong mengalihkan atensi kedua pemuda yang lebih muda.

"Aku menemukan catatan usang ini di uks, aku tidak begitu faham tapi ku rasa ini membantu" hongjoong menunjukan sobekan kertas itu, di sana tertulis; "jika start di mulai, maka akan ada garis finish nya"

"Ah aku ingat aku punya juga" san segera menunjukan kertas yang terlihat sama seperti milik hongjoong.

"Seperti hari yang berakhir ketika malam, begitu juga malam berakhir ketika pagi datang"

"Tunggu, apa ini artinya kita hanya punya waktu sampai pagi datang besok?" Seru hongjoong segera ketika menyatukan dua bait kata abstak itu.

"Jika ada yang memulai lalu... siapa yang memulai ini semua, dan kenapa?" Ketiga nya saling bertatapan.

"Wooyoung apa kau juga punya kertas seperti ini?"

"Emm aku tidak ingat, tapi...." wooyoung mengeluarkan buku usang yang ia ambil dari perpus Sebelum semua menjadi begini.

Wooyoung membuka buku itu; kosong.

Dahi wooyoung berkerut tanda heran, perasaan buku ini adalah buku cerita tapi sekarang sudah menjelma menjadi buku nota kosong biasa.

"Kenapa kosong?" Monolog wooyoung sendiri.

"Bagaimana?"

"Buku ini kosong San, percuma aku membawa nya" wooyoung melempar buku itu asal.

Netra hongjoong memicing melihat buku yang barusan wooyoung lempar, ia bangkit untuk memungutnya kembali.

"Lihat ini" hongjoong menempelkan kertas yang ia punya dengan lembar buku itu, warna nya sama dan saat milik San di tempelkan juga tiba-tiba saja kertas-kertas itu menyatu dengan buku.

"Woah luar biasa" kagum hongjoong.

"Err itu malah terlihat mengerikan" ucap San sambil bergidig ngeri.










A/n; rehat dulu bentar nanti lanjut lari² an ngehehe


Nightmare. woosan x ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang