Nightmare 8

560 64 19
                                    

Seonghwa menghempas tubuh wooyoung hingga menabrak rak buku di depannya.

"Uhuk uhuk" wooyoung terbatuk, dada nya terasa nyeri akibat menghantam permukaan rak buku itu.

Seonghwa menghampiri wooyoung, menarik rambut Legam wooyoung keras hingga anak itu berdiri.

"H-hyung sakit"

Plak

Wooyoung terjerembab ke lantai akibat tamparan seonghwa.

"Itu yang aku suka, aku suka Haha!" Seonghwa mengambil pisau lipat dari dalam kantung celana nya sembari mendekati wooyoung yang beringsut mundur.

Tangan seonghwa terangkat, membuat benda-benda di sekeliling nya terangkat dan terlempar ke arah wooyoung.

Wooyoung merasakan nyeri di sekujur tubuh nya, kebanyakan balok kayu yang menghantam nya.

Sekali lagi tangan seonghwa terangkat namun sekarang tubuh wooyoung yang terangkat.

Wooyoung merasakan sebuah cekikan di leher nya namun saat tangan nya meraba leher tak ada yang bisa ia gapai.

"H-hyungh"

Bukannya iba seonghwa malah kesenangan melihat wooyoung menderita.

"Memuakan! Kenapa kau memanggil ku hyung-hyung terus hah?!" Tangan seonghwa semakin kuat menggenggam membuat wajah wooyoung semakin merah.

"Aku bukan hyung mu! Dasar manusia idiot!" Lelehan darah mulai keluar dari sudut bibir wooyoung, kesadarannya mulai menipis, ia berfikir apa ini akhir hidup nya, apa kali Ini seonghwa atau siapa pun itu akan berhasil membunuh nya sekarang?

Tubuh wooyoung terhempas ke dinding. Wooyoung terbatuk, ia menghirup oksigen rakus membuat seonghwa tertawa keras.

Ini bukan seonghwa, wooyoung yakin itu hanya seseorang yang menyerupai hyung nya. Dengan perlahan wooyoung menggapai kunai yang jatuh berserakan dari tas pinggang nya.

Saat seonghwa membelakangi wooyoung, segera ia lempar kunai itu namun sayang nya kunai itu hanya mengambang di udara.

"Kau mau menyakiti hyung mu huh? Jahat sekali" wooyoung terbelalak saat melihat kunai itu justru berbalik arah dan mencancap di perut nya.

"Akh!"

Seonghwa yang semula berjarak beberapa langkah dari nya tiba-tiba sudah berada tepat di depan wooyoung seakan berteleportasi.

"Ku beritahu sesuatu..." tangan seonghwa menggenggam kunai yang masih menancap di perut wooyoung, menusukannya semakin dalam lagi.

"Argh! Hiks"

"Tubuh ini memang milik seonghwa, Aku hanya meminjamnya..." wooyoung menangis merasakan rasa sakit yang semakin menjadi dan Gila nya seonghwa menarik kunai itu begitu saja membuat darah mengalir deras mengotori seragam putih wooyoung.

"Jika kau melukai tubuh ini, itu sama saja kau melukai seonghwa Haha! Bukan melukai ku"

Sial, wooyoung harus bagai mana, ia tak mungkin melukai seonghwa, tapi jika tidak maka ia akan tiada.

Wooyoung berharap San atau siapa pun datang ke sini, wooyoung sangat berharap akan hal itu.

"K-kenapa kau ingin membunuh ku?" Tawa seonghwa mereda terganti dengan senyum lebar nya, tangannya mencengkram pipi wooyoung.

"Karena kau penghalang!"wooyoung tak mengerti apa yang di maksud seonghwa, sungguh.

Seonghwa menarik wooyoung paksa agar berdiri.

Helah nafas keluar dari hidung seonghwa, "aku bosan dengan mu..." sedetik kemudian seonghwa kini telah berada di belakang nya dengan pisau lipat yang terarah ke leher wooyoung.

Wooyoung bergidig ngeri saat merasakan dinginnya besi itu di permukaan kulit nya.

"Akan ku akhiri saja sampai di sini, jadi aku bisa membunuh yang lain hihihi" wooyoung memejamkan Mata nya, Dalam hati ia memanggil nama San berulang kali.

Byur

Wooyoung terjatuh begitu saja ke lantai sesaat setelah yeosang menyiramkan air suci ke arah nya dan seonghwa.

Seonghwa terlihat menggelinjang kesakitan dengan Geraman yang terdengar dalam dan sangat berbeda dengan suara seonghwa.

"Wooyoung!" San berlari menghampiri wooyoung dengan tertatih.

Sementara hongjoong membantu yeosang melepaskan makhluk yang menguasai tubuh seonghwa. Jongho memapah yunho dan mingi, kedua pemuda itu juga sama seperti seonghwa beruntung yeosang bisa segera menangani nya.

San menekan luka di perut wooyoung yang tak henti mengeluarkan darah.

"Aku mohon kau harus tetap bertahan woo" wooyoung menarik sudut bibir nya.

"Aku mohon, aku mohon" San mengecup tangan wooyoung, tak perduli dengan darah yang menutupi sebagian permukaan tangan mungil itu.

Bulir bening merosot menuruni pipi san kala melihat wooyoung yang sesekali meringis sambil menggenggam tangannya kuat.

"Hiks aku tak bisa hidup tanpa mu woo, aku sangat mencintai mu aku mohon jangan pergi" bulir bening merosot dari sudut Mata wooyoung hati nya merasa sangat amat senang, ia bahagia mendengar penuturan San yang menandakaan perasaannya yang tak bertepuk sebelah tangan.

Yeosang segera menghampiri wooyoung setelah selesai dengan seonghwa yang kini telah sadar sepenuh nya dan tengah menangis di dalam dekapan hongjoong.

Yeosang mengobrak abrik tas nya, mencari semua peralatan yang ia punya untuk menangani luka wooyoung.

"Gerbang sudah dekat woo, Kita akan segera bebas kau takan menyerah bukan?" Wooyoung mengangguk lemah, ia sedikit terkekeh melihat yeosang yang kuwalahan, tak seperti biasa nya yang tetap terlihat tenang.











A/n; wibu nya keliatan ya 😭 awokawok

Nightmare. woosan x ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang