Nightmare 2

1K 111 10
                                    

"Shutt jangan bersuara" bisik San tanpa suara.

Mereka berdua bersembunyi di bawah meja guru, di tempat sempit itu berdua sambil berdoa semoga seonghwa tak menemukan mereka.

"Wooyoung...." samar-samar suara seonghwa menggema, wooyoung ketakutan, tangannya menggenggam erat tangan San.

"Kemarilah sayang..." degub jantung wooyoung semakin membabi buta kala suara seonghwa terasa begitu dekat dengannya, bisa di simpulkan seonghwa masuk ke kelas ini.

"Wooyoungie..." akhir nya setelah sekian detik suara seonghwa kian memudar dari rungu.

"Seperti nya dia sudah pergi" bisik San pelan sambil menyembulkan kepala nya sedikit untuk mengintip keadaan.

Di rasa aman San menarik pelan wooyoung keluar. Anak itu masih bergetar ketakutan, San jadi tidak tega melihat nya.

"Hey..." San membawa wooyoung ke dalam rengkuhan hangat nya. "Jangan takut, ada aku di sini" wooyoung terisak di dada San, rasanya dia tidak percaya dengan kejadian barusan.

San mengusap kepala wooyoung bermaksud menenangkan nya.

"Hiks K-kenapa h-hwa hyung mau membunuh ku, hiks apa Salah ku San?"

"Itu .... bukan hwa hyung" wooyoung berhenti menangis, dia melonggarkan sedikit pelukan untuk melihat San.

"Maksud nya?"

"Percaya atau tidak, tapi itu bukan seonghwa hyung. Itu seonghwa hyung palsu woo" wooyoung menatap San tak percaya.

"Memang sulit di pahami, tapi ini fakta nya.... kita harus pergi dari sini secepat mungkin Sebelum para roh jahat semakin gencar mengincar jiwa kita"

Kepala wooyoung terasa pusing, otak nya tidak dapat memproses perkataan San dengan benar dan hanya menyebabkan tanda Tanya di mana-mana.

"Ah sudah lah berpikir nya nanti lagi saja, yang penting kita harus cari jalan keluar, ayo woo" San menarik lengan wooyoung, dengan pelan San membuka pintu, di rasa aman San menarik wooyoung maju.

Koridor gelap kini menjadi latar mereka. Wooyoung semakin mengeratkan diri nya pada San karena sungguh pemandangan di depannya ini sangat errr creepy. Mengapa pencayaan minim sekali!.

"Kita harus tetap waspada, mengerti?" Wooyoung mengangguk menjawab nya, buat San menarik sudut bibir lalu mengusak surai anak itu gemas.

"Anak pintar"

Mereka pun mulai melangkah maju, menyusuri koridor gelap itu dengan berbekal keberanian yang sebenarnya terpaksa. Biar bagaimana pun juga mereka tidak mau mati konyol di sini.

"Apa hanya kita berdua yang tersisa di sekolah San?" Wooyoung mendongak, menatap wajah pemuda Choi sambil berharap masih ada harapan, namun San justru menggeleng. "Aku tidak tau pasti....sedari tadi aku hanya sendiri, berlarian ke sana kemari mencari jalan keluar sampai akhir nya aku bertemu kamu"

Koridor telah usai, mereka kini berada di ujung dengan dua persimpangan yang membingungkan.

"Kita ambil mana?"

"Ku rasa kiri saja" saran san, namun baru hendak melangkah wooyoung melihat tangan-tangan hitam mencuat keluar dari dinding-dinding.

"Jangan, Kita ambil kanan" tarik wooyoung segera dan mereka mulai berlari.

Dukk

"Aduh"

Wooyoung jatuh terduduk karena kakinya tersandung sesuatu.

"Kau tak apa?" Tanya San khawatir, segera saja ia membantu wooyoung berdiri.

"Akh kaki ku sakit san" keluh wooyoung ketika ia berdiri, tetapi ada yang aneh. Kenapa tangan nya terasa lengket dan basah?

Tau akan keheranan wooyoung, San dengan initiative mengendus tangan wooyoung dan....

"Hoek ini darah"

"A-apa?" Darah siapa ini, dan kenapa ada darah di lantai.

Wooyoung merogoh saku celana nya dengan satu tangan yang bersih, untung lah masih ada. Wooyoung menyalakan senter kecil yang sebenar nya gantungan kunci.

"Yakk!!"

kedua nya terkejut bukan main ketika cahaya menyinari lantai, terlihat seorang ah bukan sebuah jasad yang sudah tercabik-cabik tergeletak hampir tak berbentuk.

"Hiks s-san" wooyoung terisak ketakutan, kala Jasad itu mulai bergerak.

San merebut senter itu dari tangan wooyoung dan mematikan nya.

"Ayo pergi, di sini tidak aman lagi"

Mereka berdua mulai berlari lagi, wooyoung mengabaikan sakit di kaki nya dan terus berlari.

"Haaa!" Wooyoung terkejut bukan main kala barang atau apa itu terjatuh tepat di depan nya untung lah San sigap menariknya jadi tidak menimpa wooyoung.

Bayangan hitam itu perlahan bangun, beri sinyal tanda waspada kepada dua manusia itu.

"Pelan-pelan, lalu kita berlari oke"

Wooyoung dan san mengendap-ngendap melewati makhluk itu dari samping nya. Tautan tangan kedua nya semakin erat, makhluk itu terlihat sangat mengerikan dengan nafas berat nyaris menggeram rendah.

"Satu, dua, tiga .... larii" kedua nya kembali berlari, tapi sial nya kejadian barusan berulang terjadi, mereka harus sigap mengelak agar terhindar dari para makhluk yang berjatuhan entah darimana itu.

"Akh!" Tautan tangan kedua nya terlepas, tubuh wooyoung di seret paksa dari san.

"Wooyoung!"

"Hiks San! Tolong!"

Srakk brakk

Nafas San terasa tercekat, melihat kepala makhluk aneh itu terpenggal di depan Mata nya.

"Hongjoong hyung!"

Iya itu hongjoong, memegang sebilah katana yang telah terlumuri darah.

"Kau tak apa woo? San?" Hongjoong membantu wooyoung berdiri tentu San ikut membantu. San Niat nya ingin bertanya kepada sang leader namun waktu nya belum tepat.

"Kita harus segera pergi dari sini"











A/n; jangan lupa warnain bintang nya kalau suka ehehe.

Nightmare. woosan x ateez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang