Sekarang, ke-dua puluh empat penghuni kosan udah ngumpul di ruang tengah, yang lain ada yang udah selesai beresin barang-barangnya, ada juga yang baru banget datang dan lagi beres-beres tapi udah disuruh kumpul di ruang tengah.
"Jadi, tadi Kak Dita kesini, minta kita buat bikin nama kosan baru. kalian ada ide nggak?" tanya Sungchan. Kenapa Sungchan yang ngomong? Gatau, dia inisiatif sendiri gitu.
"Emang sebelumnya namanya apa?" tanya Sumin.
"Satu Nusa," jawab Beomgyu yang udah kenal semua nama kosan di komplek ini.
"Kayak lagu nasional aja, Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa Kitaa~~" kata Yuri sambil nyanyi.
Winter malah langsung nepok-nepok bahu Yuri secara brutal. "Gimana kalo Satu Bangsa aja?"
"Satu Bangsa? Hhmm menarik."
Yang lain langsung setuju, Satu Bangsa itu simple dan unik, namanya juga nggak jauh dari nama kosan sebelumnya, orang-orang bakal lebih cepet inget nama kosan mereka.
"Boleh juga, tapi gimana sama yang blesteran?" tanya Guanlin.
"Emang siapa yang blesteran?"
"Chenle."
Chenle yang merasa namanya di sebut, protes. "Ah elah, gue juga masih orang Indonesia. Gue punya KTP malahan, mau liat?"
Chenle ngeluarin dompetnya terus ngambil Kartu tanda penduduk, tapi yang lain malah salfok ke Black card dua biji.
"Buset, itu kartu apa? Black card? Bisa beli mobil sport dong?" heboh Beomgyu.
Heeseung kemudian nyeletuk, "Lah sana Lamborghini Chenle sama Guanlin di parkir di depan?"
"SERIUS LO?!"
***
Tadi mereka udah kenalan satu-satu, termasuk para Sultan yang bikin heboh sekosan.
Malam hari, mereka kumpul lagi. Bukan buat bicarain nama kosan, kali ini buat nentuin makan malam.
"Kata Kakak gue, disini sistemnya makan bersama, alias kumpul uang buat beli beras sama bahan makanan lain gitu," kata Jaehyuk yang udah denger berbagai macam kisah di kosan ini dari dua kakaknya.
"Iya, gue denger semua kosan di komplek ini juga gitu," sambung Beomgyu.
"Jadi, siapa yang mau pegang uang belanja?"
Sieun nunjuk Sumin. "Sumin aja, mukanya galak tapi baik."
"Nggak ah, gue nggak pinter ngatur uang," tolak Sumin.
Ryujin berdehem. "Gini, yang jurusan akuntansi yang pegang uang."
"Gue Teknik Mesin."
"Lah gue kehutanan."
"Sastra Inggris, ogah pegang duit banyak."
"Aku fisika."
"Ilkom nyimak."
"Agroteknologi lebih cocok nanem sayur."
"Terus siapa donggg?" sahut Wonjin frustasi.
Heeseung angkat tangan.
"Elo mau pegang duitnya?" tanya Soojin. Heeseung geleng kepala.
"Bukan, Gue mau ngasih saran aja, duitnya di kumpul sama yang mau belanja bulanan. Maksud gue, nanti bakal di jadwalin siapa yang belanja bulanan, gantian gitu terus dia yang pegang uangnya sekalian beli semuanya. Jadi uang itu nggak bakal bertahan lama, langsung habisin jadi nggak perlu khawatir bakal ilang kemana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Bangsa
Fanfic01line🦋 "Serius deh, kosan kalian tuh isinya sultan semua apa gimana? Masa ada Lamborghini di halaman kosan?!"