Chapter 10

934 50 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen 👇👇

Happy reading~
















.
.
.
.
































****






Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam,  saat ini ruangan baby az sudah di penuhi keluarga besar daneen dan areeba. 

Tadi sore kakek, nenek,  opa sama oma sampai di kediaman ammar.  Mereka tidak langsung ke rumah sakit,  karena ammar menyuruh orang tua dan mertuanya untuk beristirahat terlebih dahulu di kediamannya. 

Setelah cukup lama beristirahat, mereka memutuskan pergi ke rumah sakit dengan kendaraan masing - masing.

Mereka membuka pintu ruangan yang dikhususkan untuk anggota keluarga jika ada yang sakit. Mereka membukanya dengan perlahan,  hal yang mereka lihat pertama kali adalah

Anak kecil yang sedang tidur dengan wajah pucatnya dan alat bantu pernafasan yang menghiasi wajahnya. 

Mereka yang melihat kondisi cucu perempuan satu - satunya langsung mendekat dengan mata yang berkaca - kaca. 

Opa dan kakek mendekat ke sisi kanan dan kiri ranjang diikuti istri masing - masing. 

Kemudian mengecup pelan ke dua tangan lemah sang cucu.

Opa harith ( ayah ammar)  bahkan meneteskan air matanya ketika bibirnya menyentuh tangan dingin cucu perempuan nya.  Begitupun dengan kakek fariz. 

Mereka melepas kecupannya dan beralih tempat untuk memberi kesempatan untuk istri masing - masing. 

Tidak jauh beda dengan para suami,  oma dan nenek mengecup tangan dan kening cucu perempuan kesayangan mereka,  sambil terisak pelan. 

Setelah mereka melepas kecupannya,  nenek ulfah mendekati anak perempuannya dan duduk di sebelah nya kemudian memeluk aulia erat. 

" mom hiks.. " panggil aulia sambil menangis.

" mom baby akan baik - baik aja kan? Hiks Aulia takut mom hiks.. " ucap aulia semakin mengeratkan pelukannya kepada sang ibu. 

Kakek fariz yang melihat anaknya semakin menangis di pelukan istrinya,  mendekat dan memeluk kedua wanita yang berarti dihidupnya.

" tentu saja sayang,  baby az bakal baik - baik saja.  Kamu jangan khawatir nak. " bukan nenek ulfah yang menjawab, tetapi kakek fariz yang menjawab pertanyaan anak perempuan satu - satunya itu.

Kakek fariz mengelus pelan surai anaknya,  dan kembali berbicara kata - kata penenang.  Agar anaknya bersabar dan tidak lemah melihat kondisi sang cucu. 

Melihat aulia yang ketiduran di pelukan sang istri, kakek fariz membawa tubuh aulia ke atas ranjang yang ada di ruangan.

Memang ruangan yang dikhususkan utuk keluarga sangat besar dibanding ruangan lain,  disini tersedia dapur mini,  4 ranjang besar,  sofa,  dan televisi yang menempel di dinding. 

***

Ketika ulfah mendekati aulia,  Nurul mendekati ammar dan memeluknya. Harith juga ikut mendekati putranya. 

" Kau ayah yang hebat son " ucap harith sambil memeluk putranya.

Ammar membalas pelukan dari orang tuanya, sembari memejamkan matanya. 

Banyak hal yang ammar khawatirkan selama baby az sakit.  Tapi semua itu terasa hilang ketika ammar memeluk papa dan mama nya. 

Ammar membuka matanya dan melihat aulia yang sedang digendong mertuanya menuju salah satu ranjang. 

" dimana cucu - cucu papa yang lain ? " tanya opa harith ketika melepaskan pelukanya. 

" mereka sudah tidur pah,  tadi keenan sempat menangis melihat kondisi baby az. Tapi lama kelamaan dia tertidur " ucap ammar. 

" beryl,  fariz sama daniyal juga sudah tidur, sebelum kalian datang.  " ucap ammar lagi. 

Opa Harith menganggukan kepalanya,  kemudian duduk di samping sang istri.  Ammar merebahkan kepalanya ke atas paha mama nya. 

Dengan refleks tangan nurul mengelus pelan rambut anaknya dan kening ammar yang mengkerut agar sang anak dapat tertidur nyenyak. 

Tak butuh lama untuk ammar tidur.  Harith memperbaiki posisi tidur sang anak dan menyelimuti badannya. 

Sedangkan oma nurul pergi ke ruangan yang dikhususkan menyimpan ranjang untuk melihat kondisi para cucu laki - laki yang sedang tidur. 

Malam ini yang menjaga baby az adalah opa Harith dan kakek fariz. Mereka yang meminta,  karena mereka tahu anak dan menantu nya pasti kekurangan tidur ketika melihat lingkaran hitam di sekitar mata keduanya. 

Aulia dan ammar pasti sering begadang untuk memastikan keadaan baby az selalu baik - baik saja. 

****

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 02.15 malam,  opa harith mendekati ranjang baby az untuk mengechek suhu tubuh sang cucu. 

Ketika opa harith menyentuh kening baby az, dia menghela nafas lega Karena suhu tubuh baby az sudah hampir normal. Walaupun masih ada sedikit panas.

Ketika opa harith akan beranjak dari tempatnya berdiri,  matanya yang tajam tidak sengaja menangkap jari tangan yang bergerak walau perlahan. 

Ketika opa harith melihat siapa pemilik jari tangan yang bergerak,  opa harith langsung menekan tombol darurat yang menempel di dinding. 

Tak lama..
.
.
.
.
.
.
.
.
.

****







Hii guys!! 

Gimana gimna gimana chapter kali ini?? 

Semoga kalian sukaa❤

Maaf kalo di chapter kali ini lebih dikit dari chapter yang lainnya. 

Semoga kalian enggak ninggalin baby az🐠🐠🐠 stay terus kaliannn.. 

Jangan lupa tinggalin jejakk 👇👇

Sama vote,  komen juga 👇👇👇

Bye - bye 👋👋







Salam hangat
tata•

#734 kata

Baby AzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang