Ini menjadi kali pertama Tayari mengikuti jelajah malam. Entah bagaimana tapi gadis itu antusias.
Sesuai kesepakatan, Tayari berjalan paling belakang dari regu. Gadis itu hanya mengawasi dan sesekali memperingatkan agar mereka tidak terlalu berisik. Kebetulan yang berjalan di depannya adalah Mikha. Di barisan paling depan ada Sandy yang membawa senter dan mencari rute. Tepat di belakangnya ada Akhina.
Tayari menarik napas panjang sekali dan menghembuskannya perlahan sebelum mereka berangkat. Gadis itu ingin sekali mengumpat kenapa harus ada Akhina di regu ini. Tahu begitu, dia minta pindah regu saja.
"Kalian jangan jalan bertiga!" tegur Tayari saat melihat Akhina menggandeng dua temannya di kanan dan kiri. "Jalurnya sempit kalau dilewati tiga sekaligus. Takutnya nanti salah injak."
Akhina menoleh ke belakang dan menatap tidak suka. "Lo kok ngatur-ngatur sih?"
Sabar, Tayari. Nanti kalau sudah pulang, mari celupkan wajah Akhina ke air comberan. Akhirnya Tayari hanya tersenyum, tidak mau menanggapi lebih jauh lagi.
Tugas regu ini adalah mencari sebuah benda berdasarkan petunjuk. Petunjuk tersebut berbunyi seperti ini,
Saya berada di barisan terdepan, mendapat sorak sorai dan membawa kemenangan. Saya melambai sepanjang hari tapi tidak pernah lelah. Saya ada ditempat tertinggi tapi tidak ada yang bisa kukatakan.
Mereka sudah melewati pos pertama. Seharusnya, lima menit lagi mereka sampai di pos dua.
"Aduh, aduh, aduh!" pekik Akhina bersama teman-temannya di depan sana. Entah mereka baru saja menginjak apa tapi mereka heboh sendiri.
Barisan regu menjadi terhenti saat Akhina dan dua temannya berhenti. Beberapa bergumam tidak suka, beberapa protes karena mereka harus berhenti, dan ngedumel.
"Lain kali, kalau dikasih tahu baik-baik itu didengerin, Na." Itu suara Sandy. Laki-laki itu juga sedikit kesal saat dia mendengar Akhina meremehkan teguran Tayari. Buktinya sekarang seperti ini jadinya.
Kaki Akhina tergores duri rumput liar karena mereka berjalan keluar jalur. Jika sudah begini, siapa yang mau disalahkan.
Mau tidak mau, Tayari berjalan maju untuk memeriksa. Senyum tipis terbit di wajah Tayari. "Duri rumputnya nggak beracun, nggak bikin lo lumpuh juga. Kalau emang nggak kuat jalan tunggu aja di sini," ujar Tayari. "Nanti gue panggilin tim kesehatan biar dijemput."
Anggota regu lainnya mengangguk setuju. Mereka tidak mau ditahan hanya karena goresan kecil yang bahkan tidak mengeluarkan darah.
"Ayo, Dy! Buruan selesai biar cepet istirahat," usul salah satu anggota regu.
"Bener! Kita juga belum mecahin maksud petunjuk ini," timpal lainnya.
Senyum Tayari semakin lebar. Sebelah alisnya terangkat ingin menantang Akhina. "Kalau iya, gue panggilin tim kesehatan," ujar Tayari lagi sembari mengeluarkan HT miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT SHOULD I CALL U(S)? ✓
RomansaTolong berhenti sejenak saat aku berlari agar kita sungguh-sungguh bertemu. ---- Special Story Diikutkan dalam event Author Got Talent 2022 Teenlit and Romance 2022 With Love, © Nyss