Part 25

3.2K 72 0
                                    

🦋

[Pergi meninggalkan Crish untuk selamanya?]

.

Jam satu malam Crish pulang. Entah dari mana saja pria itu pergi, setelah pertengkaran panjang dengan Maria.

Pria itu melihat sekeliling ruangan, merasa ada yang aneh dengan suasana yang tercipta.

"Sari! Lusi!" panggil nya sedikit berteriak, pria itu berjalan sempoyongan.

Yang di panggil datang tergopoh dengan mata yang setengah melek karena masih belum begitu sadar.

"Ya, tuan. Ada apa?"

Crish mencoba melihat mereka berdua, kemudian menggeleng.

"Ouh ... Aku kira ada maling. Tidak jadi, sana kembali istirahat lagi!"

Kemudian Crish kembali melangkah menaiki anak tangga. Pria itu sekali dua kali menggelengkan kepalanya. Ia merasakan sedikit pusing.

Masuk kedalam kamar dan menghidupkan lampu. Pria itu melihat kearah kasur yang masih terlihat rapi.

"Dimana Luna?" gumamnya, kemudian melangkah kekamar mandi untuk mengganti pakaian.

Ia menggeleng, dan berfikir mungkin saja Luna berada di kamar sebelah.

Pria itu belum sadar juga dengan perginya Luna. Ia menjatuhkan diri di atas kasur setelah membersihkan badan.

Rasanya tubuhnya lelah sekali, perasaan kecewa yang terus menerpa sejak pria itu kecil nyatanya belum bisa menyembuhkan luka yang begitu dalam terbuka.

Baginya, cinta dan kasih sayang itu hanya kebohongan semata. Ia bisa saja menerima orang baru sebagai teman atau pun kerabat. Tapi rasa percaya dan kenyamanan ... Pria itu sungguh menutup pintu hati, takut rasa trauma yang dialami tak kunjung sembuh.

Menyalakan AC dan menutup mata hingga terlelap. Mempersiapkan mental dan juga diri yang mungkin ... Besok akan menerima guncangan besar.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

"Sudah lah, Lun. Jangan menangis, itu bisa mempengaruhi kandungan mu. Apa lagi sebentar lagi kamu akan melahirkan."

Lufi, wanita dengan 2 anak itu berusaha menenangkan Luna yang terus tergugu dengan tangisnya.

Ini sudah jam satu malam dan mereka bertiga masih terjaga. Untunglah anak-anak Lufi sudah tertidur lelap.

"Ini ... Minum dulu, tenang kan pikiran mu. Jangan bodoh, dan berfikir pria seperti si brengsek itu bisa berubah."

Alga datang dari arah dapur, meletakkan secangkir teh untuk Luna.

Pria itu tersenyum licik di balik rasa sok perduli nya. Sekarang ia punya tameng, yang bisa menghancurkan orang-orang kaparat seperti Crish dan juga Maria.

Lufi meraih cangkir itu, mengarah kan pada Luna.

"Di minum, Lun. Jika sedang kesal jangan lampiaskan pada kandungan mu, ia tidak bermasalah!"

Lufi kesal melihat Luna, tidak mau itu dan ini. Masalah nya ini sudah malam, dan anak-anak nya mungkin saja terbangun.

"Ini! Mas Alga udah buatin teh, di minum lah, Lun!"

Wanita itu kembali memerintah, dan tak mau dibantah. Bagaimana pun semua ini demi kebaikan Luna.

Setelah minum barulah wanita itu bisa sedikit tenang. Ia menghapus sisa jejak air matanya.

"Apa gunanya kamu menangis seperti ini? Kamu sudah sah menjadi istrinya, kan?" tanya alga, pria itu ingin menguji sampai mana wanita itu bertahan.

Luna menggeleng, ia rasanya sudah tidak sanggup lagi menahan sakit ini. Tujuh bulan bukan lah waktu yang singkat untuk memperbaiki diri. Tapi Crish, pria itu memang sudah tidak bisa lagi di selamat kan.

Budak Nafsu Tuan Muda 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang